- 22. Hanya -

297 18 3
                                    

semoga.
kita tidak terlalu banyak semoga.

_______

"Ngit?"

"Langit Kykandrya?"

"Langit?"

Langit mulai geram, siapa juga yang menganggunya lagi. Dia mengangkat kepalanya ke sumber suara.

"Anying bacot lo!"

Matanya membulat sempurna saat menyadari orang yang baru saja dia umpati.

"Kak Rian, maaf Kak gue kira temen gue. Sekali lagi maaf,"

"Haha, gapapa kali Ngit selow aja sama gue." Tawa renyah Rian.

"Oh iya, btw kenapa Kak sampe nyamperin gue?"

"Gue mau minta tolong, besok waktu berangkat sekolah tolong ambil sekalian banner di rumah Rena, bisa gak Ngit?"

"Oalah masalah gampang itu mah Kak, besok gue ambil di rumah Kak Rena."

"Makasih Ngit, gue cabut dulu masih ada yang belum beres soalnya di aula utama."

"Yoi Kak,"

Rian berjalan menjauh dari sana, Langit merasa ada yang janggal. Tapi dia tidak tau apa. Lupakan. Masa bodo palingan gak penting. Begitu kira-kira isi pikiran Langit.

"Siapa tuh Ngit? Kok gue kayak gak asing ya," tanya Shilla.

"Siapa?" Jawab Langit bingung.

"Itu tadi yang abis lo umpatin?"

"JADI KALIAN DARI TADI CUMA NONTONIN GUE DARI JAUH DOANG GADA NIAT BANTU JELASIN?"

Sontak seisi kantin sekarang menoleh ke Langit dan lainnya. Cheryl hanya sanggup menepuk jidat dan sedikit menunduk, akibat mulut toa Langit.

Tanpa pikir panjang Kania menarik Langit paksa untuk berdiri dan menyeret bak kambing kurban. Langit hanya pasrah, baru kali ini dia tidak protes. Dia sadar ucapan spontannya tadi membuat mereka menjadi perhatian seisi kantin.

[ di kelas ]

"Duduk dulu sini, gausa banyak omong." Kania mendudukkan Langit.

"Iya iya maap dah, gabakal tau juga orang gak kenal semua."

"Lo kalo mau terkenal gegara konyol jangan ajak-ajak deh Ngit, gue cukup gini aja." Balas Andra.

"Oh iya lo belum jawab tadi pertanyaan gue!"

"Orang yang tadi? Itu Kak Rian, ketos tahun kemarin."

"Pantes aja kayak pernah liat, ternyata mantan ketos tahun kemarin." Shilla hanya mengangguk-angguk paham.

"Anjir kalian baru tau Kak Rian?!"

"Iyalah, orang papasan aja hampir gapernah palingan satu dua kali. Kayak lo udah tau dari lama aja Kan." Sungut Thalia pada Kania.

"Eh itu..iyalah gue tau dari masuk sekolah emangnya tau dari jaman kapan lagi hei!"

"Hmm kayak ada yang disembunyiin, curiga gue lama-lama sama lo Kan." Tatap Shilla dengan jeli.

"Anjir risih lu ngeliatin gue dari atas sampe bawah, macem pedofil."

"Eh buset btw Thalia ngegas, nanti malem hujan lebat gais." Celetuk Cheryl.

"Eh iya, wah siap-siap payung nih wkwk."

"Terserah." Balas cuek Thalia.

"Mau tanya dong gais,"

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang