Request by BaysideHamajo
.
.
.Touma Inumaru sangat menyukai gadis berambut [hair color], bermata indah, dan bertubuh mungil bernama [Full Name].
Kalian berdua cukup dekat lantaran sekelas dan berada di satu organisasi. Well, kalau dihitung, sudah 2 tahun lebih 4 hari 8 menit 26 detik Touma memendam perasaannya terhadapmu. Bukan karena kau sudah punya pacar, melainkan banyak cowok ganteng yang mendekatimu-Touma merasa kalah saing, jadi mending memakai gerakan bawah tanah.
Malam ini, tiba-tiba ada Line darimu yang mengajak jalan-jalan ke taman kota. Touma bersorak senang, jingkrak-jingkrak di atas kasur-menarikan lagu syantik-sampai penyanggahnya hampir patah. Kemudian, Touma buru-buru mandi, keramas sampai busanya memenuhi kamar mandi, menyemproti mulut dengan parfum, memakai kemeja termahal dan sepatu paling baru.
Touma bergegas ke luar rumah dan berlarian menuju taman kota. Setelah itu, ia mengambil ponsel di kantong, berniat mengabarimu kalau dia sudah sampai duluan.
Line!
Touma baru mengetikkan beberapa huruf ketika ada Line datang darimu. Pemuda itu langsung membukanya dengan hati berdebar seperti genderang mau perang.
[Name] : Maaf, Tom. Tadi aku salah kirim
Loading sejenak sebelum telinganya mendengar sesuatu yang patah.
Dengan perasaan tak menentu, Touma mengetikkan balasan pesanmu.
Touma : Tapi aku udah sampe di taman kota, gimana dong? [deleted]
Touma : Aku marah!!! [deleted]
Touma : Terus ini aku pulang dengan perasaan hancur, gitu? [deleted]
Touma : KOK BISA SALAH KIRIM SIH, KESEL GUA [deleted]
Touma : Andai membunuhmu itu halal [send]
"EANJIR KEPENCET!!!"
Touma nangis bombay begitu sadar jarinya kepeleset hingga deretan kalimat itu terkirim padamu.
Hancur sudah
Sudah pasti kau membencinya sekarang.
Belum sempet pacaran, masa udah putus? Bagaimana dengan nasib masa depan kalian? Touma bahkan sudah merencanakan akan mempunyai anak berapa begitu kalian menikah nanti.
Memang ya, ngehalu itu jangan ketinggian. Soalnya kalo jatuh, sakit.
Di tengah kegiatan Touma menangisi kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan, sebuah suara terdengar dari belakang tubuhnya.
"Sebegitu bencinya ya kamu, sampe mau membunuhku begitu."
Touma membeku. Dengan gerakan patah-patah, pemuda itu membalikkan tubuhnya hingga mata tajamnya mendapati dirimu yang tengah berdiri tak jauh darinya.
"[Name]..." Bisiknya lirih ketika kau mulai berjalan hingga berhenti tepat di depan Touma yang masih terpaku.
"Tom, kamu beneran benci aku?" Tanyamu serius.
Touma mengerjapkan matanya sebelum merespon pertanyaanmu, "Hah?"
Hanya itu.
Hanya satu kata 'hah?' yang menjawab pertanyaanmu.
Kau tentu saja kesal.
Jawaban macam apa itu?
"Jadi gimana? Benci apa ngga?"
Touma diam sejenak sebelum dia menatapmu dengan serius, "Iya. Aku benci kamu."
DEG
Jawabannya sontak membuatmu sakit hati. Karena jujur, kau menyukainya.
Sebenarnya sepenggal kata 'salah kirim' itu hanya alibimu saja. Kau memang bertujuan untuk mengajaknya bertemu di taman ini.
"Aku benci kamu." ucap Touma lagi, "Bener-bener cinta kamu sampe rasanya mau mati aja begitu ngebayangin kamu ga mungkin balas perasaanku ini."
Kini giliran kau yang membeku mendengar rentetan kalimatnya.
Hah? Cinta, katanya? Apa kau tidak salah dengar?
"Tau gak? Aku seneng banget waktu kamu ngajakin ketemuan disini. Saat itu aku mikir, mungkin ini waktu yang tepat buat nyatain perasaanku ke kamu." Touma tersenyum miris. Kepalanya tertunduk ketika pemuda itu melanjutkan, "Tapi ternyata kamu salah kirim. Yang mana itu berarti bukan aku yang pengen kamu ajak ketemuan disini."
Kau masih diam, mencerna semua kalimatnya ketika Touma kembali menatapmu.
"Aku minta maaf atas pesan yang aku kirim ke kamu. Anggap aja itu juga salah kirim, ya."
Ketika Touma berjalan melewatimu, saat itu pula kau meraih pergelangan tangannya.
Dengan posisi membelakanginya, kau pun berkata, "Maaf, aku berbohong." Ucapmu pelan, "Pesan yang bilang aku salah kirim itu bohong. Sebenarnya aku memang mau mengajakmu bertemu untuk menyatakan perasaanku, tapi karena terlalu gugup, aku mengurungkan niatku dan akhirnya mengirim pesan itu."
Perlahan kau berbalik hanya untuk mendapati Touma melakukan hal yang sama denganmu. Tangan kalian masih terjalin ketika kalian saling menatap satu sama lain.
"Aku juga mencintaimu, Touma."
.
.
.
.*****