#25 : Menolak Bahagia?

102 8 3
                                    

Langit senja dengan perpaduan jingga yang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit senja dengan perpaduan jingga yang sempurna. Usai liqo' Azzam bermenung di tepi sungai Nil. Terdiam merutuki dirinya yang telah gagal menjaga hati. Iya, dia sudah gagal. Ia terus menyesal tanpa berusaha melupakan hal itu.

"Belum pulang Zam?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berada di samping Azzam.

"Ha, iya rencana ana mau balik Ziad." Jawab Azzam selepas menoleh pada sumber suara.

"Iya Zam, udah hampir Maghrib nih. Pasti Zauja Anta udah untuk nunggu di rumah. O iya Kita Shalat Maghrib berjamaah dulu yuk." Cengir Ziad. Dan hanya dibalas senyuman dan amggukan oleh Azzam.

Mentari sudah tenggelam kala Azzam sampai di flat. Ia disambut dengan aroma masakan yang menggoda dan membuat dirinya semakin lapar karena sedari tadi perutnya sangat keroncongan.

Kemudian ia disambut oleh seorang wanita dengan tampilan menyejukkan mata ditambah dengan seulas senyum. Azzam benar-benar beruntung dan membuatnya tak memiliki alasan untuk berpaling.

"Kak Azzam, yuk kita makan malam. Adek udah masakin makanan yang spesial." Ajak Ufaira antusias melihat kedatangan Azzam, sang suami.

"Iya sayang, eh kamu kalau di rumah gak usah pakai hijab dek." Pinta Azzam.

"Iya kak, wanti-wanti aja nanti teman kak Azzam ada yang kesini." Jelas Ufaira. Dan Azzam mengangguk paham.

Suasana makan malam berlangsung dengan khidmat. Dua pasang insan itu sama sekali tak bersuara. Azzam memakan masakan Ufaira dengan lahap.

---

Gerimis kali ini mengguyur kota Bandung lagi. Raysel termenung di rumah nan baru beberapa hari ia tempati. Ia hanya tinggal sendiri, karena ukuran rumah tidak terlalu besar dan hanya memiliki satu kamar. Rumah yang memang khusus disediakan pondok tempat ia mengajar.

Ting

Adeline
[Kak Ra, ketemuan di kafe Khaira Ummah yuk!"]

Usai membaca pesan singkat itu, Raysel segera bersiap-siap untuk bertemu Adeline.

---

Seorang perempuan tengah duduk sendiri disebuah kafe. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Sesekali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya yang berbalut handsock.

"Assalamua'laikum Adeline, Afwan kakak telat." Ucap seoramg wanita bercadar yang tiba-tiba datang.

"Waa'laikumussalam kak, ngak papa kak Raysel." Jawab Adeline.

Seorang pramusaji datang dengan membawakan beberapa makanan dan minuman yang sudah dipesan Adeline. Mereka berdua menyantap makanan yang sudah disajikan.

Pelengkap Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang