Kini cakrawala tak lagi berada diatas kepala.
Awan membuta merayu sepiku untuk bercanda tawa.
Aku bersua sapah pada sunyi membayang dibalik diri.
Terasa sepi diriku di keramaian sore hari di pantai ini.
Melambai bayang dibalik riuhnya nyanyian perih.Aku mulai lelah dengan kesendirian.
Aku ingin berlari kepantai lalu berteriak riuh pada senja.
Menanti ditepian pantai yang begitu sunyi.
Sunyi ini mencekik diri pada relung hati yang terlukai.
Berlari, menanti dan bersua sapah pada sunyi.Tuan,
Apa kabar mu, baik-baik saja kah dirimu saat ini.
Berada dimanakah dirimu tuan, kuinginkan kamu disini.
Bisa kah kau hadir sejenak menyapaku dalam kesunyian.
Bersua kata padaku yang merindukan hadirmu tuan.
Atau menyapa lewat angin yang sedang membelai wajahTuan,
Kini harapku hanya satu pada senja yang akan datang.
Kau rangkul aku dari belakang meski itu sebuah bayang.
Dan bolehkan aku minta satu hal kepada dirimu tuan.
Kau jaga hatimu pada jarak dan waktu yang begitu jauh.
Meski jarak menghalang pandangan diriku takkan beranjak.Walau jarak mengusik kesendirian dirimu tetap kutunggu.
Pada bait-bait kata aku bersua aksara, becerita tentang rindu yang bergelora inginkan temu, meski aku tau akan semu pada akhirnya, setidaknya aku tak begitu sakit tanpamu, namun tak pernah putus do'aku menantimuPalembang, 22 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Yang Aku Rindu
General FictionSebuah cerita tentang dua insan manusia yang diuji oleh Hijrah, dan kisah jarak jauh. Komplik hati dan raga tertuang dalam sebuah sajak. Nantikan cerita rumitnya hidup akan sebuah cinta.