Eunha mengantar pesanan pelanggan terakhir. Ia sampai di Apartemen pelanggan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Awalnya pelanggan itu menerimanya dengan baik dan langsung membawa pesanannya ke dalam. Tapi saat Eunha sudah diluar gedung Apartemen, pelanggan itu mengejarnya dan marah-marah mengatakan bahwa makanan pesanannya sudah dingin dan basi.
Tentu Eunha tidak terima bahkan saat ia memberikannya tadi, makanan itu masih terasa hangat dari luar kotak. Ia juga yakin makanan itu tak basi karena ia melihat sendiri proses pembuatannya di Restoran. Makanan itu bahkan belum 10 menit diantarnya. Jadi mustahil kalau itu basi. Apalagi makanan itu adalah kentang goreng yang tidak akan basi secepat itu.
"Pokoknya aku tak mau tahu! Kau harus ganti rugi 3 kali lipat atau aku akan melaporkannya pada Bosmu!" Protes pelanggan itu dengan membentak eunha.
Eunha terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, "Kau mencoba menipuku? Lakukan saja. Kau pikir aku takut?" ucapnya lalu pergi.
Pelanggan itu tersenyum licik. Ia terlihat mengeluarkan ponsel dari saku hoodienya dan menelpon seseorang.
"Aku kembali~ Apa ada pesanan lagi?" tanya Eunha pada kasir yang biasanya memberinya tugas jika ada pesanan delivery.
"Ani. Kau bisa pulang. Ah tapi sebelum itu kau dipanggil Junghwan-nim. Temuilah dia dulu," jawab kasir itu. Eunha mengangguk dan pergi ke ruangan Junghwan.
"Annyeong Junghwan-nim. Kau memanggilku? Wae?" tanya Eunha.
Entah apa salahnya tapi Junghwan menatapnya sinis, "Kau yang mengantar pesanan di daerah Hana street?"
"Nee. Wae?" jawab Eunha.
"Kau dipecat," ucap Junghwan tanpa aba-aba.
Eunha terkejut, "Mwo?! Tapi kenapa? Apa kesalahanku?" tanya Eunha. Dadanya mulai sesak.
Junghwan hanya menatapnya tanpa ekspresi, "Yang memesan adalah pacarku dan dia bilang pesanan yang kau antar sudah dingin dan basi. Aku tak peduli alasanmu. Intinya kau dipecat,"
Junghwan mengeluarkan sebuah amplop, "Ini gajimu bulan ini, tak ada bonus karena kau membuat kesalahan. Ambil uang ini dan pergilah," lanjutnya dan menyodorkan amplop itu pada Eunha.
Eunha mengambil amplop itu dengan tangan gemetar, "A-apa yang.. sebesar itu kah kesalahanku?" Eunha menatap nanar amplop itu dan air matanya mengalir begitu saja.
"Junghwan-nim kumohon jangan begini! Jangan pecat aku kumohon! Aku sudah susah payah mendapatkan pekerjaan ini kumohon.. hiks kumohon.." Eunha terkulai lemas.
Ia tahu bagaimanapun ia memohon, Junghwan takkan mendengarkannya. Tapi ia terus menangis dan meminta maaf pada Junghwan. Karena itu Junghwan semakin kesal dan menyuruh pegawai lain mengusir Eunha.
Dan sekarang di sinilah Eunha. Di perjalanan menuju Dorm. Ia menangis sejadi-jadinya. Tak tahu apa yang harus diperbuat. Ia tak tahu lagi bagaimana cara membiayai pangan Bangtan. Gaji yang dibawanya bahkan tak cukup untuk biaya makan selama seminggu.
Eunha terduduk di teras Dorm. Meratapi nasibnya. Kenapa begitu berat? Ia hanya ingin hidup normal seperti dulu.
Tak lama V keluar dari dalam sambil memakan apel. Ia terkejut melihat Eunha yang menangis dengan penampilan kacau.
"Eunha? Wae? Kenapa menangis?! Ah ayo masuk dulu," V memapah Eunha yang berjalan sempoyongan.
Saat masuk, semua pasang mata di dalam Dorm itu tertuju pada Eunha yang tampak kacau. Lalu mereka melirik V seakan bertanya ada apa dengan Eunha. V hanya mengangkat bahu karena juga tak tahu apa yang terjadi pada Eunha.
RM yang melewati ruang tamu terkejut melihat Eunha yang masih menangis, "Eunha?! Kau kenapa?" tanya RM dan menghampirinya.
Eunha hanya menunduk lemas. Air matanya tak bisa berhenti mengalir.
"Eunha.." ucap RM cemas.
V membawa Eunha duduk di sofa. RM mengikutinya. Sementara yang lain hanya bisa diam dengan pikiran bertanya-tanya.
RM sibuk menghapus air mata Eunha dengan tisu. Sementara V mengikat rambut Eunha yang sejak tadi acak-acakan.
"Siapa dia?" Bisik J-Hope pada Jin yang duduk di sebelahnya.
"Cha Eunha. Yang membantu Namjoon menemukan Taehyung, aku dan Yoongi" jawab Jin. J-Hope mengangguk tanda mengerti.
"Air matamu terus mengalir. Sebenarnya ada apa?" tanya RM. Ia benar-benar cemas melihat Eunha seperti itu.
Eunha terus menunduk. Masih sesenggukan karena tangisnya, "A-aku dipecat.." jawab Eunha.
RM, V, dan Jin terkejut sementara yang lain hanya diam karena tak mengerti maksudnya.
"Wae? Kau membuat kesalahan? Atau ini karena aku waktu itu?" tanya Jin.
Eunha menggeleng, "Ada pelanggan yang ternyata adalah pacar Bosku. Dia menuduhku mengantar makanan basi padahal tidak, jelas itu masih baru hiks.."
"Aku tak tahu harus apa lagi.. Aku hanya punya uang ini dan pastinya tak cukup untuk kita," lanjut Eunha sambil meletakkan sebuah amplop di meja.
Eunha melirik J-Hope dan Jungkook, "Terlebih lagi kalian terus bertambah huhu.. Mianhae aku benar-benar putus asa sekarang,"
RM mengusap pelan punggung Eunha untuk menenangkannya. Tapi Eunha malah semakin menangis.
Jin menghela napas dan mengeluarkan sesuatu dari saku hoodienya.
"Mianhae karena mengganggu waktu menangismu tapi saat membersihkan kamar, aku menemukan ini," Jin meletakkan blackcard-nya di atas meja, dekat amplop Eunha.
Mata Eunha langsung melotot. Tangisnya berhenti seketika, "BLACKCARD?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost7
FanfictionBTS mendapat insiden saat konser tengah berlangsung. Insiden itu sampai membuat mereka koma. RM terbangun sebagai arwah dan bertemu seorang gadis yang mungkin dapat membantunya. Bagaimana kisah mereka setelah itu? Akankah semuanya kembali normal?