#12 : Jawaban

89 15 3
                                    

Yang melewatkanmu bukanlah takdirmu,
Dan takdirmu takkan melewatkanmu

------------------------------------

Lantunan azan Subuh membuatku tersentak. Aku segera melaksanakan kewajibanku. Setelah Shalat Subuh aku segera bersiap-siap untuk kembali ke Payakumbuh bersama Abi, Ummi dan Bang Seihan.

Udara pagi cukup dingin seolah merasuk hingga ke tulang-tulangku kala aku melangkah ke luar rumah. Aku segera memasuki mobil, duduk di samping Bang Seihan yang mengendalikan kemudi. Bang Seihan mulai melajukan mobil meninggalkan kediaman kak Rayna.

---

Ketika sedang dalam perjalanan lintas ke Payakumbuh aku iseng mencari informasi-informasi beasiswa s2 Di luar negeri. Aku sangat ingin memilih Eropa untuk melanjutkan study. Namun,  itu belum pasti hanya sebagai rencana.

" Ra kira-kira kamu siap nikah ngak?" Bang Seihan tersenyum Kepadaku.

" Nikah bang? InsyaAllah.. Kalau ada yang pas."

" Kamu sekarang ada suka sama orang?" Tanyanya lagi.

" Ada Bang." Jawabku Spontan.

Abi dan Umi saling berpandangan, dan Bang Seihan terlihat santai.

------

Akhirnya mobil terhenti tepat di depan pekarangan rumahku. Aku lihat sudah banyak orang di sana yang menanti kepulanganku, semua diuar dugaanku.

Aku menatap rumah kayu yang cukup tua di hadapanku. Ia saksi bisu kehidupanku. Tak banyak berubah darinya.  Halaman depan juga masih sama, banyak ditanami bunga-bunga nan cantik serta tanaman obatan.

Dari kejauhan tampak pula anak-anak berjalan girang menuju rumahku, wajah mereka sudah tak asing lagi dalam sanubariku. Aku masih ingat betul saat menghadapi mereka ketika mengajar mengaji, kira-kira terakhir empat tahun silam sebelum aku ke Mesir.

" Kak Achel, Assalamua'laikum.." Ujar beberapa gadis kecil yang mulai tumbuh dewasa. Mereka menyalamiku satu persatu.

" Waa'laikumussalam, MasyaAllah udah lama juga kakak ngak ketemu adek-adek semua."

" Kak Achel nanti didikan Subuh kan?" Celutuk salah seorang diantara mereka.

" Insya Allah." Jawabku dengan seulas senyum.

Aku akan memulainya lagi setelah lama tak mengamalkannya. Aku akan mulai mengajar lagi, mengamalkan ilmu yang kumiliki. Rasanya memang nikmat, dikala dijalani dengan berbalut keikhlasan.

---

Kala Maghrib tiba aku memutuskan untuk Shalat berjama'ah di Mushola yang tak jauh dari rumah. Sesuai dengan janjiku untuk melaksanakan Didikan Subuh. Yaitu kegiatan yang biasa dilakukan setiap Malam Minggu. Tujuannya untuk menambah pengetahuan keagamaan kepada anak-anak dari usia dini, dan melatih mental mereka untuk tampil di hadapan banyak orang.

Usai Shalat gadis-gadis kecil berhamburan ke arahku. Mereka banyak berceloteh tak jelas dan aku hanya mengangguki dengan senyuman.

" Kak Achel ayo mulai kak." Ucap salah satu dari mereka yaitu Feira.

" Iya dek,  ayo." Jawabku antusias.

Acara didikan Subuh berjalan dengan lancar. Ternyata banyak yang sudah pintar dan memiliki pengetahuan tentang Islam. Serta juga ada sebagian yang memiliki hafalan-hafalan pendek. Mereka terlihat sangat menggemaskan.

Pelengkap Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang