Suara manis itu terus tergiang pada telinga gadis cantik yang terlihat sedang berbaring malas di ranjangnya. Seperti candu yang kapan saja bisa membuat ia menginginkannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam, tapi entah mengapa matanya kali ini tidak bisa terpenjam lebih cepat. Jika biasanya ia hanya butuh 5 menit untuk terlelap tapi kali ini sangat sulit ia lakukan.
Suara, wajah dan senyum pria itu benar-benar membuatnya gila secara perlahan. Sekarang ia tahu pesona apa yang dimilikinya hingga membuatnya digilai banyak orang. Semuanya terlihat sangat sempurna.
Menyukainya? Itu adalah salah satu fikiran paling gila yang pernah muncul dalam otaknya. Dia adalah salah satu dari ribuan bintang yang tidak akan pernah bisa ia gapai. Bintang paling terang dengan segala kelebihannya, bukankah dia terlalu sempurna untuknya. Hanya dengan memikirkannya saja itu sudah cukup membuatnya takut.
Mari menghela nafas beratnya dan sesekali memutar badannya mencari posisi yang mungkin bisa membuatnya lebih cepat untuk terlelap. Namun tenggorokannya tiba-tiba terasa kering dan menginginkan beberapa tetes benda cair untuk membuatnya merasa lebih baik. Gadis itu pun memutuskan untuk keluar sebentar mengambil satu gelas air putih dari lemari pendinginnya dan meminumnya dalam sekali teguk.
Sepasang netranya tanpa sengaja menangkap Jungkook yang terlihat berbaring disofa tampak gelisah. Butiran peluh terlihat membasahi dahinya. Mari mendekatinya dan bersimpuh di sampingnya. Pria itu terlihat sedang bermimpi buruk fikirnya. Matanya tertutup namun terlihat jelas jika dia terlihat sangat gelisah.
"Jungkook~ssi kau baik-baik saja?" lirih Mari sembari menggoyangkan pelan bahu Jungkook.
"Eomma,, eomma " pria itu terus mengigau dan menyebut kalimat itu berkali-kali.
"Jungkook~ssi" ulang Mari yang terlihat mulai khawatir. Pria itu terlihat cukup terganggu dengan mimpi yang saat itu tengah muncul dalam tidurnya.
Tepat saat gadis itu ingin melepaskan tangannya dari bahu pria itu, tiba-tiba saja Jungkook menarik tangannya dan menggenggam erat diatas dada bidangnya. Gadis itu lansung membeku dan tidak tau apa yang harus ia lakukan. Untuk kedua kalinya ia bereaksi seperti itu karena pria yang baru ia kenal beberapa hari yang lalu. Gemuruh dadanya dapat sangat ia rasakan.
Tanpa sadar tangannya mulai menepuk pelan dada bidang Jungkook berharap bisa membuatnya lebih tenang. Senyuman hangat terlukis jelas pada wajahnya. Bahkan saat tertidur pun dia masih terlihat tampan. Satu tangannya mengusap lembut rambut Jungkook berkali-kali. Hingga membuat pria itu terlihat lebih tenang.
Mungkin terdengar gila jika saat ini ia harus mengatakan, jika ia mulai menyukainya. Jika saja pria itu bukan seorang bintang apa mungkin dia bisa memiliki hatinya. Bisakah tuhan mengizinkan ia untuk memilikinya.
__
Dengan seragam lengkapnya dan dilengkapi heels dengan tinggi 3 centi, gadis itu terlihat melayani beberapa pengunjung yang datang untuk berbelanja. Han Mari, gadis itu bekerja disalah satu pusat perbelanjaan milik Sj Group yang merupakan salah satu perusahaan fashion terbesar di Korea. Dengan ramah gadis itu menemani para pelanggannya yang sebagian besar merupakan para wanita sosialita. Yang sangat menyukai barang-barang branded dengan harga selangit. Itu adalah hal yang cukup wajar untuk mereka.
Sesekali gadis itu terlihat menguap dan terlihat samar mata panda yang melingkari mata bulatnya. Kejadian semalam membuatnya tidak cukup istirahat. Tapi anehnya itu tidak membuatnya kesal sama sekali. Ada banyak perubahan aneh yang ia alami sejak bertemu dengannya.
Seorang gadis bersurai coklat menghampirinya dan sesekali menatap wajah kusut Mari.
"Mwo?" ucap Mari yang menyadari sikap aneh sahabatnya. Cukup mengganggu menurutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Fanfiction"Aku pernah memiliki hatinya, namun hanya untuk sementara"