Maaf jarang up ya:(
.
.
.Semuanya berjalan seperti biasa, ya. Jipey yang tiba tiba menjadi pendiam dan Jakos yang berusaha agar bisa berbicara kembali dengan adiknya.
"P-pey jan diamin gua mulu" lirih Jakos yang saat ini duduk dihadapan gadis yang tengah memainkan ponselnya.
"Gua gabisa maafin lu kos, udahlah"
Niatnya ingin menendang, hanya saja terlalu kasian hm."Lu mau apa kalau gitu?"
Jipey sontak memandangi Jakos sambil menaikkan alisnya."Ga tau"
"Yaudah, gausah marahan lagi" cibirnya.
'sebenarnya gua ga marah sama lu anjir, kesel aja' batin Jipey
"Ga tau dah, minggat lu"
Gadis itu kembali fokus pada ponselnya, Jakos menghela nafas.Kasian.
Jipey orangnya ga enakan juga, sama kayak Jakos. Cuma mau apa lagi? Orang dia duluan yang mulai. Tapi..
"Yaudah"
Jipey menarik tangan Jakos. Jadi, otomatis lelaki itu terduduk disebelahnya."Ga mau marahan, cape" Gadis itu seenaknya menyandarkan kepalanya dibahu Jakos, ya walau Jakos sendiri tidak keberatan akan hal itu.
"Yakin?"
"Gamau?"
"Mau"
"Yaudah" Jipey mengedikkan bahunya acuh setelah itu.
"Kos"
"Hm?" Jakos berdehem sementara. Jipey pun menatap langit langit rumah besarnya.
"Gua sayang Algaf"
Jakos terkekeh pelan, lebih tepatnya tidak ingin terlihat seperti sakit hati. Huh."Terus?"
"Gua mau kasih tau" Jipey mengangkat kepalanya, menatap Jakos yang juga tengah berbalik menatapnya lalu ia menunduk.
"Sora hamil bukan anak lu" Gadis itu tersenyum tipis. Menghela nafas pelan sebelum melanjutkan kata katanya.
"Dia, hamil anak Algaf"
Jakos terdiam, mencerna perkataan yang keluar dari mulut Jipey."Maksud lu? Haha, lucu karangan lu pey. Ga mungkin, gimana bisa pacar lu hamilin pacar gua? Padahal emang jelas jelas gua main sama Sora" jelasnya.
"Lu yakin itu anak lu? Lu mau tanggung jawab?"
"Ya ga gitu. Maksudnya apa si gua ga ngerti" Jakos mengerutkan dahinya, bingung sekali. Jipey mengarang cerita?
"Gua juga bingung, jadi hari itu gua belanja.." Gadis itu menunduk, mengusap pipinya dengan tangannya sendiri.
Menangis?
"Anjir" Jakos menggoyang goyangkan kaki milik Jipey, sang empu pun mendongak. Tersenyum dengan mata sembabnya.
"T-terus gua liat Algaf bareng Sora.."
Jakos terdiam agar bisa memahami apa yang ingin dikatakan Jipey.
"G-gua liat ada kondom dikantong belanjaannya.."
"Padahal Algaf bilang sibuk, jadi ga punya banyak waktu buat gua"
"T-tapi ngapain dia gitu? Dia ga sayang gua lagi?"
Jipey mati matian menahan tangisnya.
"Udah udah" Jakos menarik gadis itu kepelukannya. Tangis yang tadi ditahan akhirnya keluar dengan deras. Baju dibagian bahu milik Jakos basah, tapi ia tidak peduli.
Wth? Takdir mempermainkan mereka berdua begitu?
Eh, sepertinya hanya Jipey.
Bukan kah Jakos harusnya senang karena ia tidak mencintai Sora melainkan adiknya ini? Ah, entahlah..
.
."Jipey! Jipey!!"
Oh ayolah, kenapa harus sekarang-
"Aku menghubungimu terus menerus, kau kenapa?" Algaf memegang lengan milik kekasihnya.
"Lepaskan" Jipey tidak menatap wajah Algaf saat ini. Muak.
"Bisa kau jelaskan dulu? Kau kenapa ku tanya" wajah Algaf memerah karena tersulut emosi.
"Oke ku jelaskan!" Jipey menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman milik pria disampingnya ini.
"Jadi hari itu kau bilang jika kau 'sibuk' lalu saat 10 menit kemudian aku pergi ke supermarket, membeli perlengkapan dan kau! Kau tengah bersama gadis lain dan parahnya lagi menyimpan 'pengaman' dikantong plastik belanjaan yang transparan? Kau gila?!" bentak Jipey, matanya berkaca kaca lagi saat ini.
"Oh sial!" Algaf mengusap wajahnya kasar. Gadisnya sudah salah paham.
"Jadi karena itu kau tidak mengangkat telfonku? Kau bahkan tidak bertanya sama sekali? Aku bisa saja menjelask—"
"Hubungan kita selesai" Jipey menekan akhir kata yang dia ucapkan. Menatap datar wajah Algaf yang saat ini terlihat sangat terkejut.
"A-apa maksudmu baby?" nada bicaranya berubah, lembut sekali.
"Aku bilang kita selesai! Kau tidak dengar?!"
Berbeda dengan nada bicara milik Jipey yang terus meninggi."Kau tidak bisa seenaknya memutuskan hubungan ini Jipey! Kau sangat tidak masuk akal! Aku jauh jauh datang dari luar negeri hanya untuk bertemu denganmu" Algaf ikut meninggikan suaranya. Sangat kesal dengan sifat Jipey yang kekanak kanakan.
"Jalan keluarnya adalah kembali saja. Aku tidak membutuhkanmu"
Oh ya tuhan, ingin sekali Algaf menampar wajah milik kekasihnya. Hanya saja ia tau, itu tidak akan membuatnya lebih baik.
"Oke kujelaskan"
Jipey terdiam.
"Jadi aku singgah ke rumah sepupuku dan itu sangat dekat dengan supermarket disini"
"Saat aku kesana dan melihat lihat snack yang ada, aku tidak sengaja menabrak gadis yang ada disebelahku"
"Aku meminta maaf tentu saja. Setelah meminta maaf aku menemaninya berbelanja karena merasa tidak enak"
"Setelah itu, dia mengucapkan terima kasih dan pergi" jelasnya.
Jipey mengerutkan dahinya.
'jadi gua salah paham..?'
Algaf memeluk tubuh Jipey erat. Hey, dia sangat sayang dengan kekasihnya.
"J-jadi aku—"
"Sstt, tidak apa apa" Algaf mengecup pucuk rambut milik Jipey.
Oh astaga.
"Huaa maafkan aku!" pekik Jipey tiba tiba lalu membalas pelukan Algaf.
"Hubungan kita masih lanjut kan by?"
"Iyaaa!"
Tanpa disadari, ada sepasang mata yang melihatnya dari atas.
"Oh mengharukan sekali, licik. Dia nipu gua ceritanya? Biar apa? Biar ntar gua yang disalahin? Cih bangsat"
Tbc
Apa ntar kebalik ?

KAMU SEDANG MEMBACA
JJ Twins!
Ficción GeneralHanya sepasang saudara tiri yang saling mencintai, membuat kisah bersama teman-temannya dan disini ceritanya. ©️13/03/20. [Alurnya random dan sangat tidak jelas] [Penggunaan bahasa banyak yang tidak baku dan kata kasar] [#111 - roleplayer]