1

1.5K 174 456
                                    

RM terbangun di lantai ruang latihan mereka, "He? Apa itu barusan? Mimpi?" gumamnya sambil memijat pelipisnya yang terasa perih.

Ia melihat sekeliling. Sepi. Tak seperti biasanya. "Ah jam berapa sekarang? Di mana ponselku? Apa tertinggal di Dorm lagi?"

RM berjalan gontai, keluar dari ruangan itu dan turun ke lantai satu gedung Bighit. Ia semakin bingung karena gedung Bighit yang biasanya ramai, saat itu sangat sepi. Hanya ada beberapa Staf yang berlalu-lalang dengan wajah cemas. Ia bertanya pada salah satu Staf tapi tak dihiraukan.

"Kenapa dengan orang-orang ini?" Merasa kesal karena diabaikan, RM keluar dari gedung Bighit dan menuju halte Bus.

Di halte Bus ternyata juga sepi. Ia tak sengaja menangkap pantulan dirinya di dinding kaca halte, lantas teringat sesuatu.

Ah ... aku lupa membawa masker.

***





Cha Eunha, seorang kurir makanan yang sebelumnya mendapat cuti kerja, kini terburu-buru menuju halte Bus hendak ke Restoran tempat ia bekerja karena Bosnya menelpon dan memintanya tetap bekerja hari ini.

"Bisa-bisanya cecunguk itu menyuruhku bekerja di hari cutiku! Baru saja aku akan menikmatinya dengan tidur seharian! Haahh ... sial menyebalkan ...."

Baru saja Eunha sampai di halte, Bosnya menelepon lagi. "Aish ... si sialan ini lagi." Dengan malas Eunha menerima panggilannya.

"Eghem ... yeoboseyo? Nee ada apa Junghwan-nim? Aku sedang di halte," ucapnya dengan nada manis.

"Ya terserah. Cepat saja kemari. Restoran benar-benar ramai sekarang."

"Nee~ aku akan cepat--" Tiba-tiba panggilan teleponnya ditutup. Seketika ekspresi kesal tergambar jelas di wajah mungil itu.

"... Nee nee! Aku akan cepat! Sabarlah sedikit sialan!" geramnya sambil menghentakkan kaki.

RM yang sejak tadi memperhatikannya hanya tertawa kecil melihat perubahan nada bicara dan ekspresi Eunha sebelum dan sesudah menelpon. Seperti Tae, pikirnya.

Eunha yang tadinya sibuk dengan kekesalannya baru sadar bahwa pria di sampingnya menertawainya. Menyadari itu ia langsung memasang sikap normal.

"A ... annyeong? Kau sejak tadi di sini?" tanyanya tanpa melihat RM. Ia pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Nee sebelum kau datang," jawab RM.

Eunha menunduk malu. "Ah begitu .... Jadi kau melihat semuanya ya?"

RM mengernyitkan dahinya terlihat seperti berpikir. "Mwo? Ah maksudmu saat kau ditelepon seseorang dan menerimanya dengan manis lalu setelah teleponnya ditutup--"

"Oke kau sudah lihat dan dengar semuanya," sela Eunha.

"Mianhae. Aku tak bermaksud."

"Gwaenchana."

"...."

"...."

RM bingung mengapa gadis ini bersikap biasa saja melihat dirinya yang saat ini tanpa masker. Bukan apa-apa, tapi siapa yang tak mengenal RM? Seorang Idol, Leader dari Bangtan Sonyeondan. Mustahil jika orang tak mengenalnya, kecuali jika orang itu tak peduli KPop dan bukan orang Korea Selatan.

"Kau ... tak mengenalku?" tanya RM memecah keheningan.

"Mwo? Kau?" jawab Eunha dengan ekspresi tak percaya. Memangnya dia siapa? Aktor? Pemerintah? Batin Eunha.

Ghost7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang