8

1K 112 165
                                    

"Wah Eunha bagaimana kau bisa menemukan Jin Hyung? Dimana kalian bertemu?" tanya RM saat Eunha sedang melepas sepatunya.

"Oh? Namanya Jin?" tanya Eunha balik. RM mengangguk senang.

Perhatian RM teralihkan dengan dua kantong plastik besar yang dibawa Eunha, "Apa itu?" tanyanya.

Eunha tersenyum kecut dan berjalan ke dapur lalu mengeluarkan satu per satu makanan dari kantong plastik itu. RM terkejut karena banyak sekali makanan yang dibawa Eunha.

"Kau membeli semua ini?!" tanya RM lagi.

Eunha menatap nanar semua makanan itu, "Tadi dia memesan ini dan ... tak ada yang bisa melihatnya jadi aku mendapat sedikit masalah," jawab Eunha.

RM melirik Jin dan menatap Eunha yang sekarang terdiam, "Mianhae ...," katanya kemudian.

"Hm gwaenchana ... ini tak seberapa," balas Eunha dan tersenyum. Ia mencoba ikhlas untuk makanan ini. Lagipula sudah lama ia tak makan makanan lezat seperti ini.

Tapi lain lagi dengan RM. Ia benar-benar tak enak hati. Jika saja ia ingat dimana kartu ATMnya, ia tak akan menyusahkan Eunha untuk semua keperluannya dan member lain.

RM menatapnya lagi, menunjukkan ekspresi khawatir. Eunha menggeleng tanda ia tak terlalu masalah dengan ini.

"Hyung aku merindukanmu~" V sejak tadi memeluk Jin dan mengatakan betapa rindunya ia.

"Aah sudahlah sudah! Lama-lama kita akan terlihat seperti teletabis," ucap Jin dan melepas pelukannya.

"Ya aku lapar," lanjut Jin lagi. Perutnya keroncongan karena sejak tadi ia belum makan.

"Kemarilah ayo makan," panggil Eunha.

Jin dan V menghampiri Eunha dan menunggunya menyiapkan makanan di meja makan.

Setelah Eunha selesai menyiapkannya, mereka langsung menyerbu makanan itu dengan lahap. Sementara RM hanya menatap makanan di depannya.

"Joon-ssi makanlah. Sejak pagi kau dan Taehyung hanya memakan apel kan? Makanlah," kata Eunha setelah sadar bahwa RM tak memakan bagiannya.

RM mengangguk dan makan perlahan. Eunha tersenyum melihat RM yang begitu menggemaskan. Padahal yang harusnya merasa bersalah itu adalah Jin tapi lihatlah ia yang makan dengan lahap itu sementara RM terus merasa tak enak hati.

"Oh iya kita belum berkenalan. Aku Cha Eunha, panggil saja Eunha," ucap Eunha pada Jin sembari mengulurkan tangannya.

"Aku Kim Seokjin. Hyung nomor 1 di Bangtan Sonyeondan dan paling tampan tentunya," balas Jin lalu menjabat tangan Eunha.

"Aku panggil kau Jin-ssi saja ya? Aku tak suka dengan panggilan Oppa," ucap Eunha lagi.

Jin mengangguk dan tiba-tiba ia teringat Jungkook yang juga tak suka dengan panggilan Oppa, "Wah aku jadi ingat bocah nakal itu," gumamnya.

"Bocah nakal? maksudmu Jungkookie??" tanya V yang sejak tadi sibuk dengan makanannya.

"Nee. Oh iya, dimana dia? Kenapa hanya ada kalian di sini?" tanya Jin balik. Ia belum menyadari kalau dirinya bukanlah manusia lagi.

RM, V, dan Eunha saling melirik dan serentak menghela napas.

"Hyung kau belum sadar kalau saat ini kita bukan manusia?" tanya RM dengan ragu.

Jin tiba-tiba tertawa, "Dari awal aku memang bukan manusia. Aku ini malaikat tampan!" jawabnya dan kembali tertawa sampai terbatuk-batuk.

"Apa dia selalu percaya diri seperti itu?" tanya Eunha jengah melihat Jin yang terus memuji dirinya sendiri.

"Nee. Itu menjadi salah satu alasan mengapa Jungkookie selalu menjahilinya. kookie suka mengganggu orang konyol," jawab V. Jin mendengarnya tapi tak peduli dan lanjut makan.

"Ya Jin-ssi, yang dikatakan Joon-ssi itu benar. Kau bukan manusia sekarang tapi arwah," ucap Eunha.

Jin menatap Eunha dan tersenyum miring, "Nee aku arwah tampan," balasnya lagi dengan bercanda.

V melirik RM dan Eunha yang terlihat kesal dengan candaan Jin. Lalu ia berdiri di samping Jin.

"Hyung berdirilah," suruh V dan Jin mengikutinya dengan bingung.

"Ada ap--AAA!!" tiba-tiba V mendorong Jin sekuat tenaga. Jin memejamkan matanya takut merasakan sakit karena terjatuh. Tapi beberapa detik kemudian ia sadar tak merasakan apa-apa. Ia melayang di udara.

"A ... apa yang ...."

"...! NAMJOON TOLONG AKU!!" teriaknya dan terjatuh karena tak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

V terbahak-bahak melihat Jin yang ketakutan seperti itu. Sedangkan RM dan Eunha membantu Jin untuk duduk di kursi lagi.

"Gila ... gila! A ... apa kau melihatnya?! Apa kalian melihatnya?! Aku terbang! Namjoon apa yang terjadi padaku?!" tanya Jin dengan histeris. Ia mengguncang-guncang bahu RM.

Tawa V semakin meledak melihat reaksi histeris Jin. Eunha dan RM yang awalnya cemas dengan Jin pun ikut tertawa karena mengingat Jin yang tadi terus bercanda saat mereka bicara serius soal arwah.

Setelah selesai makan malam akhirnya mereka menjelaskan semuanya pada Jin. Jin semakin ketakutan saat mendengar dirinya dan yang lain sedang koma di Rumah Sakit. Tapi V menghiburnya dan ia merasa lumayan tenang sekarang.

"Jadi sekarang kita harus bagaimana?" tanya Jin.

"Setidaknya kita harus berkumpul dulu. Apapun masalahnya kita selesaikan bersama," jawab RM.

Jin mengangguk, "Kau benar," katanya murung.

"Ya ayolah Hyung. Menjadi arwah juga tak terlalu buruk. Kau bisa terbang dan menembus dinding. Ah benar juga! akhirnya impian ke 83 ku terwujud~" ucap V dan melayang-layang dengan santai.

"Sebenarnya ada berapa banyak impianmu?" tanya RM dan menatap V jengah.

V tersenyum dan tertawa seperti bajak laut, "Sekitar ... 3000? Sedikit ya," jawabnya masih melayang dan tak sengaja menabrak rak buku Eunha.

Beberapa komik terjatuh karenanya dan buru-buru V menyusun lagi komik-komik itu. Eunha membantunya dan tak sengaja melihat lembaran komik yang robek karena RM.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Eunha tiba-tiba. V melirik Eunha dan seketika merinding karena ekspresi marah Eunha yang menyeramkan.

"Bu ... bukan aku ... tapi ...." V melirik RM yang sedang berusaha menyembunyikan foto Eunha yang juga rusak karenanya.

Eunha melihat arah pandangan V dan terkejut melihat kaca di bingkai fotonya yang pecah.

Melihat ekspresi RM yang ketakutan, Eunha sekarang tahu siapa yang merusak komik dan fotonya. Seketika emosinya meledak.

"KIM NAMJOON!!!"

***




Note :
- oppa : kakak (panggilan dari cewek ke cowok yang lebih tua, atau untuk pacar)

Ghost7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang