#24 : Pertemuan Yang Diharapkan

85 8 0
                                    

"Cinta itu memahami dan menerima, tak perlu mencari yang sempurna jika yang sederhana dan bertaqwa bisa membuatmu bahagia."

-------------------------------------------

Dua Bulan Berlalu

Pesawat yang ditumpangi Daniel landing Bandara Internasional Soekarno Hatta. Setelah wisuda beberapa hari yang lalu,  Ia langsung bersiap-siap untuk berangkat ke Indonesia. Dengan alasan kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan studi S3 di Indonesia.

Kedatangan Daniel tak diketahui siapapun termasuk Adeline. Ia berencana untuk memberikan suprise kepada keluarganya yang ada di Indonesia. Dan tak sabar menceritakan suatu hal kepada Adeline.

---

"Adeline!!! Apa ini?" Teriak seseorang dari balik kamar. Adeline tersentak kemudian bergegas menuju kamarnya.

"Itu.. Itu.." Adeline tak mampu menjelaskan.

"Al-Qur'an? Bodoh kau Adeline! Kenapa engkau membaca hal-hal seperti ini. Kau mau merusak keyakinanmu?" Ucap Leopard dengan emosi.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Guntur datang menengahi.

Leopard menjelaskan mengenai hal yang baru saja ia temukan di kamar adiknya. Beserta baju-baju gamis dan khimar yang ada di dalam lemari Adeline.

"Kau sudah menjadi Muslim Adeline?" Tanya Guntur pelan kepada cucunya itu. Ia berharap jawaban dari pertanyaannya adalah tidak. Namun, Adeline mengangguk menandakan bahwa jawabannya adalah "iya.".

"Pergi engkau dari rumah ini Adeline. Engkau sudah mengkhianati kepercayaan keluarga kita. Jangan pernah pulang jika engkau masih berstatus sebagai Muslim! Engkau akan menderita dengan agama barumu itu." Jelas Guntur penuh emosi, namun ia tak berani menyakiti cucunya dengan kekerasan.

Adeline memasukkan semua barang-barangnya ke dalam koper. Hal yang ia takutkan terjadi. Namun, ia sudah siap menerima hal yang ia alami saat ini. Ia percaya dengan janji dan kuasa Allah, bahwa hal ia lakukan tak pernah sia-sia.

Dengan air mata ia melangkah meninggalkan kediaman kakeknya. Namun, ketika ia mulai melangkah keluar rumah. Ia melihat sosok yang sangat ia butuhkan untuk saat ini. Yaitu Daniel, hanya Daniel yang mendukung dan menerima keputusan itu.

"Kamu kenapa del?" Daniel mendekat pada Adeline kemudian mendekap Adeline dan membawa ke dalam pelukannya.

"Kakek udah tau kak." Jawab Adeline dengan terisak.

"Hey Daniel. Jangan kasihani dia, dia sudah mengkhianati kepercayaan kita!" Ucap Guntur yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Daniel hanya terdiam. Ia tak tau harus bagaimana menjelaskan semuanya kepada Guntur. Di sisi lain ia tak bisa membiarkan Adeline sendiri. Namun, ia juga takut jika Guntur murka.

"Kek, izinkan Daniel membawa Adeline. Daniel tidak tega membiarkan Adel sendiri kek." Daniel mulai bicara.

"Apa? Apa mungkin kau juga sudah terpengaruh Dengan Islam, dan adikmu itu? Terserah kau saja, mau pergi bersama adikmu itu. Atau mau tinggal disini dan biarkan dia pergi!" Guntur melangkah memasuki rumah.

Pelengkap Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang