20. Twenty

1.9K 129 0
                                    

"Akhir dari semua masalah telah terselesaikan, yang tertinggal hanya sebuah penyesalan yang akan selalu menghantuimu" Qian Kun.

~
~
~
~
~
~

Setelah semua rahasia terungkap Jaehyun, Johnny, Ten, Winwin dan Haechan hanya terdiam didalam ruangan tersebut. Kun telah membawa Jeno entah kemana.

"Tennie?" Panggil Winwin memecahkan keheningan. "Wae?" Jawab Ten.

"Aku ingin melihat keadaan Yonggie" Kata Winwin penuh harap. "Yangyang tidak mengatakan tempat Taeyong dirawat" Kata Ten

"Aku akan menanyakannya pada Yangyang" Kata Winwin lalu mengambil handphonenya.

"Johnny Hyung" Panggil Haechan. "Kenapa?" Tanya Johnny. "Yuta Hyung kemana?" Tanya Haechan bingung saat tidak melihat keberadaan Yuta selama mereka berada diruangan tersebut.

"Yuta mengurus masalah di kantor Jaehyun. Kenapa kau mencarinya?" Johnny menatap Haechan saat melihat ekspresi yang berubah. "Gapapa" Jawab Haechan lalu tersenyum.

"Katakan saja apa yang ingin kau sampaikan" Kata Johnny. "Tanyakan pada Ten Hyung" Ten yang mendengar namanya disebut menatap Haechan bingung.

"Kenapa?" Tanya Ten. "Ah lupakan Hyung. Aku kira Taeyong Hyung sudah mengatakan padamu" Kata Haechan lalu membaringkan tubuhnya di sofa sambil tersenyum.

"Yah Haechan kau kenapa? Apa hantu rumah sakit ini merasukimu?" Tanya Winwin saat melihat tingkah aneh Haechan. Sedangkan Haechan hanya tersenyum menatap Johnny dan Ten.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Ten menatap garang ke arah Haechan. "Ingin saja. Jaehyun Hyung kenapa kau diam saja sedari tadi? Tidak ingin istirahat bersamaku?" Ajak Haechan lalu menatap Jaehyun yang sedari tadi terdiam di lantai.

"Tidak" Satu kata yang terlontar dari mulut Jaehyun membuat Johnny menghembuskan nafasnya kasar.

"Istirahatlah, kondisimu saat ini sangat tidak baik" Kata Johnny. Walaupun Johnny marah dengan kelakuan Jaehyun tapi sebagai seorang sahabat dia harus menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Apalagi saat ini Jaehyun mengetahui begitu banyak fakta dalam waktu sekejap.

"Aku baik-baik saja John. Aku hanya merenungkan semua masalah yang terjadi selama ini." Kata Jaehyun.

"Aku tidak yakin Taeyong dan Mark akan memaafkanku saat mengetahui semua ini. Aku sangat menyesal. Bahkan aku sudah tidak pantas berada ditempat ini." Lanjutnya.

"Inilah hal yang harus kau terima dari perbuatanmu. Jika kau menyesali semuanya katakan yang sebenarnya alasanmu melakukan hal tersebut pada Taeyong. Perlu aku ingatkan Mark memang terlibat dalam hal ini tapi dia melakukannya untuk menyelamatkan hidupmu dan Taeyong." Kata Ten.

"Tapi ini semua kesalahanku. Jika saja hari itu aku tidak menerima ajakan Mingyu mungkin Taeyong tidak akan celaka. Bahkan Mingyu tidak mengatakan bahwa dia bekerja sama dengan Mark" Kata Jaehyun.

"Lalu apa alasanmu ingin membunuh Taeyong? Bukankah kau mencintainya?" Tanya Johnny.

"Karena aku membencinya. Apa kau tidak berfikir bagaimana kehidupanku selama Taeyong pergi? Kehidupanku sangat hancur. Yang membuatku sangat hancur saat Taeyong kembali tapi dia tidak mengenalku sama sekali bahkan Taeyong tidak pernah melirik kearahku. Sejak saat itu hatiku sangat sakit dan berjanji akan membenci Taeyong seumur hidupku. Dan hal yang membuatku sangat ingin membunuhnya karena Taeyong telah membunuh sepupuku satu-satunya." Kata Jaehyun.

"Kau percaya bahwa Taeyong yang membunuh sepupumu? Apa kau punya bukti?" Tanya Johnny tidak percaya.

"Semua bukti yang ada mengarah pada Taeyong. Bahkan sidik jari dipistol tersebut sama dengan sidik jari Taeyong. Dalam kamera cctv pun itu adalah Taeyong dan dia tersenyum seperti seorang psycho" Kata Jaehyun.

Destiny || Jaeyong || END ☑☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang