16. MTIM

2.5K 105 11
                                    

Sudah lebih dari sehari Rayna hilang nafsu makan sejak Omanya dimakamkan, sama halnya dengan kali ini gadis itu terduduk lesu menatap kosong entah kearah mana

Ia kembali menangis karena mengingat semua kenang kenangan bersama Oma dirumah ini

"Rayna, makan yuk jangan nangis lagi" Entah sejak kapan Ricko sudah berdiri tak jauh dari adiknya

Hening, Tak ada sahutan. Langit senja seakan ikut merasakan suasana hati gadis itu

"Hey ada yang mau ketemu sama lo" Ucap Ricko lagi yang sudah tau bagaimana sahutan adiknya

Rayna seakan bisu dan tuli, gemuruh bersahutan menandakan langit akan menangis namun gadis itu masih tetap tak ingin pergi dari tempat ia duduk

"Hay"

"Bryan lo tolong bujuk adek gua ya"

"Ya bang"

Cowok bertubuh jangkung itu duduk disebelah Rayna

"Lo jahat Ray" Rayna masih tetap diam

"Lo egois" Gadis itu tetap tak bergeming

"Lo cuma mentingin diri sendiri!" muak. Satu kata yang mengisi otak Rayna kali ini

"Kalo lo kesini cuma bikin gua pen bunuh orang mending pergi!"

"Dan membiarkan lo dengan sifat egois kek sekarang?"

"Mau lo apa si ha?!" Rayna menatap geram cowok yang berwajah santai disebelahnya

"Coba deh lo liat ke atas" Gadis itu mengernyitkan dahi heran namun tetap mengikuti ucapan Bryan

"Jangan bohongin gue!"

"Lo masih ga sadar kalo lo memang egois?" Rayna menggeleng sebagai jawaban, Bryan ikut mengadah dan menatap hal yang sama

"Sekarang lo udah bikin langit ikutan sedih karena hati lo, awan juga mendung karena perasaan lo, dan cukup lo egois sampai disini karena sampai lo nangis gua akan kebasahaan ntar pulang kerumah"

Gadis itu terdiam dan menatap lembut cowok tersebut, ia menabrak dada bidang Bryan sambil memejamkan matanya

"Lo dateng disaat yang tepat Bry hiks!"

"Jangan nangis lo rela sahabat lama lo yang paling ganteng ini kebasahan?" Cowok itu mengurai pelukannya dan membingkai wajah Rayna

"Oma adalah wanita yang baik, Allah gamau beliau selalu merasa sendirian tanpa adanya Opa~" Cowok itu menghentikan ucapannya untuk membawa Rayna masuk kedalam rumah

"~ Karena itu sang pencipta memanggilnya untuk ikut bahagia bersama Alm. Opa di alam sana" Rayna masih terdiam memperhatikan Bryan yang mengambil sepiring nasi yang diletakkan Ricko diatas meja dapur

"Harus nya lo senang karena Oma disayangi dan meninggal tepat pada hari Jumat" Entah cowok itu yang terlalu pintar membujuk entah Rayna yang sadar akan perkataannya

Perlahan tapi pasti gadisi itu memakan makanan yang disuapi Bryan

"Dan untuk suapan terakhir" Rayna telah menghabiskan makannya masih dengan Bryan yang sibuk bercerita tentang rasa sayang sang pencipta pada oma nya

Dari kejauhan Ricko tersenyum hangat melihat cara Bryan membujuk adik kesayangannya

"Makasi lo udah ingetin gue" Gadis itu kembali memeluk Bryan dengan senyuman

"Lo apa kabar?" Rayna menatap wajah tampan itu dari bawah sehingga memperlihatkan rahang kokohnya

"Baik kok, lo sendiri gimana?"

Miss Troublemaker Is Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang