[Jeon Jungkook as Reygan Pratama]
*sahabat sd-smp Langit
*adik kembar dari Elvaro–
Sulit ditebak namun mudah dirasa setiap saat. Perihal Hati dan Jiwa.
–
Sudah beberapa tahun selepas kepergian Reygan, namun tetap saja Langit tak bisa melupakan. Bukan artian melupakan sepenuhnya, tapi melupakan 'kejadian' yang tak seharusnya dia ingat.
Dengan langkah kaki pelan dia berusaha meraih tas berwana abu itu dan segera menuju sekolah. Baginya setidaknya kehidupannya yang monoton ini masih ada, ia tak boleh banyak mengeluh.
"Bundaaa Langit berangkat dulu! Langit makan di sekolahan aja!" Teriaknya sambil berlari.
"Iya nak hati-hati!"
***
"Pah, Al nya ada?"
"Wih tumben Ngit, pagi banget ke sini biasanya masih molor,"
"Kayaknya Papah salah sasaran deh, Langit sekarang anak rajin jadinya harus berangkat pagi deh kalau sekolah terus...
"Udah ya Pah, kita berangkat dulu. Emang rada-rada Langit sekarang. Mulutnya remnya blong jadi gini nerocos terus. Assalamualaikum"
Setelah Al sukses membekap mulut Langit, dia menarik Langit untuk mengikutinya ke garasi rumahnya.
"Sumpah kurang ajar banget jadi orang, main motong omongan gue." Ucapnya sambil melipat tangan di depan dada.
Bukannya merasa bersalah, Al malah membungkuk menahan gelak tawa.
"Apa anjir yang lucu, dasar gila!"
"Bentar-bentar itu lo kan ga tinggi-tinggi banget gacocok pake sok keren ngelipet tangan di dada gitu, ck."
"Haish bodo lah, ayok buru anterin gue ke TPU yang udah gue sharelok semalem."
"Sumpah idup lo SOK misterius."
"Muka gue nampak peduli?"
Cukup menguras waktu apabila mereka mulai memperdebatkan hal-hal kecil. Seperti tadi, butuh waktu hampir 10 menit penuh mereka memperdebatkan hal yang dirasa tidak perlu. Tapi bukan Al dan Langit namanya apabila sehari saja tak berdebat sengit.
*FLASHBACK*
Kemarin malam sekitar pukul 23.20 Al sedang asik berkutat dengan gitarnya tiba-tiba saja ada suara semacam ketukan dari kaca balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionR13+ "Jikalau langit benci matahari maka tidak akan ada yang namanya pagi." Hubungan cinta yang menurutku sendiri tak wajar. Kadang terlihat begitu semu walau nyata, ada yang rela menahan perih dan letih. Ada pula yang bersembunyi dibalik topeng ta...