2. Propose

2.2K 247 54
                                    

Author's Notes:Masih coming soon!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's Notes:
Masih coming soon!

Jangan lupa comment & vote💜💜

______

Hayoon melihat jam tangannya, masih pukul 2 siang, dia berpikir apakah pemuda itu masih ada di kantornya. 

"Kalau tidak, pria seperti itu pasti sudah menghabiskan setengah harinya pergi ke hotel untuk bercinta dengan gadis muda" pikirnya dalam hati.

Dia sampai di Persona Building, Jung & Co. Exteriornya hitam dengan tulisan Jung & Co. terpampang besar di puncak gedungnya.

"Selamat sore, saya Hayoon, dari Hayoon Company, mau bertemu dengan Tuan Jeonggo" Seorang resepsionis menengadahkan wajahnya menatap perempuan itu.

"Nona Hayoon dari Hayoon Company ya?" Dia menulis nama itu pada buku tamu.

"Ya" jawabnya dingin.

"Tuan Jeonggo baru saja kembali"

"Mungkin saya bisa tunjukkan jalan ke ruangannya" 

"Baiklah"

Seorang perempuan muda datang dan mengantarnya ke elevator terdekat, dan menemani hingga lantai yang dituju. 

"Lewat sini Nona"

Perempuan itu lalu menempelkan kartunya pada sensor kartu di elevator itu sambil menekan tombol lantai yang dituju.

"Sial, ruangan pemuda itu paling atas." Batin Hayoon.

Dengan kesal Hayoon menghentakkan heelsnya, menemui Resepsionis yang lain di depan pintu besar berwarna hitam.

"Saya Hayoon dari Hayoon Company, ingin bertemu dengan Tuan Jeonggo" katanya lagi.

"Maaf, apakah sudah membuat perjanjian sebelumnya?" 

"Belum" 

"Mohon maaf kami-"

"Saya ada urusan bisnis yang harus diselesaikan" perempuan itu menunjukkan buku besar dalam genggamannya.

"Penting"

Tatapan mata Hayoon sontak membuat perempuan muda itu ketakutan, di tekannyalah tombol telepon dengan segera.

"Selamat sore Tuan Jeonggo"
"Ada yang ingin bertemu denganmu"
"Belum"
"Nona Hayoon dari Hayoon Company"
"Oke baik Tuan"

Perempuan itu mengangguk dan menutup teleponnya, beranjak dari kursi seraya mengambil kartu berwarna emas dalam kantungnya.

"Sebelah sini, Nona Hayoon" Dia mengetuk pintu, lalu membukanya hingga Hayoon dapat masuk ke ruangan itu.

Ruangannya besar, ada foto Tuan Jeonggo di mana-mana, "Ah, narcisist akut" ujar Hayoon dalam hati"

Dia menoleh kesana kemari tetapi Hayoon tidak dapat menemukannya. Sepertinya ada ruangan lagi di dalam ruangan ini.

Seorang perempuan dengan baju minim menarik Jeonggo keluar lorong itu dengan sesekali mencium pipinya. Dapat terlihat kancing bajunya sudah terbuka setengah.

"Ah ya, Nona Hayoon" 

Jeonggo yang menemui matanya langsung merapikan kancing bajunya. 

"Kau pergi dulu ya sayang" Dia berbisik pada perempuan didepannya itu, sambil menepuk bagian belakang tubuhnya pelan.

Sungguh pemandangan yang memalukan, apalagi disaksikan oleh Nona Hayoon dan dilakukan oleh pemilik perusahaan kosmetik terbesar di Korea selatan.

"Tak ada moral" Hayoon memutar matanya, melihat perempuan itu berjalan berlenggak lenggok melewatinya hingga keluar dari ruangan.

"Ah ya, Nona Hayoon" ulangnya.

Lelaki itu merapikan rambutnya yang berantakan. "Silahkan duduk" Dia menepuk sofa bludru hitam yang ada di ruangannya.

"Terima kasih" Hayoon melipat kakinya, menahan amarah yang sejak tadi ingin meledak.

"Bagaimana Nona? apakah kau menerima tawaranku?"

"Kita tidak usah terlalu formal ya, karena seperti yang anda tahu-"

"Apa? Apa - apaan ini?" Hayoon menaruh buku besar itu pada meja.

"Kau sudah baca sampai selesai Nona Hayoon?" 

"Bisa tolong jelaskan apa yang kau mau sebenarnya Tuan Jeonggo" jawabnya.

Jeonggo menaikkan ujung bibirnya, menampilkan senyum sinisnya.

"Yang Aku mau sudah tertulis jelas di proposal tersebut Nona " Jawabnya.

Nafasnya naik turun, dia menggenggam obat asma di tangannya. Dia bisa mati meladeni lelaki macam ini.

"Ayolah Nona Hayoon, terima saja tawaran saya, saya bisa membantu perusahaanmu back on track"

"Apa?"

"Kau sebut apa benda ini Tuan Jeonggo?" Hayoon mengangkat buku itu di tangannya.

"Propose-"

"Sal"

"Huh?" Matanya terbelalak benar-benar sudah siap menghantam lelaki itu.

"Anggap saja dengan cara ini aku melamarmu" Dia tersenyum sinis penuh kemenangan.

Jeonggo tidak pernah kalah. Tidak pernah.

[M] LOVE CORP. // JJK. (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang