Silence

57 5 29
                                    

"Halo? Teh Nura?"

Tumben sekali Dyon menelepon. Biasanya juga dia chat denganku hanya ketika ada update-an terbaru dari komik yang kami baca.

"Yon? Kenapa?"

"Bang Wino udah bilang belum tentang rencana liburan kita-kita?"

"Hah? Liburan apa? Wino gak infoin apa-apa tuh."

Bagaimana ya? Sebenarnya sudah hampir satu minggu lebih ini aku merasa hubungan kami agak dingin. Tepatnya sejak hari latihan lagu baru Dsix. Seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya, sepulang dari studio Wino tidak banyak bicara dan hal itu masih berlangsung sampai detik ini. Namun, bukan berarti kami hilang komunikasi sama sekali. Kami masih saling mengirim pesan dan panggilan, tetapi sekadar menanyakan kabar atau kesibukan kuliah. Tidak ada obrolan panjang seperti biasanya, tidak ada sesi topik random khas yang selalu muncul dari mulut Wino juga.

Tentu aku tidak diam saja menghadapi atmosfer seperti ini. Beberapa kali aku mengajaknya bertemu, tetapi ... ya, hanya sebatas itu. Wino tidak memberikan banyak tanggapan saat aku berusaha bercerita panjang-lebar. Tidak seperti Wino yang biasanya.

"Gini, dua minggu lagi 'kan kita libur tuh, abang-abang mau pada piknik. Tempatnya belum ditentuin sih, tapi pengennya yang ada pantai-pantainya gitu. Teh Nura mau ikut gak?"

Aku masih belum paham dengan maksud pembicaraan Dyon. "Bentar, Yon. Abang-abang siapa?"

"Abang-abang Dsix lah, Teh."

Wino beneran gak ada ngomong apa-apa.

"Teh Ama juga diajak kok, tapi dia masih sok-sok mager gitu. Paling nanti H-1 juga dia kabita pengen ikut," sambung Dyon.

"Hmm ... gimana ya? Aku izin dulu sama ibu aku ya, Yon. Kemungkinan besar diizinin sih asal ada temen ceweknya."

"Oh kalo gitu tergantung Teh Ama ya. Ya udah, sip. Nanti kabar-kabari lagi ya, Teh."

"Siap, Yon."

***

Akurat. Seperti yang dikatakan Dyon, Ama akhirnya memutuskan ikut sehari sebelum hari H liburan kami. Aku juga sudah mendapat izin dari ayah dan ibu jauh sebelum Ama memutuskan untuk ikut karena ternyata ada satu orang perempuan lagi yang sudah pasti akan hadir dalam acara liburan ini kata Dyon.

"Ra, udah siap?" Ini suara Wino yang terdengar dari ponsel.

Masih terdengar dingin.

"Udah, Win. Bawaan aku lumayan banyak, nih. Cukup gak ya? He he."

"Cukup kayaknya."

Itu aja? Aku kira kamu bakal bilang "Emang Nura bawa apa aja?", "Gak apa-apa biar aku yang bawa tas kamu nanti." atau "Jangan-jangan kamu bawa batu kayak Patrick? Ha ha."

"Nura?"

"E-eh, iya, Wino?"

"Nanti aku, Dyon sama Ama ke kosan kamu sekitar jam sepuluh."

"Oke. Kalian hati-hati ya."

Tess!

Aku kira atap kamar bocor, tetapi di luar sedang tidak hujan. Jadi, yang barusan menetes bukan air hujan ya?

***

Aku, Wino dan Ama berada di mobil Dyon, sedangkan Brian, Kak Jean dan satu orang lagi berada di mobil Kak Fandra. Di awal perjalanan, suasananya benar-benar seru. Tentu saja berkat Ama dan Dyon. Dua kakak-beradik itu memang tidak bisa diam jika sudah dipersatukan. Tingkahnya ada saja.

All About U(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang