Eunha dibawa ke suatu tempat yang minim penerangan. Hanya ada lampu gantung diatasnya yang remang-remang.
Saat ini Eunha diikat pada sebuah tiang dengan posisi berlutut menghadap ke ruang kosong di hadapannya. Dia diikat dengan sesuatu yang tidak bisa Eunha definisikan
Bentuknya seperti tali, tetapi nggak terlihat seperti tali pada umumnya. Warnanya kuning terang dan memiliki cabang-cabang seperti aliran listrik. Mulut Eunha juga ditutup rapat dengan sesuatu yang bentuknya tidak jauh beda dari pengekang tubuhnya.
Eunha menangis. Kekuatan cewek itu nggak bisa keluar sedikit pun. Eunha sudah berusaha memusatkan api miliknya ke telapak tangan, berharap gumpalan apinya bisa memutuskan tali di tubuhnya.
Lutut gadis itu sudah lecet karena bergesekan dengan lantai berbahan aspal. Seharusnya dia nggak terluka karena manusia super punya kekuatan beregenerasi.
Lantas sosok berjubah hitam itu datang dari sudut ruangan menghampiri keberadaan Eunha. Eunha cuma bisa meronta-ronta ketakutan.
"Jangan terlalu berusaha. Kamu nggak akan bisa kemana-mana"
Air mata Eunha turun semakin deras. Tubuhnya jelas melemah dan sekujur tubuhnya terasa terbakar. Cewek itu mendongak, menatap sang pemilik jubah hitam itu dengan tatapan memohon untuk dilepaskan.
"Aw, don't beg me like that."
"Hmphhh!" Teriakan Eunha tertahan ketika tali berwarna kuning bercahaya yang mengikatnya mengalirkan sengatan pada tubuhnya.
"Sakit?"
Eunha cuma bisa menangis dan menangis. Dia berharap penutup mulutnya dilepaskan supaya bisa meminta tolong.
"Kamu... mau penutup mulutmu dilepaskan?"
Loh?
"Jangan tersinggung. Aku bisa membaca pikiranmu." Dia menyeringai.
Kalau begitu lepaskan aku! Batin Eunha.
"Sekarang kamu berusaha berkomunikasi denganku." Lalu sosok itu memegang dagu Eunha, membikin cewek itu berusaha membuka matanya meski ketakutan. "Baiklah."
Tangan orang yang berjubah hitam itu diarahkan ke mulut Eunha dan penutup mulutnya hilang.
"Kamu mau apa dariku?! Dasar kurang ajar! Aku tuh kemarin cuma mau nyari bandul tau ga?! Malah nyulik-nyulik anak orang. Aku ini anak orang miskin! Kalau mau nyulik tuh liat-liat dong."
"Diam."
Eunha nggak menyerah. Dia berusaha memprovokasi orang di hadapannya ini. "Nggak mau! Enak aja, masa korban nggak boleh menyuarakan haknya?! Kita ini tinggal di negara yang berdemokrasi! Kamu pikir nggak ada yang namanya undang-undang perlindungan hak asasi manusia? Ada lah! Makanya ada kebebasan dalam pendapat! Nggak pernah belajar pendidikan kewarganegaraan ya?!"
"Diam!"
"BACOT!" Suara Eunha nggak kalah tinggi. Bodo amat dia tuh sama orang di hadapannya. Enak aja makhluk cantik kayak dia hidupnya jadi nggak sentosa gara-gara diculik orang asing. "Orang ngomong tuh didengerin! Punya kuping kaga?! Kurang jelas apa tadi gue udah jelasin tentang kebebasan pendapat di Indonesia?! Conge banget sih jadi penculik! Bodo amat lo siapa, gue nggak peduli lagi. Lo aja nggak peduli sama keadaan gue waktu diculik sama lo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers +97line
ActionKetika para penghuni 97liner menjadi Avengers dan menyelamatkan dunia walaupun gesreknya nggak ketolong. Nggak papa, yang penting mereka baik udah mau selamatin dunia. Starts ; 25 Mei 2019 End ; ?