4

1.1K 132 190
                                    

Eunha mondar mandir di depan ruangan Bang PD Nim. Ia tak tahu harus bagaimana sekarang. Sudah satu jam tapi RM belum juga kembali.

"Ah Aku benci menunggu. Apa aku pulang saja?" ia berpikir lagi. "Ah tapi bagaimana saat aku pulang, dia kemari dan mencariku?"

Eunha tiba-tiba teringat idenya soal mencari alamat Rumah Sakit dengan melihat berita. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat berita di Naver.

"Oke dapat!" Eunha menemukan alamatnya dan bergegas pergi.

Selama di perjalanan Eunha terus memikirkan RM. Bukan pikiran yang baik. Karena ia sedang memikirkan cara untuk menghukum RM karena telah meninggalkannya sendirian di sana.

Sekitar 15 menit Eunha sampai di Rumah Sakit itu. Terlihat banyak wartawan dan para fans mengerubungi bagian Lobi.

Eunha takjub melihat keramaian ini. Memang Rumah Sakit itu adalah fasilitas umum tapi harusnya tak seramai ini. "Wah ... ini Rumah Sakit atau konser?"

Eunha masuk dengan perjuangan yang lumayan besar karena harus berdesakan dengan para wartawan dan harus berbohong bahwa ia hendak menjenguk saudaranya di sana pada Staf administrasi.

"Kau akan membayar semua ini Kim Namjoon!" seru Eunha setelah diperbolehkan masuk. Sebelum itu Eunha diperingatkan untuk tak mendekati ruangan Bangtan dirawat.

Eunha duduk di kursi pengunjung. Ia letih sekali. Tadi rambutnya juga sempat ditarik salah satu fans karena Eunha yang terus menerobos. Syukurnya ada petugas keamanan yang membantu.

Tiba-tiba RM lewat di depan Eunha dengan wajah murung.

"Oh? Ya! kemana saja kau? Pabo! Aku terus mencari dan menunggumu di sana. Kenapa kau meninggalkanku? Menyebalkan!" maki Eunha. Ia masih merasa tak puas dan ingin melanjutkan tapi diurungkannya setelah sadar bahwa wajah RM murung sekali.

Eunha menarik RM untuk duduk di kursi. RM mengikutinya. "Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Eunha. RM masih menunduk. Ia diam membisu.

Eunha menghela napas berat. Jika begini RM tak akan memberitahunya. "Ayo kita pulang dulu."


Apartemen Eunha

"Hah ... akhirnya aku akan menemui kekasih tercintaku ... kasurku~" Eunha menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia lelah sekali.

RM berdiri di pintu kamar Eunha yang masih terbuka setengah. Ia masih murung. Lama-lama Eunha melihatnya seperti anak kecil. Imut tapi kasihan karena terus murung.

"Ya. kemarilah," panggil Eunha dan menyuruh RM duduk di sampingnya. RM mengikutinya namun tetap diam.

Eunha menatapnya lama, "Kau lelah?" tanya Eunha. RM yang tadinya menunduk seketika menatap Eunha. Ia mengingat Suga yang selalu mengatakan itu jika dirinya atau member lain terlihat murung ataupun lelah.

Mata RM berkaca-kaca. Ia benar-benar merindukan anak-anak Bangtan. Ia juga lelah dengan semua ini. Kenapa bisa terjadi? Apa salahnya? Apa salah Bangtan?

Eunha yang melihat itu merasa tak tega. Ia memeluk RM layaknya seperti seorang Ibu yang menenangkan anaknya. "Gwaenchana ... lelah itu hal yang wajar."

Bahu Eunha terasa panas. Sepertinya RM tak bisa lagi menahan tangis. Eunha mengusap pelan punggung RM untuk menenangkannya.

Setelah itu mereka istirahat dan Eunha berencana membahas ini besok.

***





"Nah Joon-ssi! Ceritakan padaku apa yang terjadi kemarin," seru Eunha setelah mereka selesai sarapan.

RM memalingkan wajahnya. Ia malah teringat kejadian kemarin saat ia menangis di bahu Eunha. Itu sangat memalukan.

Eunha yang sudah tak sabaran menggebrak meja makan dan membuyarkan lamunan RM, "Ah nee! Itu. Em maksudku kemarin ...." RM berhenti karena merasa lucu melihat wajah Eunha yang terlalu serius mendengarkannya.

"Cepat katakan!" bentak Eunha. Ia sudah cukup menahan rasa penasaran sepanjang malam kemarin.

"Nee. Sebelumnya mianhae ... kemarin saat aku mencari informasi, Bang PD-nim masuk ke ruangannya dan menelepon seseorang. Ia terlihat terkejut saat sedang menelepon dan langsung pergi lagi dengan tergesa-gesa. Kupikir itu hal yang serius jadi aku mengikutinya." RM berhenti dan menyesap tehnya. Itu membuat Eunha kesal. Tapi sebelum Eunha mengatakan sesuatu, RM langsung melanjutkan penjelasannya.

"Ternyata Bang PD-nim pergi ke Rumah Sakit itu. Ia masuk ke ruangan dimana kami dirawat. Omong-omong ternyata ruangan kami VVIP. Daebak! Lalu di sana sudah ada Dokter yang sepertinya menunggu Bang PD-nim datang. Dokter itu membawa Bang PD-nim ke ruangannya dan mengatakan ...." ucapan RM terhenti lagi. Kali ini ia seperti ragu mengatakannya tapi daripada Eunha terus menagih penjelasannya jadi ia lanjutkan.

"Dan mengatakan kaki kiri Jimin patah. Sangat parah dan kemungkinan ia bisa lumpuh, kalaupun sembuh itu membutuhkan waktu yang lama. Lalu ... mereka semua terkena gegar otak ringan," RM menunduk. Wajahnya kembali murung.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Eunha hati-hati.

RM menatap Eunha. Ia tersenyum kecut. "Aku juga didiagnosa gegar otak tapi lebih parah dari yang lain. Tulang rusukku hampir patah tapi sudah tak apa sekarang. Ah pantas saja terkadang aku merasa nyeri di bagian ini."

Eunha terkejut. Kenapa RM seperti tak masalah setelah tahu dirinya terkena luka parah, sementara setelah tahu member lain terluka ... ia begitu sedih.

"Kau selalu memikirkan orang lain terlebih dulu seperti ini ya?" tanya Eunha. RM menatapnya heran.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku yang seharusnya heran. Kenapa kau seperti biasa saja setelah tahu kau terluka tapi setelah tahu temanmu terluka, kau sampai seperti itu. Bahkan kau menangis sesenggukan semalam." menurut Eunha itu hal yang keren. Orang yang memikirkan orang lain terlebih dahulu itu pasti punya hati yang tulus.

RM tertawa kecil. "Mereka bukan hanya temanku tapi mereka juga adalah keluargaku. Masalah mereka adalah masalahku. Aku tak selalu memikirkan masalah mereka dulu tapi jika tahu mereka ada masalah tentu aku juga merasakan kesulitannya."

Eunha terdiam. Sepertinya ia mengerti perasaan RM, "Keluarga ya ... artinya juga menjadi saudara kan?" tanyanya lagi. RM mengangguk.

Eunha teringat kakaknya. Dulu kakaknya rela berkelahi habis-habisan saat dirinya di bully.

"Ah kau mengingatkanku pada Eonnieku."

"Eonniemu?"

"Nee. Tapi sekarang aku tak tahu dia dimana. Dia menghilang saat aku masih kecil."

"Ah ...."

"Gwaenchana. Itu sudah sangat lama."

"Um semoga kalian segera bertemu."

".... Nee. Semoga."

***



Note :
- naver : web populer di Korea Selatan. Bisa dikatakan adalah googlenya orang Korsel.
- pabo : bodoh
- daebak : luar biasa
- eonnie : sama seperti eonni hanya saja terkesan lebih dekat dan manja.

Ghost7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang