Dapat ia dengar dengan jelas gemuruh nafas pria yang saat itu tengah menghimpit tubuhnya. Peluh yang terlihat jelas olehnya mengalir pada leher putihnya. Tubuhnya terasa membeku dan tidak dapat bergerak sedikit pun sebelum akhirnya ia membuka suara setelah melihat 3 siswa yang mengejar mereka tadi telah berlalu.
"Keunde, kenapa kita berlari?" tanyanya ragu.
Perlahan Jungkook mengangkat wajahnya yang tadi ia sembunyikan pada ceruk leher gadis itu. Nafasnya cukup tersenggal.
"Agasshi, boleh aku tau siapa namamu?" tanya Jungkook tiba-tiba.
"Ne?"
"Aku harus tau namamu agar aku bisa memanggil agashi" jelas Jungkook.
"Han Mari, namaku Han Mari"
"Oke Han mari~ssi, mianhaeyo. Aku minta maaf karena sudah membawamu masuk dalam masalahku. Aku tidak bermaksud untuk menyusahkanmu. Tapi jika aku tidak membawa mu kabur, mungkin akan ada masalah baru yang akan menimpaku" jelas Jungkook.
Raut wajah Mari terlihat ragu untuk seketika, pria macam apa dia sebenarnya. Kenapa para gadis itu harus mengejarnya. Jika ia tidak bersalah untuk apa dia berlari dan bersembunyi dari kejaran gadis-gadis itu.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Mari mendongak menatap lekat kedua netra bulat Jungkook. Suaranya terdengar dingin. Dan tatapan seakan menebak nebak siapa sosok pria yang ada di hadapannya saat itu.
__
Jeon Jungkook, pria itu terlihat duduk gusar di tepi sungai Han menunggu respond Mari saat setelah ia menceritakan semua padanya. Angin sore menyapu wajah pucat Han Mari yang saat itu terlihat berjalan mondar-mandir dan sesekali mengigit jari kukunya karena merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
"Yakk,, Jungkook~ssi. Kau harus kembali, kau tidak bisa kabur seperti ini" ucap Mari yang kemudian duduk disamping Jungkook. Wajahnya terlihat cukup khawatir.
"Kau tau, pekerjaan itu terlalu melelahkan untukku. Mereka memintaku untuk bekerja hampir setiap hari. Dalam satu hari pun aku hanya memiliki waktu tidur tidak kurang dari 3 jam aku harus minum vitamin setiap hari" jelas Jungkook yang berhasil membuat Mari terdiam dan menyimak setiap kalimat yang keluar dari bibir tipis pria itu.
"Aku menyukai pekerjaanku, aku sangat menyukainya meski itu sangat melelahkan. Tapi aku juga ingin menjadi seperti manusia normal pada umunya. Bermain-main dengan teman-temanku, dan juga bisa berkencan dengan gadis yang aku sukai" lanjutnya yang sesekali tersenyum pahit. Ia baru sadar ini adalah pertama kalinya ia menceritakan hidupnya pada orang lain selain manager hyung.
Tatapan pria itu terlihat sendu, sepasang netranya terlihat berkaca-kaca seakan memaksanya untuk menumpahkan butiran bening yang mulai berjajar di pelupuk matanya. Dengan cepat ia mengusapnya sebelum air mata itu terjum bebas dan membasahi pipinya. Akan sangat memalukan jika itu terjadi.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang. Kau bilang ponsel dan dompet mu tertinggal saat kau mencoba kabur"
"Apa kau bisa menolong ku?"
Lagi? Apa lagi yang ia inginkan dariku sekarang
"Yakk,, jangan katakan apapun" cegah Mari berharap tidak akan mendengar sesuatu yang sama sekali tidak ingin ia dengar.
Jungkook perlahan mendekati Mari.
"Mari~ssi, bisa aku tinggal di rumahmu untuk beberapa hari?" ucap Jungkook dengan tampang memelas.
"Mwo? Yakk,, kau gila. Aku sudah membayar uang transportasimu, membelikanmu makanan dan sekarang kau meminta untuk tinggal dirumah. Apa kau sudah gila, huh" teriak gadis itu emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Fanfiction"Aku pernah memiliki hatinya, namun hanya untuk sementara"