Note!
Baca pake tema putih, saya saranin biar seolah nanti part chattannya nyaman dilihat.Yang patah harus segera tumbuh, yang hilang harus segera berganti. Kamu untuk diri kamu.
––––
Tepat tengah malam sudah terlewat sekitar 20 menit lalu, tapi Langit masih terbangun. Bukan masalah insom atau semacamnya melainkan karena frustasi dan geram menjadi satu.
Besok pagi sekali dia harus mengambil banner untuk acara anniv sma di Rena, kakak kelasnya. Tapi boro-boro Langit mengambil, alamat saja hanya setengah. Bagaimana bisa sampai di sekolah tepat waktu kalau harus memutari satu komplek perumahan yang luas.
"Haish bomat lah! Ini mereka punya hp gak ada fungsinya banget anjir."
Langit melempar benda pipih itu sembarangan ke kasurnya. Perasaannya saat ini sangat campur aduk antara frustasi dan geram. Setidaknya dia sudah berusaha mencari alamat lengkap Rena, walau hasilnya nihil.
Tiba-tiba handphonenya bergetar, memunculkan sebuah notifikasi pesan singkat. Buru-buru Langit meraihnya dan menekan notifikasi itu.
Kak Elvaro
Sorry baru gue bales Ngit, besok gue jemput aja
00.23Gak perlu, kasih tau aja blok berapa rumah Kak Rena
00.23Pokoknya besok pagi gue jemput, gak nerima penolakan online
00.24Bosen idup lo Kak?
00.24
Udah gak usah protes, lagian Kak Rian juga ngebolehin katanya biar gampang.
00.24/read
"Dikira Kak Rian bapak gue apa gimana woi, yakali minta ijin sama Kak Rian. Pasti dibodohin nih sampe setuju-setuju aja sama saran gilanya Kak El. Haish bodo mo tidur aja!"
Langit mengacak rambutnya, tak habis pikir dengan Elvaro. Dia manusia atau apa sebenarnya hingga sangat menyebalkan.
***
Langit membuka pintu kelasnya, keadaan kelas masih sepi dan gelap. Buru-buru dia menuju saklar lampu dan menekannya.
"ALLAHU AKBAR, SETAN!"
Teriaknya akibat terkejut. Bayangkan saja ketika lampu menyala, dirimu tiba-tiba menangkap sosok lelaki mengenakan tudung hoodienya menatap tajam ke arahmu. Cukup menakutkan dan mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionR13+ "Jikalau langit benci matahari maka tidak akan ada yang namanya pagi." Hubungan cinta yang menurutku sendiri tak wajar. Kadang terlihat begitu semu walau nyata, ada yang rela menahan perih dan letih. Ada pula yang bersembunyi dibalik topeng ta...