*MEMGAGUNGKAN HARI & MALAM NISFU SYA’BAN (PERTENGAHAN BULAN SYA’BAN) DENGAN IBADAH TERTENTU, ADAKAH DALILNYA ?*
_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh...._
Tentang masalah tersebut di atas, sejauh yang kami ketahui, *dalil-dalil yang dijadikan sandaran amalan pada hari dan malam Nishfu Sya’ban, baik dengan BERPUASA di siang harinya, dan SHOLAT LAIL secara khusus di malam harinya, tidak ada satupun yang shohih dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam*, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama tentang kedudukan hadits-hadits yang menerangkan tentang hal tersebut.
Sehingga, melakukan amalan-amalan tersebut di atas adalah perkara yang *MAKRUH (dibenci dalam agama Islam ini)*.
Demikianlah seperti yang dinyatakan oleh *Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah* rohimahulloh dalam *Iqtidho’ Shirothil Mustaqim* (2/632).
*Al-Murakfury* rohimahulloh juga berkata :
_“Aku tidak mendapati hadits yang Marfu’ lagi Shohih tentang (anjuran) berpuasa sunnah (secara khusus) pada hari pertengahan bulan Sya’ban.”_ ( *Tuhfatul Ahwadzi*, 3/368)
Adapun hadits yang menyatakan :
" إذا كانت ليلة النصف من شعبان ، فقوموا ليلها وصوموا نهارها " رواه ابن ماجه (1388) والبيهقي في الشعب (3922)وابن الجوزي في العلل المتناهية 2/562 وقال : حديث لا يصح
_“Apabila (orang-orang/kaum Muslimin) berada pada pertengahan bulan Sya’ban, maka hendaknya mereka sholat pada malam harinya dan mereka berpuasa pada siang harinya.”_
(HR *Ibnu Majah* no. 1388, *Al-Baihaqy* dalam *Syu’abul Iman* no. 3922, dan *Ibnul Jauzi* dalam *Al-‘Ilal Al-Mutanahiyyah* (2/562), dan beliau berkata : _Hadits ini tidak shohih !_)
*Al-Bushiri* rohimahulloh berkata :
_“Di dalam sanad hadits ini terdapat Ibnu Abi Sabroh, namanya adalah Abu Bakr bin Abdillah bin Muhammad bin Abi Sabroh. Tentang rowi ini, Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan : “Dia telah memalsukan hadits (yakni telah banyak membuat hadits-hadits palsu) !”_ ( *Mishbaahu Az-Zujaajah* no. 491)
*Al-Mubarokfury* rohimahulloh berkata :
_“Hadits ini Dho’if Jiddan (sangat lemah) !”_ ( *Tuhfatul Ahwadzi*, 3/368)
Para ulama yang lainnya, semua juga menyatakan hal yang sama tentang dalil-dalil yang menjelaskan amalan khusus pada siang hari atau malam Nisfu sya’ban tersebut !
*Al-Imam Abu Syamah* rohimahulloh berkata :
_“Al-Hafidz Abul Khoththob bin Dihyah berkata dalam kitabnya *Maa Jaa-a Fii Syahri Sya’ban* : “Ahli Al-Jarh wa At-Ta’dil berkata : “Tidak ada keutamaan pada malam Nishfu Sya’ban yang dijelaskan berdasarkan hadits yang shohih…”_ ( *Al-Baa’its*, hal.33)
*Al-Imam Ibnu Rojab* rohimahulloh berkata :
_“Sholat pada malam Nishfu Sya’ban tidak ada dalilnya, baik dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam maupun para shahabat rodhiyallohu ‘anhum. Akan tetapi itu hanya merupakan tradisi peninggalan sebagian tabi’in dan fuqoha’ penduduk Syam.”_ ( *Latho’iful Ma’arif,* hal. 145)
*As-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz* rohimahulloh juga menegaskan :
_“Yang menjelaskan tentang keutamaan/kemuliaan malam Nishfu Sya’ban hanyalah hadits-hadits dho’if, yang tidak boleh dijadikan sandaran atasnya. Adapun hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan sholat di dalamnya adalah hadits-hadits maudhu’, seperti yang diingatkan oleh mayoritas ahli ilmu/ulama.”_ ( *At-Tahdzir minal Bida’,* hal. 11)
Beliau rohimahulloh juga berkata :
_“Semua riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan sholat pada malam Nisfu Sya’ban (Pertengahan bulan Sya’ban), semuanya itu adalah Maudhu’ (palsu) !”_ ( *Majmu’ Al-Fatawa Syaikh Ibnu Baaz*, 1/186)
Beliau rohimahulloh juga pernah berkata :
_“Mengadakan perayaan pada malam Nisfu Sya’ban dengan menunaikan sholat atau yang lainnya, dan mengkhususkan siang hari itu dengan berpuasa sunnah, adalah Bid’ah yang munkar menurut kebanyakan para ulama. (Karena) hal itu tidak ada asalnya dari syari’at yang suci/bersih ini. Bahkan perkara ini adalah termasuk perkara yang baru (yang diada-adakan) di dalam agama Islam ini, setelah berlalunya zaman para Sahabat Nabi rodhiyallohu anhum ajma’in.”_ ( *Majmu’ Al-Fatawa Syaikh Ibnu Baaz*, 1/191)
*Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin* rohimahullah
hulloh juga menegaskan :_“Yang benar, bahwa berpuasa pada Nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) atau mengkhususkannya dengan membaca al-Qur’an, atau berdzikir dan lainnya, (semuanya ini) tidak ada asalnya. Sehingga hari Nisfu Sya’ban itu seperti pada hari-hari yang lainnya pada pertengahan bulan di bulan-bulan lainnya (tidak ada keistimewaannya secara khusus, sebagaimana anggapan sebagian orang, edt.) !”_ ( *Majmu’ Al-Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin*, hal. 20-23)
Beliau rohimahulloh juga pernah menyatakan :
_“Mengkhususkan dengan berpuasa pada hari Nisfu Sya’ban, bukanlah merupakan Sunnah (tuntunan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam). Kalau hal itu bukanlah Sunnah, berarti dia itu adalah Bid’ah ! Karena puasa itu adalah ibadah. Bila tidak tsabit (yakni tidak pasti dan tidak shohih) disyari’atkannya hal tersebut, maka hal itu adalah Bid’ah !”_ ( *Majmu’ Al-Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin*, hal. 20-26)
Demikianlah, masih banyak penjelasan para ulama tentang masalah ini. Semoga sebagian perkataan para ulama di atas, sudah mencukupi.
Insya Alloh pada pembahasan berikutnya, akan kami sebutkan sebagian hadits-hadits yang masyhur (yang terkenal dan tersebar di masyarakat), tetapi dho’if (lemah) bahkan maudhu’ (palsu).
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk semuanya…..barokallohu fiikum….
*Surabaya*, Ahad pagi yg sejuk, 11 Sya'ban 1441 H / 5 April 2020 M
✍ Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby*
🔆🔅🔆🔅🔆🔅🔆🔅
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Di jalan Allah
SpiritualRingkasan ini saya salin berdasarkan kajian yang saya ikuti BUAT TEMAN TEMAN YANG MAU SAMA SAMA BELAJAR ILMU AGAMA KUYY BACAA ISI NYA ISI NYA UMUM KUY CARI CARII RESUMM MAU RIQUES BISA DM