Forbidden Love | Sena Izumi [Ensemble Stars]

816 65 9
                                    

Seorang pemuda tampan bersurai perak dengan iris sebiru batu safir terlihat tengah memeluk dari belakang seorang gadis dengan helai [hair color] nya yang panjang.

Keduanya terlihat begitu menikmati suasana hening yang tercipta di antara mereka. Hanya terdengar suara deru nafas lembut dari sepasang insan itu. Tatapan mereka pun sama-sama terpaku pada hamparan langit malam yang entah kenapa terasa jauh lebih indah kali ini. Meski memang dalam dunia mereka tidak ada malam yang tidak indah dan tanpa bintang. Karena bintang itu sendiri adalah bagian dari diri mereka.

Sang pemuda semakin mempererat pelukannya saat dirasa gadis yang ada dalam rengkuhannnya sedikit menggigil. Dan sang gadis sendiripun makin merapatkan dirinya dalam pelukan hangat tersebut.

"Kau tau, Izumi...," Suara gadis manis itu memecahkan keheningan yang begitu menenangkan di antara mereka. Suara itu terdengar begitu lembut ketika menyebut satu nama yang baru saja terucap dari bibir ranumnya.

"Hm."

Biasanya jawaban singkat seperti itu akan membuatmu marah-marah padanya. Tapi kali ini, entah kenapa kau memilih untuk tidak merusak momen indah kalian sekarang.

Kau merasa bahwa mungkin kebersamaan yang kalian rasakan saat ini tak akan bertahan lebih lama lagi.

"Aku ingin sekali pergi. Pergi ke tempat yang sangat jauh." Ucapanmu terdengar begitu tenang tapi juga penuh keinginan yang dalam. Kau tidak peduli meski tubuh Izumi yang tengah memelukmu itu sedikit menegang.

"Kemana?"

Meski tidak ingin membahas topik seperti ini 'lagi', tapi Izumi merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui alasan kenapa gadis yang amat dicintainya selalu membahas keinginannya untuk pergi jauh.

"Ke tempat dimana aku bisa bertemu dengan Tuhan." Jawaban yang keluar darimu itupun sontak membuat Izumi terkejut.

Apa maksudmu?

"Apa yang kau bicarakan? Jangan bicara sembarangan, [Name]." Izumi mendadak cemas, perasaannya mulai tidak tenang.

Kau melepaskan pelukan Izumi dengan pelan sebelum memutar tubuhmu untuk berhadapan langsung dengannya.

Sesaat pandangan kalian bertemu,

Lihatlah pakaian dan jubah yang didominasi warna navy dan putih yang dikenakan oleh Izumi, terlihat begitu pas ditubuh tegap miliknya. Membuat pemuda itu semakin jauh lebih tampan dan gagah.

Tentu saja, itu karena Izumi terlahir sebagai seorang Ksatria. Sedangkan kau terlihat begitu cantik dan anggun dengan balutan gaun dan jubah yang didominasi oleh warna gold dan putih yang melekat di tubuhmu. Penampilan yang semakin mencerminkan dirimu yang terlahir sebagai seorang Dewi.

Kalian masih memandang satu sama lain hingga tiba-tiba Izumi merasa ada yang janggal denganmu. Senyumanmu tidak seperti biasanya.

Ada yang salah, ada yang tidak benar.

Izumi hendak membuka suara, namun kau lebih dulu berkata,

"Tapi aku ingin tetep pergi, Izumi. Aku ingin bertemu dengan Tuhan."

"Kenapa? kenapa kau ingin bertemu dengan Tuhan? Apa kau ingin meninggalkanku?"

"Aku ingin meminta sesuatu pada Tuhan ...," Kau menggantung kalimatmu. Manik [eye color] mu menyelami wajah Izumi yang terlihat tidak tenang, "Karena ini juga satu-satunya cara agar tidak ada lagi yang merasa tersakiti dan kecewa." Kau mencoba untuk tetap tenang, berusaha menyembunyikan nada penuh keputusasaan dari suaramu.

Tak ada jawaban dari Izumi. Yang pemuda itu lakukan hanya kembali merengkuh tubuh dalam pelukannya. Kini ia mengerti apa maksud dari ucapanmu. Tidak, sebenarnya ia sangat-sangat mengerti apa yang sedang terjadi di antara kalian.

Izumi tentu menyadari bahwa selama ini, ia hanya coba mengingkari satu alasan yang membuat kenapa cinta kalian tak bisa benar-benar bersatu.

Karena sebuah ikatan terlarang yang kalian bangun dengan cinta, keyakinan dan harapan yang begitu besar tidak cukup untuk membuat hubungan yang kalian jalin bisa bertahan lama.

Satu fakta yang tak bisa dibantah olehmu maupun Izumi, seberusaha apapun kalian memungkirinya.

"Tapi kau tak perlu pergi, [Name]. Kau tidak boleh meninggalkanku."

Setetes air mata jatuh dari kelopak matamu begitu mendengar bisikkan lirih Izumi,

"Tapi kau juga tau, Izumi. Aku akan tetap pergi."

Dari awal, kau dan Izumi sudah tahu resiko apa yang akan kalian terima jika tetap memaksa untuk bersama.

"Tapi jangan sekarang, [Name]. Aku mohon."

Izumi semakin mengeratkan pelukannya pada tubuhmu. Ia benar-benar takut sekarang.

Apakah ini memang sudah saatnya?

"Kita akan bertemu lagi, Izumi. Di kehidupan yang lain, dimana cinta kita bisa diterima meski cinta itu tabu." Ucapmu penuh keyakinan.

Ini adalah resiko yang harus kau terima. Meski kau juga tidak ingin berpisah dengan pemuda yang sangat kau cintai.

"Kau tau apa keinginanku, Izumi?" Kau tersenyum cerah, walau kau bisa merasakan tubuhmu perlahan memudar.

Tak ada jawaban dari Izumi, namun kau tau bahwa pemuda itu mendengarkanmu.

"Aku ingin terlahir kembali. Sebagai orang lain, bukan sebagai adikmu atau saudarimu, Izumi."

Izumi tersentak. Ia melihat senyuman itu merekah di bibir tipismu, dan binar cahaya kembali bersinar dalam iris [eye color] yang paling disukainya tersebut.

Perlahan tapi pasti, senyuman turut hadir di wajah tampan Izumi. Sebuah senyum hangat yang hanya ia tunjukan untuk gadis yang paling dicintaintainya. Gadis yang saat ini telah benar-benar menghilang dari hadapannya.

Namun sebelum kau benar-benar menghilang, Izumi mengatakan beberapa kata yang membuat senyumanmu semakin mengembang dengan sempurna.

"Ya, aku pastikan kita akan bisa bersama saat kita dilahirkan kembali pada kehidupan berikutnya."

Setelah itu, Izumi pun mulai melangkah meninggalkan tempat yang mungkin tidak akan pernah dikunjunginya lagi.

Sebenarnya apa yang salah?

Kalian hanya jatuh cinta, meski tau bahwa perasaan itu terlarang. Kalian hanya ingin terus bersama sebagai sepasang kekasih, meski tau darah yang sama mengaliri tubuh kalian.

Tapi cinta tidak pernah salah.

Hanya saja, mungkin cinta itu ada pada masa yang tidak tepat. Masa dimana keduanya terlahir sebagai seorang Ksatria dan Dewi yang bersaudara karena terlahir dari bintang sama.

Cinta sedarah.

Dan saat keduanya memutuskan untuk terus saling mencintai, maka saat itulah secara perlahan salah satu di antara kalian akan menghilang.

.
.
.

END

*********

Aku gatau ini apaan wkwkwk
Tapi makasih udah baca
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaaaaa

HALU storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang