Compliment

53 6 29
                                    


"Win, buat seminggu ke depan aku gak bakal banyak pegang hp soalnya lagi banyak jadwal ujian dan tes praktikum, jadi kalo aku telat banget bales chat atau gak angkat telepon maaf ya."

Itu yang kukatakan pada Wino tiga hari yang lalu. Ya, minggu ini memang tidak ada waktu untuk beristirahat dengan tenang sedikit pun. Ujian mata kuliah datang bertubi-tubi, belum lagi tes praktikum yang benar-benar penuh tekanan karena mata dosen akan selalu mengawasi tiap gerak-gerik mahasiswanya. Salah meneteskan larutan saja bisa dapat nilai C.

Saat memberitahukannya pada Wino, ia langsung meng-iya-kan tanpa banyak bertanya ini-itu. Sekarang sudah hari kelima Wino tidak menghubungiku, baik melalui telepon ataupun sekadar chat. Aku sendiri yag memintanya melakukan al itu, tetapi kenapa sekarang aku sendiri yang merasa tersiksa.

Usai membaca beberapa jurnal penelitian dan hand out materi dari dosen, tanganku tak mau berhenti menggulir layar ponsel yang menampilkan ruang obrolanku dengan Wino. Biasanya jam-jam seperti sekarang ini Wino mengirim chat, sekadar menanyakan apakah aku sudah menyelesaikan tugas atau belum. Jika aku jawab masih mengerjakan tugas, ia hanya akan membalas dengan satu kalimat yang menjadi penutup percakapan kami, "Semangat! You can do it, friend! You can do it! Gak usah dibales ya. Lanjutin ngerjain tugas aja.", sedangkan jika aku bilang tugasku sudah benar-benar beres, Wino akan memulai percakapan random-nya, tidak lama, hanya sekitar 10 menit kami mengobrol. Meskipun singkat, kami sangat menikmatinya.

***

Wino
Nura? Kepencet tah?

Udah tidur ya?

Ketauan sebelum tidur scroll chatan dari aku ya ☺

Tunggu 2 hari lagi ya, beres kamu ujian kita ngobrol banyak sambil jajan seblak bareng. Aku yang bayarin hehe.

Semangat ujian sama praktikumnya!

Gak usah dibales gak apa-apa👍

Mataku sampai terbelalak membaca deretan chat yang dikirim Wino semalam. Seingatku, aku tidak mengirim kata apapun padanya, kenapa bisa begini?

Dan, ternyata setelah kugulir riwayat percakapan kami, ada satu chat yang tak sengaja kukirim karena semalam aku tertidur dengan handphone masih di tangan dan dalam keadaan tidak terkunci.

Anjir lah! Nura bodo emang! Mana sampe ketauan liatin chat dari dia sebelum tidur.

Entah, sekarang ini mulutku sedang bingung antara ingin merutuki kebodohan diri atau malah senyam-senyum membaca pesan manis beruntun dari Wino. Aku sudah gila rupanya.

***

Akhirnya hari yang ditunggu tiba, satu minggu yang lebih panjang dari minggu-minggu biasanya berakhir. Segala macam ujian dan praktikum sudah terselesaikan. Perihal nilai, aku tak yakin seluruhnya akan memuaskan, tetapi yang terpenting semuanya sudah dilewati tanpa hambatan.

Baru saja hendak menghubungi Wino, panggilan darinya lebih dulu sampai. Aku kalah cepat.

"Nura." Setelah sekian lama akhirnya bisa dengar suara Wino lagi.

"Iya?"

"Udah beres?"

"Udaaaaah, huft! Akhirnya bisa rebahan."

"Oh, mau rebahan tah? Ya udah kita jajan seblaknya besok-besok aja ya."

"Eh? Kamu mau jajan sekarang?"

"He he, tadinya iya, tapi kalo Nura mau istirahat dulu, gak apa-apa nanti lagi aja."

"Ya udah, ayok atuh! Sekarang aja. Kamu dimana?"

All About U(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang