Awal rapuhnya hati

1.2K 143 66
                                    

"Lihatlah, cucuku mirip sekali dengan  mean". ucap nyonya phiravich seraya tersenyum lebar saat menatap bayi perempuan yang baru saja plan lahirkan.
"Ibu nya pasti sangat mencintai ayah nya". lanjut nyonya phiravich membuat plan tersenyum malu saat mendengar ucapan mertuanya itu.

"Hidungnya sama seperti hidung ayahnya, bibirnya seperti bibir ibunya, dan matanya seperti mata milik ayahnya, wah,,,, bagaimana besarnya kau nanti sayang?". ucap nyonya phiravich memperhatikan putri kecil mean dan plan secara seksama.

"Tentu saja akan sangat cantik, lihat saja ibu dan ayah nya". kata mean dengan bangga membuat plan lagi-lagi tersenyum bahagia mendengarnya.

"Biarkan aku menggendongnya". mohon plan sambil menatap kearah mean yang masih setia memeluk putri kecilnya dengan sayang.

Nyonya phiravich yang melihat tatapan permohonam plan pun dengan cepat mengambil bayi itu dari tangan mean dan memberikannya kepada sang menantu.

"Jika kau sudah tidak tahan memeluknya, kau bisa mengatakan pada ibu sayang".

"Iya bu, terimakasih".

Plan tersenyum bahagia begitu melihat betapa mengagumkan putrinya ini, dielusnya dengan lembut pipi bayi itu yang gembul dan memerah karena baru saja lahir ke dunia yang fana ini.

Ya tuhan aku benar-benar sangat bahagia.

"Bagaimana mungkin wajah mean ada diwajah anakku? dia bukanlah ayah nya". gumam plan didalam hatinya.

Tentu saja wajah putri-nya mirip dengan mean karena setiap malam saat tidur plan selalu memandangi wajah mean yang tertidur disampingnya.  karena jika tidak begitu ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.

Seperti itulah yang plan lakukan setiap malam, bahkan sesekali plan menyentuh hidung mancung milik mean, hidung yang menurutnya sangat mempesona.

"Apa kalian sudah mempunyai nama untuk anak kalian?". tanya tn phiravich sambil menatap kearah plan dan mean yang masih terus menerus memandang wajah putri mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Tentu saja mereka sudah punya!". jawab tn rathavit dengan cepat.

"Iya ayah kami sudah punya nama untuk putri kami, namanya narissa, kami memberinya nama narissa phiravich!". ucap mean semangat.

"Halo narissa sayang!". sapa kedua orang tua plan dan mean bersamaan dengan raut wajah yang bahagia.

Plan yang melihat kedua orang tuanya dan mean yang bahagia membuat ia merasa bersalah.

"Seharusnya aku tidak membohongi kalian, maafkan aku". gumam plan dengan sedih membuat mean yang ada disampingnya menatap kearahnya dalam diam.

Lalu dengan cepat ia mengangkat sebelah tangan nya dan menggenggam tangan plan yang sudah menjadi istrinya itu dengan lembut.

"Tak perlu minta maaf, dia anakku sekarang. kita sudah menjadi orang tua plan, jangan kecewakan mereka dan narissa, aku mohon jangan bersedih hanya karena kita bersandiwara".

***

Mean menggendong narissa yang tengah tertidur. sementara plan sedang menyiapkan makan malam.

Sudah 1 minggu plan keluar dari rumah sakit dan semenjak plan melahirkan narissa, mean berniat untuk bekerja.
ia harus mencari uang sendiri untuk menghidupi keluarga kecilnya sekarang.

Meskipun dengan bantuan dari ayah plan, mean tetap menerimanya dengan senang hati dan mean mulai besok akan bekerja di rathavit group.

"Mean letakan saja narissa dibox bayi, kau akan lelah menggendongnya". ucap plan membuat mean memincingkan matanya menatap kearah plan.

You must love me | MeanPlan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang