Karena kecanggungan tidak pernah ada di antara dua orang yang tidak ada apa-apanya. So maybe there lis something between us.
__________
Mentari siang ini terasa sangat menyengat kulit. Ditengah lapangan siswa ekstra pencak silat sedang berlatih. Semuanya memperhatikan arahan dari Kak Gerald selaku pelatih ekstra tersebut.
"Pukulan satu! Tendangan dua!"
Seorang gadis remaja berkuncir satu terlihat serius sekali dalam memperhatikan arahan pelatihnya itu. Di sebelahnya, seorang remaja pria tak mau kalah serius dengannya. Al dan Langit walaupun masih duduk dibangku pertama sekolah SMA, mereka sudah bisa disebut sebagai pesilat tinggat tinggi diantara siswa lainnya. Bisa dilihat dari tingkat sabuk mereka, 'sabuk coklat' sabuk tingkat ke-5 dari 6 tingkat sabuk dalam pencak silat. Bisa dikatakan senior lah mereka kalau dalam hal seperti ini.
Jadi kejadian dulu ketika Langit memelintir tangan Elvaro itu contoh dari kemahiran Langit dalam ilmu bela dirinya itu. Mulanya dulu dia hanya coba-coba mengikuti ekstra kurikuler ini karena ikut-ikutan temannya. Tapi lama-kelamaan dia mulai tertarik dengan hal berbau bela diri, dengan alasan untuk menjaga dirinya dari tindak kejahatan atau untuk menolong orang lain.
Walau kelihatan dari luar Langit adalah gadis yang ceroboh, pemalas, hobi tidur, dia memiliki keunikan tersembunyi dalam sifatnya itu yakni mahir ilmu bela diri. Dia pemalas tapi selalu rajin membaca novel tebal(?) masih menjadi misteri kenapa dia seperti itu.
"Baik latihan sampai disini dulu, kalian bisa pulang sekarang. Besok dipertemuan minggu yang akan datang latihan diundur menjadi jam 4 sore bukan jam 3 sore, kalian paham?"
"Iya kak!" jawab semuanya serentak
……………
Al dan Langit berjalan beriringan menuju arah parkiran, tanpa disangka ada seorang laki-laki tak asing tengah menegang sebotol air mineral ditangannya."Ehh hai Ngit, lo pasti capek kan nih minum mumpung dingin" kata Elvaro menyerahkan sebotol air mineral
Langit mengambil air mineral itu, "Lhoh Kak El kok masih disini? Gak pulang kak? Ini kan udah jam 5 sore"
"Itu tadi kebetulan gue ada kerkom di sekolah yaa jadi pulang telat deh." alibi Elvaro
Padahal dia memang sengaja menunggu, lebih tepatnya sambil memperhatikan Langit mengikuti ekstra tadi.
Al yang geram melihat pemandangan yang setengah membakar hatinya itu langsung meraih paksa air mineral dari genggaman tangan Langit lalu meminumnya tergesa-gesa.
Dia tersedak, "uhukk.. Uhukk... Uhukk,"Langit memutar bola matanya malas lalu menepuk-nepuk punggung Al berharap pria itu lebih baikan. "Makanya jadi orang jangan asal ngambil seenaknya barang orang lain! Kena batunya, mmps!"
"Gue haus makanya gue asal nyerobot punya lo, lagi pula bukan lo kan yang beli? Yaudah bagi dikit napa, nanti kalau gue mati kehausan gue teror lu!"
"Weeheheee santai mas nya! Kaga usah ngeelpiji! Lu mati? Gue panggil EXO buat konser di rumah gue! Wkwkwkwk"
"Dasar ya lu Leri! Nesu aku ambi kuwe!"
Terjemahan : "Dasar ya lu Leri! Ngambek gue sama lo!"
Mereka berdua tertawa terbahak, seolah-olah hanya ada mereka berdua disana. Elvaro berdeham agar mereka segera sadar kalau ada orang lain juga ada disana selain mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Novela JuvenilR13+ "Jikalau langit benci matahari maka tidak akan ada yang namanya pagi." Hubungan cinta yang menurutku sendiri tak wajar. Kadang terlihat begitu semu walau nyata, ada yang rela menahan perih dan letih. Ada pula yang bersembunyi dibalik topeng ta...