8. Eight

2K 161 11
                                    

"Aku lelah dengan semua ini tapi apalah dayaku yang harus berkorban demi kebahagiaanku dimasa depan" Lee Taeyong

~
~
~
~
~
~


Sinar mentari memasuki kamar tidur Taeyong dengan sempurna membuat sang empun malas bangun dari tidurnya. Tubuh Taeyong sangat lelah sampai dia mengabaikan alarmnya sejam yang lalu. Dia bodoh amat jika harus terlambat ke kantor dan mendapatkan ceramah dari atasnya yang menyebalkan. Dengan sangat malam Taeyong bangun karena seseorang memencet bel apartemennya. Taeyong masih mengumpulkan nyawanya dan berfikir siapa orang sepagi ini mendatangi apartemennya. Dalam hati Taeyong sudah mencaci maki orang yang sudah menggagu waktu istirahat. Taeyong berjalan menuju pintu apartemennya setelah selesai mengump seluruh nyawanya. Taeyong sangat kesal saat melihat siapa yang telah menggagu waktu istirahatnya.

"Yah Tennie kenapa kau harus memencet bel? Apa kau melupakan sandi apartemenku sampai ?kau harus menggagu tidurku" Omel Taeyong saat melihat Ten berdiri tegap di depan pintu apartemennya bersama dengan Winwin

"Mata kau kenapa seperti panda? Jangan bilang kau tidak tidur semalaman?" Tanya Balik Ten mengabaikan pertanyaan Taeyong.

"Aku bertanya padamu dan kau mengabaikan pertanyaanku? Aiss kau menyebabkan" Kata Taeyong kesal.

"Yonggie ada paket untukmu" Kata Winwin menyerahkan sebuah kotak kepada Taeyong yang di pegangnya sedari tadi.

"Ha paket? Dari siapa?" Jawab Taeyong heran saat mengambil kotak yang diberikan Winwin.

"Entahlah tadi ada orang yang menekan bel lama sampai aku dan Ten sampai tapi saat Ten mau membuka pintu kau malah mengomel" Jawab Winwin.

"Makanya jangan ngomel-ngomel kalau nggak tau penyebabnya budek gue dengar lu ngomel tiap pagi" Kata Ten sebelum memasuki Apartemen meninggalkan Taeyong dan Ten yang masih setia berdiri di ambang pintu.

"Aneh siapa yang mengirim paket tanpa nama pengiriman. Dan darimana juga dia tau apartemenku" Kata Taeyong pelan tapi masih bisa di dengar oleh Winwin.

"Jangan-jangan isinya bom? Atau nggak peledak" Kata Winwin ngeri saat memikir isi kotak tersebut.

Plakkkk

Satu pukulan mendarat dengan sangat tidak elite di kepala Winwin yang membuat sang empun meringis.

"Sembarangan saja kalau ngomong" Kata Taeyong meninggalkan Winwin yang masih setia di ambang pintu. Taeyong berjalan ke ruang tamu dimana Ten sedang bersantai ria menikmati segelas susu yang ada ditangan kirinya sedangkan ditangan kanannya terdapat sebuah roti. Tanpa memperdulikan Ten Taeyong langsung duduk di salah satu kursi dan kembali mengamati kotak yang ada di tangannya.

"Kau tidak bekerja Yonggie?" Tanya Ten

"Tidak. Diriku sangat malas bekerja hari ini" Jawab Taeyong tanpa mengalihkan pandangannya dari kotak tersebut.

"Kenapa? Biasanya kau bersemangat jika ingin bekerja kenapa sekarang kau malas?" Tanya Winwin yang duduk di samping Ten.

"Entahlah" Jawab Taeyong santai.

"Jangan-jangan kau dipecat dari pekerjaanmu?" Kata Ten sebelum meminum susu yan ada di tangannya.

"Yahh kau berharap sekali aku di pecat Tennie?" Kata Taeyong kesal.

"Sangat sangat berharap aku tidak habis pikir dengan bosmu itu kenapa sampai memperkerjakan karyawannya melebihi jam kerja. Jika saja dulu kau tidak melarang ku bertemu dengan bosmu mungkin sekarang kau akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baim daripada tempat sialan itu" Kata Ten

Destiny || Jaeyong || END ☑☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang