Kilatan flash camera terus menerus mengikuti seorang gadis berambut pirang yang tengah berjalan menuju sebuah van hitam dengan susah payah. Terlihat sulit menggapai setiap langkah kakinya akibat desakan para wartawan yang mendorongnya. Dengan sebuah snapback dan hoodie yang berhasil menutupi wajahnya gadis itu berhasil melewati para wartawan yang ingin menguak tentang gosip yang saat itu tengah beredar. Dengan bantuan beberapa bodyguard akhirnya ia telah duduk tenang di dalam van hitamnya.
Dengan kasar tangannya menggeser tirai kecil sehingga menutup kaca mobilnya.
"Huhhh,, " dengusnya kesal yang kemudian melempar kasar snapback hitamnya.
Seorang pria bertubuh tambun terlihat duduk disampingnya sembari menatap gadis itu gugup.
"Aiishh jinjja, kenapa mereka brutal sekali hari ini, huhh" omelnya karena merasa muak.
"Yoonji~si, " panggil pria itu.
"Mwo?" tatapan tajam itu, selalu berhasil mengintimidasi siapapun yang menatapnya.
"Jeon Jungkook baru saja menelepon mu" ucapnya.
"Lalu?"
"Aku rasa dia sudah mengetahuinya"
"Bagus jika dia sudah mengetahuinya, jadi para wartawan itu akan segera berhenti mengangguku" jawabnya asal.
"Huhhh,, sial," umpatnya.
__
Pria bergigi kelinci itu terlihat duduk dengan gusar di sebuah bangku panjang yang berada di depan rumah. Wajahnya terlihat marah saat setelah managernya menghubunginya 5 menit yang lalu.
Dengan kasar ia mencari sebuah nomor dari ponselnya.
Panggilan itu mulai tersambung,, bip.
"Eoh oppa, kau tadi menelpon ku?" suara seorang gadis terdengar dari seberang telepon. Dengan tenang ia bertanya hal yang sebenarnya sudah ia ketahui jawabannya.
"Yakk,, kita harus bicara" ucap Jungkook dengan suara dinginya.
"Datanglah ke apartemen ku,, aku akan menunggu oppa disana"
Dengan cepat Jungkook mematikan panggilan itu dan berlalu pergi meninggalkan rumah Mari.
__
Gadis cantik itu terlihat kesulitan menutup kedua matanya. Entah ada apa dengannya akhir-akhir ini. Hampir setiap malam ia mengalami insomnia. Badannya terus berguling tanpa arah mencari posisi yang mungkin bisa membuatnya terlelap lebih cepat.
Huhh,,, desahnya.
Gadis itu berjalan malas keluar kamar bermaksud untuk mengambil beberapa gelas air minum. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat tidak ada penghuni diatas kursi ruang tamunya.
"Mwoya? Apa dia diluar?" celetuknya.
Perlahan Mari berjalan keluar hingga melupakan tujuan awalnya. Angin malam berhembus menerpa lembut helaian rambut panjangnya. Kedua tangannya mengeratkan cardigan coklat yang menutup sebagian tubuhnya.Halamannya terlihat sepi tidak ada seorangpun disana. Kedua matanya terlihat mencari ke setiap sudut halaman rumahnya. Namun nihil, tidak ada Jungkook dimanapun. Mari kemudian duduk bersantai dengan harapan saat ia kembali ke kamarnya akan tertidur dengan sangat nyenyak. Menyusuri dunia mimpi yang sangat ia rindukan.
__
Tingg,, tunggg,,
Suara bel apartemen Yoonji berbunyi. Dengan yakin ia tahu siapa yang membunyikan bel rumahnya selarut ini.
Ceklek,, pintu itu terbuka perlahan dan terlihat seorang gadis cantik muncul dari balik pintu itu.
"Masuklah!" pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
Fanfiction"Aku pernah memiliki hatinya, namun hanya untuk sementara"