_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh...._Di pertengahan bulan Sya'ban atau yg dikenal sebagai *Nisfu Sya'ban,* banyak diantara saudara kita yg melakukan ibadah Sholat Malam (Lail) yg diberi nama *Sholat Alfiyah.*
Tetapi banyak pula diantara saudara kita kaum Muslimin yang penasaran dan bertanya :
_“Apa yang dimaksud dengan *Sholat Alfiyah* itu ?_
_Adakah dalil-dalil shohih yang meriwayatkannya ?_
_Terus, bagaimana hukum mengamalkan sholat tersebut ?_
Berikut ini akan kami sampaikan penjelasan yang ringkasnya saja tentang hal itu :
Ketahuilah, sholat ini dinamai dengan *Sholat Alfiyah* (yang artinya seribu), karena di dalam sholat ini dibaca surat Al-Ikhlas sebanyak seribu kali.
Rinciannya : *sholatnya dilakukan sebanyak seratus roka’at,* setiap roka’at dibaca Al-Fatihah, lalu dilanjutkan membaca Surat Al-Ikhlas sepuluh kali, dan setiap dua roka’at kemudian salam.
Demikian itulah yang dinamakan Sholat Alfiyah, seperti yang digambarkan dan yang tersebut dalam kitab *IHYA’ ULUMUDDIN* (1/203) yang pupuler, karya *Al-Imam Al-Ghozali* _rohimahulloh wa ghoffarohulloh_ (semoga Alloh merohmati beliau dan mengampuni kesalahan-kesalahan beliau) dengan pendapatnya yang salah dan keliru tersebut.
*Al-Imam Ibnul Jauzi* rohimahulloh juga menyebutkan tentang sifat sholat ini dan pahala yang akan diperoleh apabila seseorang melakukannya, dalam kitab beliau *Al-Maudhu’aat* (2/127-130), tetapi kemudian beliau berkata :
_“Ini adalah hadits-hadits yang tidak diragukan lagi sebagai *hadits maudhu’ (palsu),* dan kebanyakan para perowinya melalui tiga jalan yang semuanya majhul (tidak dikenal), ada yang sangat dho’if, sehingga hadits ini mustahil (untuk diamalkan).”_
(lihat pula *Al-‘Aali Al-Mashnu’ah* (2/57-60) karya Al-Imam As-Suyuthi, dan *Al-Qowaaid Al-Majmu’ah* (hal. 51) karya Imam As-Syaukani rohimahulloh)
Dan orang yang pertama kali membuat kebid’ahan ini adalah *Ibnu Abi Hamro’,* pada tahun 448 H.
Dahulu, dia adalah orang yang sangat bagus bacaan Al-Qur’annya. Dia membuat bid’ah amalan sholat ini ketika dia mengimami sholat di *Masjid Al-Aqsho* di Palestina pada malam Nisfu Sya’ban.
Kemudian ada orang yang ikut sholat di belakangnya, sehingga menjadi banyak, dan dilakukanlah sholat ini secara berjama’ah.
Selanjutnya, pada tahun berikutnya, semakin banyak orang-orang yang ikut sholat di belakangnya. Sehingga, semakin tersebarlah secara meluas amalan ini, dan terus menerus diamalkan, sehingga dianggap menjadi perkara agama, padahal bukan !
(lihat : *Al-Hawadits wal Bida’* (hal. 132), *Al-Baa’its ‘ala Inkaril Bida’* (hal. 124) dan yang lainnya)
*Al-Imam Ibnul Qoyyim* rohimahulloh juga pernah berkata :
_“Sholat ini telah diada-adakan (dibuat-buat) setelah 400 tahun (yakni setelah empat abad dari masa Rosululloh dan para sahabat beliau), dan tumbuh berkembang di Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsho), kemudian dipalsukanlah hadits-hadits tentang amalan sholat ini (yakni dibuatlah hadits-hadits palsu, untuk menjelaskan keutamaan dan tata cara amalan sholat ini, edt.).”_
( *Al-Manarul Munif* (hal. 98), karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh)
*Al-Imam Abu Syamah* rohimahulloh juga berkata :
_“Pada orang-orang awam (yakni kebanyakan orang-orang yang tidak berilmu agama yang mendalam), terdapat fitnah yang sangat besar..... (lalu beliau menyebutkan salah satunya adalah amalan bid’ah Sholat Alfiyah ini, edt.)._
_Syaithon telah menghias-hiasi amalan ini (sehingga nampak baik dan bagus), dan menjadikan amalan ini sebagai sesuatu yang (seolah-olah) berasal dari syi’ar-syi’arnya kaum Muslimin !”_
( *Al-Baa’its ‘ala Inkaril Bida’*, hal. 124)
Oleh karena itu, hukum mengamalkan sholat Alfiyah pada malam Nishfu Sya’ban ini adalah *BID’AH,* yakni _membuat-buat atau mengada-adakan perkara baru dalam agama, yang tidak disyari’atkan oleh Alloh Ta’ala dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dilakukan oleh para Khulafa’ur Rosyidin, dan tidak pernah dianjurkan oleh para imam-imam kaum muslimin yang utama._
Apalagi, sandaran amalan ini hanyal
ah *riwayat-riwayat yang dipalsukan atas nama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.*(lihat *Majmu’ Al-Fatawa* (23/131-134) dan *Iqtidho’ As-Shirotil Mustaqim* (2/628) keduanya karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh, *As-Sunan wal Mudtada’aat* (hal. 148-149) karya Syaikh Muhammad Ahmad Abdis Salam, *Al-Ibda’ fii Madhohiril Ibtida’* (hal. 286-288) karya Syaikh Ali Mahfudz, *At-Tahdzir minal Bida’* (hal.1611) karya Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz rohimahulloh, dan lain-lain)
_Wallohu a’lamu bis showab._
Semoga penjelasan yg ringkas ini menyadarkan kita semua, *betapa banyaknya amalan-amalan yg diada-adakan atas nama agama Islam ini, tetapi ternyata bukan berasal dari syari'at Islam,* bahkan didasarkan atas riwayat-riwayat yg didustakan atas nama Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.....
Dan semoga pula risalah yg ringkas ini bermanfaat untuk kita semuanya, barokallohu fiikum....
*Surabaya*, Selasa pagi yg sejuk, 13 Sya'ban 1441 H / 7 April 2020 M
✍ Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby*
🔅🔆🔅🔆🔆🔆🔆🔆
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Di jalan Allah
EspiritualRingkasan ini saya salin berdasarkan kajian yang saya ikuti BUAT TEMAN TEMAN YANG MAU SAMA SAMA BELAJAR ILMU AGAMA KUYY BACAA ISI NYA ISI NYA UMUM KUY CARI CARII RESUMM MAU RIQUES BISA DM