Duaa Beelaas

28 9 4
                                    

Syalalalalaaa .2

.
.
.

4 hari setelah kejadian itu, Jipey sama sekali tidak pernah menyapa Jakos sedikitpun. Walau sekedar hanya  mengingatkan sarapan dan makan malam, Jipey benar benar mendiaminya.

Keduanya hanya akan bertemu saat tidak sengaja makan bersama dimeja makan dan saat nonton televisi.

Saat makan, hanya ada bunyi decitan sendok, garpu dan piring. Sedangkan saat menonton, keduanya akan duduk disofa yang berbeda.

Setiap kali Jakos ingin mengajak Jipey bicara, gadis itu sering memotong kata katanya bahkan menjauh hingga telak membuat Jakos putus asa.

Selama 4 hari, lelaki itu merutuki perbuatannya. Terkadang ia sendiri menangis. Tidak hanya dikamar, bahkan Jipey juga kadang melihatnya. Tapi bedanya, ia sama sekali tidak akan peduli.

Bahkan Jipey sering keluar, ntah itu bersama Gatra, Gavin, Algaf dan tentu teman pria nya yang lain. Sedangkan Jakos? Ingin melarang, hanya saja ya.. Pasti kalian tau kan?

Sama halnya seperti sekarang. Lelaki itu melihat Jipey keluar dari kamarnya dengan pakaian yang  bagus.

Mata keduanya bahkan sekarang bertemu. Namun setelahnya, gadis itu memutuskan kontak matanya duluan.

2 menit. Ya, butuh 2 menit untuk berjalan dari sana ke luar.

"Kemana lagi? Lu udah sering banget keluar malem" tanya Jakos khawatir.

"Urusan lu?"

"Seenggaknya gua ga pernah tuh ngelakuin hal bejat walau tau gua bad girl" sambung gadis itu.

Seketika Jakos bungkam. Ucapan yang dilontarkan Jipey selalu saja tepat pada sasaran yang membuatnya akan terdiam.

Gadis itu akan terus terusan mengungkit masalahnya.

Jakos menunduk saat melihat Jipey sudah keluar dari rumah.

Syukur, adiknya itu tidak pernah sesekali memberitahu masalahnya ke orang tuanya.

.
.
.

Jam 3 pagi. Jakos masih setia duduk disofa sambil menunggu adiknya kembali.

Selepas 6 menit kemudian, dia mendengar suara pintu yang terbuka.

Reflek lelaki itu terkejut saat melihat Jipey yang mabuk tengah berdiri sambil menyandarkan tubuhnya dipintu rumah.

Jakos hendak ingin membantu adiknya berjalan, tetapi tangannya ditebas saat itu juga.

"Gua bisa jalan sendiri, gosah sok kek pahlawan mau bantu gua jalan sialan" Suara berat Jipey terdengar jelas ditelinganya.

Setelah itu, ia hanya bisa melihat gadisnya berjalan menuju kamarnya.

Jakos tidak kembali kekamar. Ia lebih memilih duduk disofa.

"Gua mau mati rasanya.." lirihnya.

Beberapa saat setelah duduk diam. Ia haus, jadi lelaki itu bangkit dan menuju dapur untuk mengambil air.

'h-hiks..'

Jakos mengernyit. Mencoba untuk diam agar bisa mendengar suara itu.

'hiks.. b-bunda h-hiks'

Ya, itu adiknya.

Saat Jakos meraih gagang pintu kamar milik Jipey, ia sempat berfikir. Tapi bodohnya, ia mengurungkan niatnya untuk kesana.

Membiarkan adiknya menangis dalam diam, sedangkan ia? Hanya bisa menatap pintu kamar itu sambil tersenyum miris.

"Dia benci lu kos"
Jakos menunduk dan menjauh dari sana.

Sedangkan Jipey? Ya, tetap menangis dan memanggil Jakos dengan suara kecilnya..

Keduanya sama sama egois.

Jipey dan Jakos sama sama tidak memikirkan perasaan satu dan lainnya hingga membuat keduanya saling tersakiti.

Jadi, akankah keduanya kembali berbaikan? Entahlah.


Tbc

Maafkan..

JJ Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang