4. Just say yes.

1.9K 211 47
                                    

Author's note;Haaaaii, oleh karena aku gabut jadi aku update lagi HA HA HA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's note;
Haaaaii, oleh karena aku gabut jadi aku update lagi HA HA HA

💜💜vote dan commentnya ya teman2💜💜💜

Biar aku tau lanjut apa engga wkwk
maafkan bahasaku yang masih terlalu suantuy.

*semoga suka yaaa*
______

"Anggap saja dengan cara ini aku melamarmu" Dia tersenyum sinis penuh kemenangan.

"Melamarku?"
"Kau anggap ini lamaran?" Telunjuk wanita itu diarahkan ke depan wajah Jeonggo, dengan berapi-api dia berteriak.

Kim Hayoon selalu membayangkan lamaran romantis di suatu pulau di Yunani, bukan dengan secarik kertas, dan tuntutan perusahaan yang membelenggunya.

"Iya, terima lah, Nona cantik, kau tidak akan menyesal" Jawabnya.

"Perusahaanmu aku jamin back on track"
"Bonus bercinta denganku kalau kau mau"

Seperti licin mulut lelaki itu mengeluarkan kata-kata semau hatinya. Jeonggo tahu betul dia memiliki kuasa atas apapun. Bahkan membuat perempuan jatuh cinta.

Wajah perempuan itu memerah, entah karena malu atau marah, lelaki di depannya ini memang kurang ajar. Dia mengepalkan tangannya lagi, menahan emosinya tetap terjaga.

"Apa kau bilang?! Tolong jaga mulutmu atau aku bisa-"

Ini pelecehan. Pikirnya.

"Bisa apa?" Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada telinga Hayoon, membuatnya bergetar dalam beberapa detik.

"Menuntutmu" Hayoon menggertakkan giginya, menatap mata coklat yang hanya berjarak 15 cm dari wajahnya itu.

"Lebih baik kau gunakan uangmu untuk perbaikan kinerja perusahaanmu, Don't you think?" Jeonggo berbisik.

"Ayolah Nona Hayoon"

Hayoon menghela napas, sungguh dia memilih lompat saja daripada berurusan dengan Tuan Jung Jeonggo yang keras kepala. Sekarang dia menyesal tidak mengajak Yeri dengannya. Dia hampir mati disini.

"Saya akan susun beberapa syarat, baru saya akan memberikan jawabannya"

"Syarat apa? Bukankah aku sudah tulis dengan jelas di dalam proposal?" Jeonggo membuka halaman buku itu, menunjukkannya kepada Hayoon.

Lelaki ini memang bebal, dia benar- benar tidak akan berhenti sebelum dia mendapatkannya.

"Apa yang kau takutkan? Ini kan cuma pernikahan" ujarnya.

Cuma pernikahan. Kata Jeonggo. Pasalnya Hayoon memang bukan orang yang bermain-main dengan pernikahan, Dia sudah pernah gagal bertunangan dengan seorang pengusaha mobil beberapa tahun silam. Di umur yang menginjak kepala 3 seharusnya dia tak lagi bermain-main dengan urusan cinta, apalagi pernikahan bohongan yang sudah pasti tidak berakhir baik.

"Lagi pula, aku sudah memiliki rumah sendiri, Aku akan tinggal terpisah, jika itu maumu" 
"Aku bisa membelikanmu satu rumah untuk berpura-pura" ujarnya.

"Tidak usah" Hayoon menggeleng.
"Aku tinggal sendiri."

Walaupun Hayoon sudah memiliki rumah sendiri, tetapi bayangkan apa yang akan dikatakan orang tuanya jika mereka mengetahui rencana busuk seorang Jung Jeonggo. Semua akan terlihat canggung, dan pada akhirnya rahasia ini akan terbongkar.

Kim Hayoon memang cantik, tegas, susah untuk didapatkan, namun disaat mendesak seperti ini tawaran Jung Jeonggo memang menggiurkan.

Menikah dengan seorang Jung Jeonggo bukanlah kesempatan yang datang dua kali. Masalahnya, Kim Hayoon sudah bersumpah atas namanya kalau dia akan menjauhi segala hal yang berkaitan dengan Jung Jeonggo.

Beberapa tahun yang lalu, di "Seoul-cialite" sebuah acara yang diisi oleh sosialita Seoul, Hayoon datang bersama sahabatnya Kang Hwa-soon. Seperti seharusnya, Jung Jeonggo datang dengan atitude congkaknya, membuat Hayoon hampir mual melihatnya.

Hayoon juga tahu, menikah tanpa cinta bukanlah suatu keputusan bijak. Neraka bisa menyapanya tanpa disadari, seperti melompat ke lubang setan yang dapat menenggelamkannya begitu saja.

Jika memang mereka akan menikah, dan dengan beberapa perjanjian akan bercerai pada akhirnya, Bisa rusak image yang dia bangun bertahun-tahun hanya karena rencana busuk Jung Jeonggo.

"Kenapa sih lelaki itu memilihku, kenapa tidak perempuan lain yang mendambakannya? Apa karena perusahaanku yang sedang diujung tanduk ini, jadi dia bisa memanfaatkan keadaan seenak hatinya saja?"

Hayoon berguman dalam hati. Dia tertegun, sales tahun ini memang turun drastis.

"Tolong pertimbangkan Nona Hayoon" suara lelaki itu melemah.
"Kau bisa minta apa saja, tapi tolong terima lamaranku"

Dia memberinya tatapan seperti anak anjing, lalu mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Lelaki aneh" pikir Hayoon dalam hati.

Jeonggo membasahi bibirnya dengan saliva sambil menggigit bibir bawahnya. Mungkin pikirnya dengan cara ini dapat melelehkan hati Hayoon yang keras seperti batu.

"Kau pikir aku akan tergoda, apa?" Batin Hayoon. Dia mengalihkan pandangannya.

Bibir Tuan Jeonggo memang seksi, seksi sekali, bagaikan madu yang mengkilat, manis dan menggiurkan.

"Akan aku pikirkan lagi" Hayoon menjawab dingin.

"Aku janji akan mengadakan pernikahan sesuai yang kau mau" bujuk Jeonggo.

"Kau dengar saya Tuan Jeonggo, saya tidak bisa memberi jawaban sekarang, saya permisi dulu."

Hayoon beranjak dari kursi, mengambil proposal yang tergeletak di meja dan membalikan badannya. Jeonggo mencengkram lengannya dengan kuat.

"Berikan aku kartu namamu?"

"Untuk apa?"

"Untuk menghubungimu" ujarnya.

"Tidak perlu, kau bisa menemuiku di kantor saat Jam kerja, tidak lebih dan tidak kurang" ujarnya.

"Kita kan hampir menikah, yang benar saja aku tidak punya kartu namamu?" Jeonggo tersenyum sinis,

"Jangan terlalu percaya diri Tuan Jeonggo" Hayoon mengatupkan rahangnya kuat. Dia melemparkan kartu namanya di meja dan berbalik menuju pintu.

"Hanya beberapa langkah menuju berhasil" pikir Jeonggo dalam hati.

"Hanya beberapa langkah menuju berhasil" pikir Jeonggo dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[M] LOVE CORP. // JJK. (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang