Brakkk,,, suara gebrakan meja membuat pria bertubuh tegap itu terlonjak kaget. Raut wajah pria tua yang saat itu tengah duduk di hadapannya jelas menggambarkan sebuah kemarahan.
Sebelum menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, ia tahu jika hal seperti ini akan ia terima. Karena bagaimanapun juga itu adalah kesalahannya, ia sudah lalai menjaga artisnya.
"Manager Kim, kau tahu berapa besar kerugian yang akan kita tanggung jika membatalkan kedatangan Jeon Jungkook di acara mereka?" murka pria tua itu.
"Joesonghamnida sajangnim, saya akan segera menemukan Jeon Jungkook" jelas manager Kim dengan sopan.
"Temukan anak itu dalam seminggu, atau jika tidak aku akan terpaksa menendangmu dari pekerjaan ini" ancamnya yang berhasil membuat manager Kim bereaksi.
"N ne, sajangnim" gugupnya.
__
Pria bergigi kelinci itu terlihat mondar-mandir di depan rumahnya dengan sesekali menendang kerikil yang tidak terlihat di aspal jalanan. Waktu menunjukkan pukul 19.00 kst. Matahari yang tadinya menyinari pandangannya kini hanya ada lampu-lampu jalan disekeliling yang menyinari pandangannya.
Dari ujung jalan Jungkook menemukan sosok gadis yang ditunggunya. Mari, gadis itu berjalan lesu menuju rumah yang sekarang berakhir menjadi sebuah penampungan. Tangan kanannya menenteng satu kantong kresek makanan. Seperti yang ia janjikan tadi pagi pada Jungkook.
Jungkook tersenyum saat melihat sosok Mari yang perlahan mendekat. Reflek satu tangannya melambai kearah gadis itu.
"Apa yang dia lakukan di luar sendirian" celetuk Mari saat menemukan sosok Jungkook disana.
Mata bulat pria itu terlihat berbinar saat melihat ada sesuatu yang tergantung di tangan Mari.
"Apa yang kau lakukan di luar?" selidik Mari.
"Menunggumu" singkat Jungkook.
"Menungguku? Kenapa menungguku?"
Belum sempat Jungkook menjawab, suara perutnya menjawabnya lebih dulu. Hingga membuat Mari terkekeh saat mendengarnya. Cukup memalukan untuknya, pasti.
"Ayo masuk" ajak Mari yang disambut anggukan oleh Jungkook. Senyum kecilnya mengembang karena malu.
__
Jeon Jungkook terlihat duduk bersila menunggu makanan yang sedang Mari siapkan. Memainkan sumpit kayu yang ada di tangannya.
"Jajangmyeon?" tebak Jungkook.
"Wae? Kau tidak menyukainya?"
"Aniyo, aku sangat menyukainya" senyum manis mengembang dari wajah tampannya.
Tangan gadis itu terlihat sibuk mencampur mie dengan saus kacang hitamnya. Yang diikuti Jungkook dengan melakukan hal yang sama. Dengan lahap Jungkook mengunyah makannya. Matanya terlihat berbinar sekali lagi. Sudut bibir Mari terangkat saat melihat pria yang saat itu duduk dihadapannya makan dengan sangat lahap. Ada sisa saus yang belepotan di di tepi bibir tipisnya, hingga membuatnya terkekeh pelan.
"Keunde Mari~ssi. Kau punya baju yang mungkin bisa kupakai?" tanya Jungkook seketika menghentikan aktivitas Mari.
Dia baru ingat jika pria itu tidak memiliki pakaian yang bisa ia pakai. Dilemarinya pun juga tidak ada pakaian yang muat untuknya.
"Besok pagi kau ikut aku" ucap Mari setelah mendapatkan ide bagus.
"Kemana?"
Sorot matanya seakan memberi isyarat luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Fanfiction"Aku pernah memiliki hatinya, namun hanya untuk sementara"