4

342 43 4
                                    

Dengan atribut lengkapnya dan sebuket lili yang diam dalam genggamannya, Jungkook dan Mari bergegas masuk ke dalam taksi yang telah Jungkook pesan sebelumnya. Mari terlihat sibuk memasang sabuk pengaman yang sudah seharusnya dipasang saat berkendara. Jungkook terlihat meletakkan bunga lili itu disampingnya.

Gadis itu menatap bunga itu seakan bertanya-tanya.

"Harus ya membawa bunga?" tanya Mari.

"Ini bunga kesukaannya" jawab Jungkook singkat.

"Oh"

Jungkook terlihat tersenyum dan mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela. Perlahan ia melepas snapback hitam yang sedari tadi menutup kepalanya.

"Kau mau bertemu kekasihmu?" tanya Mari yang masih saja penasaran.

"Kau akan tau saat tiba disana" jawabnya santai.

Jalanan tidak terlihat padat hari ini, jadi akan lebih cepat untuk sampai ke tempat tujuan mereka. Melewati beberapa kali tanjakan dan pepohonan yang terlihat lebat di sekeliling. Mereka memasuki daerah pegunungan yang terlihat tenang.
Perlahan Mari menurunkan jendela menikmati udara segar yang menerpa wajah pucatnya. Entah sudah berapa lama ia tidak menikmati suasana seperti ini.

Setiap hari hanya menghabiskan waktunya berada di dalam tempat kerja hingga membuatnya hampir melupakan jika ada suasana yang menyegarkan seperti tempat ini.

Taksi berhenti di depan sebuah bangunan berlantai. Dengan tembok gedung berwarna putih dan beberapa orang berkeliaran disana. Cukup ramai dan banyak orang yang bertingkah aneh dengan seragam pasien melekat pada tubuh mereka.

Jungkook berjalan mendahului Mari yang berada di belakangnya. Sesekali ia menengok kebelakang untuk melihat, apakah gadis yang datang bersamanya tadi berjalan mengikutinya. Beberapa pasien yang ia lewati membuatnya merasa tidak nyaman. Jujur dia merasa cukup takut dengan apa yang ada disekelilingnya saat itu, tapi untung saja ada perawat yang menemani mereka.

Teriakan teriakan aneh mengaung pada telinga Mari hingga membuatnya bergidik.

"Jungkook~ssi" ucap Mari lirih yang saat itu sudah berada disamping Jungkook dengan susah payah.

"Iya"

"Apa yang sedang kita lakukan ditempat ini?" tanya Mari dengam nada suaranya yang cukup khawatir.

"Kau takut?" tanya Jungkook yang tiba-tiba berhenti dan menatap Mari yang mengikutinya berhenti.

"Sedikit" jujurnya.

Perlahan Jungkook meraih dan mengenggam tangan gadis itu.

"Jangan khawatir" ucapnya yang kemudian menarik perlahan tangannya dan mengajaknya kembali berjalan.

Sebuah ruangan dengan tulisan no 76 tergantung jelas pada pintu kayu berwarna putih itu. Perlahan Jungkook membuka pintu itu dan terlihat seorang wanita paruh baya yang telihat cantik meski rambut panjangnya yang berantakan dan wajahnya yang terlihat pucat tanpa make up.

"Eomma, aku datang" ucap Jungkook yang berhasil membuat Mari terkejut. 
"Eomma" lirih Mari.

Mata gadis itu membulat sempurna.
Pria itu menghampiri wanita paruh baya yang saat itu terlihat duduk diam menatap keluar jendela. Jungkook memeluk wanita yang baru saja ia panggil ibu itu.

Mari, gadis itu terlihat berdiri tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat saat itu. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat saat hal-hal aneh mulai muncul pada kepalanya.

"Mari~ssi kemarilah" ajak Jungkook yang dibalas anggukan oleh Mari.

"Eomma, selamat ulang tahun. Lihat apa yang Jungkook bawa (pria itu memberikan buket lili yang ia beli tadi) bunga kesukaan eomma. Dan aku juga membawa seseorang bersamaku" lanjutnya yang kemudian menatap Mari yang saat itu sudah bersimpuh disebelahnya.

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang