#10 : Perihal Rasa

129 17 0
                                    

"Semua terjadi begitu cepat,
Perlahan hati yang tertutup
Akhirnya luluh jua tanpa direncanakan Dan di luar kuasa pemiliknya."

------------------------------------------

Daniel, lelaki itu berjalan ke arahku dan Vasya. Dia terlihat gugup dan tidak seperti biasanya. Aku menoleh seketika, kemudian mengalihkan wajah darinya.

" Sayang,  ada apa kamu kesini?" Aku cukup kaget saat kata-kata itu muncul dari mulut Vasya.

Kenapa dengan hatiku? Bergetar kuat saat ucapan sayang itu meluncur dari mulut Vasya. Jangan katakan bahwa aku cemburu. Tidak! Kapan aku jatuh cinta pada Daniel. Lupakan,  dan aku harus bersikap biasa-biasa saja.

" Eh,  Vasya. Bisa bicara sebentar? Ada yang mau aku omongin. Izin bentar ya Ra. " Daniel tampak linglung, dan kemudian berlalu pergi bersama Vasya.

***

Setelah menunggu beberapa waktu. Tiba-tiba aku mengingat sesuatu. Aku harus segera membeli beberapa buah tangan yang akan di bawa ke Indonesia. Aku tidak punya banyak waktu lagi. Aku bergegas untuk pergi.

Usai berbelanja,  aku memutuskan kembali pulang ke appartement milik Kak Khadijah dan Mas Rafiq. Aku menenteng beberapa paper bag yang cukup besar.

Barang-barang yang akan aku bawa besok sudah siap. Semuanya sudah lengkap. Aku tinggal menunggu waktu esok.

Author POV

Dua sejoli tengah bungkam. Mereka saling melirik,  namun kemudian memilih untuk saling mengalihkan pandangan.

" Kamu berubah Daniel!" Vasya mulai buka suara. Daniel tak begitu menanggapi ucapan Vasya. Dia masih bungkam.

" Menurutku tak ada yang berubah, biasa saja. Namun, aku hanya ingin membatasi hubungan kita." Akhirnya ia menjawab ucapan Vasya, masih sama dia tak begitu mengacuhkan Vasya.

" Membatasi? Kenapa harus begitu. Kita saling mencintai, kamu tak ingat bagaimana kita berjuang untuk hubungan kita hingga sejauh ini?" Nada suara Vasya sudah naik beberapa oktaf.

" Lantas kamu mau apa? Aku rasa tidak ada yang masalah yang begitu berarti. Kamu saja yang posesive gak jelas." Lagi-lagi Daniel hanya menjawab cuek, dan tak merasa dirinya sudah keterlaluan.

"Kita balik ke Inggris, atau kita putus!" Kata-kata itu sama sekali tak membuat Daniel takut.

" Kalau itu mau kamu,  why not?" Daniel berlalu pergi setelah mengucapkan hal yang membuat Vasya begitu terluka.

***

Hari telah berganti, Raysel sesegera mungkin akan meninggalkan negara impiannya itu. Hanya menunggu waktu beberapa jam lagi untuk ia terbang ke tanah air.

Rafiq dan Khadijah beserta putra kecil mereka turut mengantar Raysel ke Bandara. Selama Raysel di Turki ia sudah menganggap Khadijah sebagai keluarganya. Begitupun dengan Rayyana, walaupun masih kecewa rasanya.

" Raysel!" Teriakan itu membuat Raysel menoleh penuh arti.

" Aku mau bicara sebentar sebelum kamu pergi Raysel." Lanjut seseorang yang memanggil Raysel itu.

Pelengkap Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang