[M] LOVE CORP. // JJK. (On Going)

18. Not Today

AN; ada yang kangen sama cewek obral, Yoora gak? apa gereget tiap kali dia masuk? wkwk kalian ngeship siapa nih???

Buat kak adndnda 😏 yang ingetin upload wkwkw luv you ful tak gendong kemana-mana pokoknyaaa!
___

Jung Jeonggo

Pemuda itu menghela napas panjang. Berbahagia karena telah berhasil mengusir investor genit yang datang ke perusahaannya. Jeonggo berkata bahwa dia ada urusan penting yang harus dibicarakan dengan sang Kekasih sehingga pegawainya sungkan untuk menelepon atau mengetuk pintu. Lagi pula Jeonggo sudah muak dengan tawaran investor. Belum dulu, Jeonggo mau fokus dengan pernikahan pura-puranya.

Jeonggo mengangkat telepon menekan nomor resepsionisnya dengan segera.

"Halo..."

"Halo Tuan,"

"Kenapa masih dibiarkan masuk? Bukankah saya sudah berkata bahwa perjanjian harus dicatat minimal seminggu sebelum?"

"Maaf Tuan, tetapi—"

"Mana Beomgyu?" Jeonggo terdengar kesal.

"Sedang rapat Tuan, harusnya tadi Tuan Beomgyu yang akan bertemu dengan mereka..." Jelas Sunny.

"Panggil Beomgyu ke ruangan saya!"

"Tapi Tuan—"

"Sekarang!" Jeonggo menutup teleponnya kesal dilanjutkan dengan emosinya yang terus membara akhir-akhir ini, dimulai dari masalah pabrik, hingga investor genit yang seenaknya bertamu. Anehnya dia memilih pergi dengan Hayoon daripada memusingkan masalah perusahaannya. Dia jadi lebih tenang sedikit.

Suara bel berbunyi dan pintu diketuk, Jeonggo membuka kunci ruangannya dan membiarkan pemuda kepercayaannya itu melangkah masuk. Dengan jas biru tua dan dasi merah, Beomgyu berdiri di depan meja Jeonggo dengan canggung,

"Siang Tuan, maaf, Tuan memanggil saya?" Beomgyu membungkukkan badannya.

"Ya," Jeonggo menggelengkan kepalanya, memijat keningnya perlahan. "Beomgyu, astaga Beomgyuuuu..." Jeonggo menggelengkan kepalanya.

"Ya, Tuan ada apa?" Beomgyu menatap bingung dengan jantung yang berdebar kencang, dia tahu bosnya marah besar.

"Sudah berapakali saya bilang bahwa saya sedang tidak menerima investor?" pemuda tampan itu menaikkan alisnya.

"Iya Tuan, saya hanya mau mengajak rapat, kalau-kalau—"

"Sekali saya bilang tidak, ya tetap tidak!" Jeonggo membentak.