#21 : Lembaran baru

91 9 4
                                    

Jangan simpan seseorang dalam hati,
Karena berbolak balik sifatnya.
Namun, simpanlah di dalam do'a karena tercatat di langit slamanya.

------------------------------------------------

"Raysel bangun Ra." Teriakan itu muncul dibalik pintu kamarnya. Suara itu sangat khas, siapa lagi jikalau bukan Ilfa, Uminya. Ilfa tak akan berganti posisi sebelum berhasil membangungkan Raysel.

"Iya Ra udah bangun Umi." Balas Raysel, lalu turun dari ranjang kemudian merapikan selimut. Waktu Subuh masih satu jam lagi. Namun, Ilfa selelu membangunkan Raysel jika ketiduran untuk Shalat Tahajjud.

Setelah Shalat Tahajjud dan ditutup dengan Witir 3 rakaat. Raysel mulai membaca Surah Al-Waqi'ah.  Kemudian dilanjutkan dengan Ziyadah (menambah hafalan baru). Raysel harus bergerak cepat untuk mengkhatamkan hafalannya.

---

Usai sarapan Ilfa mengajak Raysel pergi ke pasar untuk membeli keperluan yang akan di bawa Raysel ke Bandung. Karena terkesan mendadak hari ini harus ekstra sibuk mempersiapkan segalanya. Agar tak ada yang kelupaan.

Ketika sampai di pasar, Raysel dan Ilfa berpisah agar durasi belanja tidak terlalu lama. Hingga ketika berbelanja  tiba-tiba seseorang menyapa Raysel.

"Eh, Raysel bukan?" Ucap seseorang wanita . Raysel benar-benar tidak ingat siapa wanita itu. Wanita itu terihat seumuran dengannya.

"Iya?" Balas Raysel.

"Ini aku, Anisa. Temen kamu dulu, pas Madrasah Aliyah. Kita pernah sekelas kelas 10." Ceritanya dengan antusias.

"Anisa? Bentar-bentar aku ingat dulu. Anisa yang tomboy itu. Wah, kok sekarang udah femenim banget ya." Tawa Raysel.

"Mentang-mentang udah kuliah di Mesir udah lupa sama temen sendiri." Cibir Anisa. "O iya, InsyaAllah pekan depan aku nikah. Kamu datang ya!"

"Pekan depan? Pengennya gitu Nis, tapi aku besok ke Bandung. Aku bakal ngajar di sana, di pondok pesantren." Jelas Raysel.

"Hm gitu ya. Tapi kamu bisa kok datang pas resepsi aku di Buitenzorg. Satu pekan setelah resepsi disini. Suami aku orang sana. Ngak jauh juga dari Bandung. Jadi tenang. Awas ngak datang!" Peringat Anisa dengan sedikit tawa.

"Iya, InsyaAllah. Aku akan datang ke Buitenzorg menghadiri pernikahan temenku yang cuantik ini. Heleh pakai bahasa gaul pula kamu, jadi kangen belajar sejarah sama pak Azril." Raysel terkekeh.

"Iya juga ya kangen belajar Sejarah. Eh btw, Raysel aku do'a in kamu cepat nikah, biar gak jadi jomblowati lagi.  Aku pamit dulu ya, Ilal liqo'(sampai jumpa lagi.)" Pamit Anisa.

Raysel berjalan cepat menuju tempat yang telah dijanjikan dengan Ilfa. Setelah lelah berbelanja, Ilfa mengajak Raysel untuk makan. Kemudian kembali ke rumah.

---

Sebelum Subuh Raysel diantar sekeluarga ke Bandara, karena takut terjebak macet. Dan juga Raysel mengambil jadwal penerbangan pagi yaitu pukul delapan.

Saat sampai di Bandara, ternyata masih ada wak satu jam lagi untuk menunggu. Ilfa, Thoriq, Rayna, dan Seihan, menunggu sampai Raysel take off. Semuanya melepas rindu pada Raysel, karena kala Raysel sudah sampai di Bandung entah kapan lagi ia akan pulang.

Pelengkap Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang