Sweety Mitsuki | Izumi Mitsuki [IDOLiSH7]

468 39 1
                                    

Request by nana_nanase

(PS: Disini phytagoras itu band ya, bukan idola)

.
.
.

Suara bass terdengar disusul dengan sebuah suara yang melantunkan lirik-lirik lagunya. Suara drum dipukul pun ikut meramaikan, dan suara gitar yang walaupun tertutupi oleh suara bass tetap mampu menonjol di antara dua suara sebelumnya. Lantunan harmoni indah itu mampu membuat panggung dengan kapasitas besar itu bergetar akibat seruan penonton yang ikut melantunkan lagu yang telah mereka bawakan. Kelap-kelip lampu panggung menambah efek dramatis bagi band yang tengah tampil tersebut.

Di ujung lagu sang bassist dan sang vokalis saling tampil berhadapan. Suara drum dibuat semakin kencang agar berefek untuk kedua pemuda yang menonjol di atas panggung tersebut. Saling bertatapan keduanya dan salah satunya memberikan tanda agar bisa mengakhiri lagu ini, sang partner pun menuruti ia segera menggetarkan kembali para penonton dengan suara khasnya dan setelah itu lagu pun ditutup dengan permainan solo dari sang gitaris yang dari tadi menunggu penampilannya.

Sorak sorai penonton pun pertanda bahwa konser mereka telah sukses.

"Sampai jumpa di konser berikutnya. Aku mencintai kalian!" Ujar pemuda berhelai pirang saat konser akan berakhir. Teriakan histeris fans terdengar kala Nagi mengatakan 'aku mencintai kalian'. Pernyataan sederhana bagi seorang Rokuya Nagi itu ternyata bisa menjadi sebuah sihir bagi para fansnya untuk menjadi lebih histeris lagi.

"Kau baik-baik saja?" bisik Yamato yang berdiri di samping Mitsuki dengan nada yang cukup khawatir saat Nagi sedang berbicara kepada para fans. Wajah Mitsuki yang biasanya sangat berseri kini berubah pucat membuat Yamato tahu bahwa temannya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Ya. Kau tenang saja." Ujar Mitsuki sambil memaksakan senyumannya. Meski tidak percaya, namun Yamato memilih untuk menganggukkan kepalanya.

"Sampai jumpa semuanya!" Ujar semua anggota Phytagoras lalu pergi meninggalkan panggung. Namun baru beberapa langkah mereka berjalan, suara seseorang jatuh membuat kedua anggota yang lainnya menoleh ke arah Mitsuki yang memang berjalan paling belakang.

Ketika mereka melihat Mitsuki telah jatuh pingsan, sontak saja mereka berteriak.

"Mitsuki!/Mitsu!"

***

Ketika Mitsuki membuka matanya, ia sudah berada di rumah sakit. Dengan jarum infus menancap di tangan, serta tatapan khawatir dari iris yang begitu dikenalnya.

"[Name]..." Ucapnya lemah seraya bangun dari posisi tidurnya.

Kau menghela napas sebelum membantu Mitsuki untuk duduk, "Ini akibatnya jika kau keras kepala. Aku sudah mengatakan padamu untuk jangan terlalu memaksakan diri. Sekarang lihat, kau terbaring di rumah sakit karena kau kelelahan, Mitsu."

"Aku sakit, dan kau malah mengomeliku?"

"Kau tidak tau betapa khawatirnya aku begitu Yamato memberitahuku bahwa kau pingsan di atas panggung." Lirihmu pelan seraya menundukkan kepala.

Mitsuki yang melihat itu sontak menepuk pelan puncak kepalamu, "Maaf membuatmu khawatir. Aku hanya ingin memberikan penampilan yang bagus pada para penggemar kami, [Name]. Mereka sudah meluangkan waktu untuk menonton konser kami, aku tidak ingin mengecewakan mereka."

"Aku tau, tapi ..."

"Hey... Daripada membahas itu, kenapa kau tidak memberiku obat saja agar aku cepat sembuh, Dokter [Name]?" Mitsuki tersenyum lebar. Sementara kau mendengus sebelum melakukan permintaannya.

"Baiklah. Obat ini khusus hanya untukmu, jadi cepatlah sembuh, pacarku yang pendek."

Cup

Kau mengecup kening Mitsuki lama sebelum melepasnya. Irismu menatap Mitsuki yang kini tengah menatap jengkel padamu.

"Sudah kubilang, jangan panggil aku pendek!" Ucapnya kesal.

Kau menatap Mitsuki tanpa dosa sebelum berkata, "Tapi kau memang pendek."

"Aku tidak pendek! Kau saja yang ketinggian!"

"Iya, iya. Kau tinggi dan aku pendek. Puas?"

"Kau meledekku ya?!"

"Diam atau aku suntik? Hm?"

"Cih."

Kau terkekeh melihat Mitsuki yang kini membuang wajahnya ke samping dengan pipi menggembung lucu.

Oh, andai kau tidak pernah melihat KTP Mitsuki, mungkin kau akan mengira bahwa kau berpacaran dengan seorang murid SMP.

"Adik Mitsu mau permen?"

"Urusai!"

Kau kembali tertawa. Menggoda Mitsuki memang selalu menyenangkan bagimu.

.
.
.

******

HALU storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang