Dua orang gadis duduk berhadapan di meja makan rumah mereka, dilihat dari situanya, keduanya sedang dalam pembicaraan yang serius.
"Lean dengar baik-baik apa yang bakal Kakak sampaikan ke kamu ini yah" ujar Bera, salah satu dari kedua gadis itu.
Lean, gadis yang satunya lagi cuma mengangguk mendengarkan Kakaknya.
"Kamu masih ingat sama Tante Diana nggak, sahabat Mama dulu?" Bera memulai ceritanya dengan sebuah pertanyaan, Lean mengangguk.
"Tante Diana yang tinggal di Malaysia itu kan Kak?" tanya Lean balik.
"Iya, kamu tau kan Mama sama Tante Diana itu udah sahabatan waktu mereka masih kecil dulu, mereka tumbuh sama-sama trus dekat banget kayak saudara" ujar Bera, meskipun nggak ngerti dengan dasar pembicaraan Kakaknya ini, tapi Lean tetap mengangguk.
"Waktu dengar kabar tentang kecelakaan orang tua kita, Tante Diana nyari kita kemana-mana tapi nggak bisa nemuin kita karena kita langsung pindah ke Jakarta waktu itu, trus seminggu yang lalu waktu Kakak di Kalimantan, Kakak ketemu lagi sama beliau" ujar Bera panjang lebar, Lean tetap diam mendengarkan cerita Kakaknya itu.
"Tante Diana senang banget waktu itu, beliau bersyukur masih bisa ketemu Kakak sebelum terlambat"lanjutnya.
"Terlambat?!"
"Tante Diana sakit parah Lean, leukimia stadium akhir beliau cerita sama Kakak tentang janji yang udah dibuat sama Mama"
"Janji? Janji apa Kak?"
"Waktu Mereka SMA dulu mereka pernah berjanji bakal menikahkan anak-anak mereka" jawab Bera pelan.
"Lean kok nggak pernah tau kalau Tante Diana itu punya anak?" tanya Lean.
"Anak Tante Diana memang ikut mantan suaminya waktu mereka cerai tapi sekarang mantan suaminya itu terlilit masalah dan kabur ke Malaysia minta tante Diana buat menjaga anak mereka, karena itu tante Diana yang kembali ke Indonesia untuk anak mereka itu" terang Bera, Lean mengangguk santai.
"Jadi Kakak nerima janji itu" tanya Lean lagi.
"Itu janji yang dibuat Mama dan Tante Diana waktu mereka SMA dulu Lean, janji itu mimpi mereka berdua, kamu tau kan? Ini mimpi Mama juga" jawab Bera, Lean mengangguk setuju.
"Jadi kapan Kakak bakal nikah sama anaknya Tante Diana itu? Kakak udah ketemu sama dia belum? Kakak beneran yakin bakal nikah sama dia?" tanya Lean lagi beruntun.
"Lean...bukan Kakak yang bakal nikah sama anaknya Tante Diana...tapi kamu" jawab Bera pelan dan sedikit ragu, Lean mengerutkan keningnya sebentar, sejurus kemudian matanya melotot kaget.
"A-apaaaaaa...???!!!!Lean..??!!" jeritnya, Bera takut-takut mengangguk, Lean langsung melompat berdiri "Nikah??!!?" gadis itu berteriak sekali lagi, Bera menutup kuping mendengar jeritan adiknya itu.
"Bukan Kak Bera tapi Lean yang bakal nikah sama anaknya Tante Diana itu?!" tanya Lean masih nggak percaya, Bera menatapnya dengan tatapan bersalah.
"Tapi Kak, kenapa harus Lean? Kenapa bukan Kakak? Lean kan masih sekolah Kak?!!" Teriak Lean panik.
Yang benar aja dia harus nikah di usia yang semuda ini, belum lagi dia harus nikah sama orang yang belum pernah ditemuinya sama sekali, Lean langsung blank space, nggak tau harus ngomong apalagi, berita ini benar-benar bikin nyawanya nggak tau melompat kemana ninggalin badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got married (Repost)
Teen FictionDi tahun terakhir masa SMA Lean, gadis itu dihadapkan dengan tiga fakta yang sukses menjungkir balikkan hidupnya. Pertama: Lean ternyata sudah dijodohkan dengan Jerim, anak dari Tante Diana, sahabat almarhum mamanya. Kedua: Dilan, cowok yang selam...