Tujuh belas

479 76 8
                                    

Tahun setelahnya.

Terik siang hari tak mengurungkan niat mereka untuk menemui Eunha. Siang ini Avengers sudah kumpul di markas dengan jas formal ala-ala Men In Black, tak terkecuali para cewek-ceweknya. Mereka juga ikut menggunakan jas. Semuanya terlihat rapi dan klimis.

Mingyu asik ngaca sambil berpose genit, merasa dirinyalah makhluk tertampan di dunia, alias narsistik.

Mina berkeliling ruangan dengan senyum simpul, niatnya untuk menghitung jumlah rombongan.

Satu.

Dua.

Lima.

Tujuh.

Sepuluh.

Sebelas.

Yak, sudah lengkap. "Ayo, kita jalan. Udah pada siap kan. Cek barang bawaannya."

"Cekidooot."

Avengers menaiki bus mini kali ini supaya bisa langsung muat sebelas manusia. Kalau biasanya sih dipisah rombongan per mobil.

Seperti perjalanan di bus pada umumnya, mereka ngobrol sampai bikin polusi udara di dalam.

"Weh, barang yang mau kita kasih udah dibawa kan?" Tanya Yuju sambil teriak biar pada denger.

"Udah!" Balas Bambam sambil berteriak juga.

"Anjir, kuping gua bisa berdarah, Bam." June meniup kepalan tangannya yang kemudian ditempelkan ke telinganya. "Ngomong ngegas banget. Nggak liat apa jelas-jelas kuping gue depan congor lo?"

"KAGA!"

June nabok Bambam berkali-kali karena kesel kupingnya diteriakin lagi, malahan tambah kencang. Bambam hanya bisa menyilangkan tangannya di depan dada selayaknya gadis yang mau diapa-apain sambil berteriak manja.

Jaehyun mendengus. Merasa sial harus duduk di sebelah Bambam.

Di bagian depan, seperti biasa cewek-cewek selalu ngerumpi. Lisa yang udah kelelahan ngakak-ngakak daritadi pun mulai merem-melek karena ngantuk.

Baru saja mimpinya hampir dimulai, Lisa terbangun karena ada yang mengagetkannya. Cewek itu menatap sangar ke manusia yang duduk di belakangnya.

"Hai." Jungkook nyengir.

M-mau ngomel tapi senyumannya melemahkan banget, ya Gusti, batin Lisa sambil mempertahankan wajah sangarnya. "Apa sih?!"

Bukannya menjawab, Jungkook malah melempar jasnya ke arah muka Lisa.

"Woi! Gue tabok ya! Ih, rambut gue jadi berantakan. Males lah, Jungkook."

Lagi-lagi Jungkook senyum, tapi kali ini matanya melengkung membentuk bulan sabit. "Pake."

"Hah?" Lisa cuma bisa denger karena baru pindahin jas Jungkook dari wajahnya. Kalau dia liat senyuman Jungkook tadi, wah, koit dia.

"Gue bilang pake. Lu mau tidur kan tadi? Pake jas gue buat selimutan. Tempat duduk lo langsung kena AC soalnya."

"Hah?"

"Astaga, Lis. Jangan bilang lo jadi conge." Tak lagi menjelaskan, Jungkook malah mengambil jasnya dan menyelimuti Lisa. Setelahnya cowok itu pergi ke belakang buat minta cemilan Jaehyun.

Lisa syok. Perlahan semburat merah menghiasi wajahnya. Dia menutup wajahnya dengan jas Jungkook untuk menutupi ekspresinya, namun yang didapatkan Lisa adalah aroma Jungkook yang lekat di jasnya. "Wangi."

Jiho sedari tadi menjadi yang satu-satunya memerhatikan kejadian Lisa dan Jungkook hanya mampu menahan senyumannya.

Bus itu melaju melalui jalanan sempit yang hanya bisa dilewati satu arah hingga sampai ke tujuannya.

Avengers  +97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang