Salah?

1.1K 139 82
                                    

2 Tahun Kemudian…..

Seorang gadis kecil yang begitu cantik., dengan hidung yang mancung, pipi yang tembam, bibir yang begitu mungil dan juga mata yang begitu cerah.
rambut lurus yang berwarna hitam pekat tergerai indah berlari menghampiri seorang pria yang baru saja masuk dari gerbang rumah.

Dia narissa phiravich yang sudah berusia 2 tahun lebih.

"Ayah!!". panggil narissa dengan suaranya yang cempreng hingga membuat mean tersenyum hangat kearahnya.

"Astaga ada apa princessnya ayah hari ini hm? merindukan ayah?". ucap mean yang langsung menghampiri narissa dan memeluk tubuh kecik itu sebelum menggendongnya.

"Em, narissa sangat merindukan ayah, sangat!". jawab narissa dengan cepat membuat mean mencium pipi nya gemas.
"Ayah berhenti, nanti pipi narissa bakal terasa lembab karena ulah ayah".

"Putri kecil ayah sangat cantik". puji mean dengan jari telunjuk yang menekan-nekan hidung narissa lembut.

"Tentu saja cantik, apa kau tidak melihat ibu nya?". kata plan menginterupsi kedua orang yang amat berharga di hidupnya itu, karena ia sedari tadi hanya memperhatikan keduanya dalam diam.

"Ibu cantik!". ucap narissa semangat membuat plan tersenyum manis.

"Terimakasih princess". ujar plan mencium narissa yang ada di gendongan mean.

"Tidak bisakah kau tidak mengganggu waktuku dengan narissa plan?". protes mean membuat plan menggelengkan kepalanya dengan jari telunjuk yang ia goyangkan kesana kemari.

"Tentu saja tidak bisa tuan phiravich, narissa adalah anak ku". ujar plan dengan tegas.

"Narissa ini anakku! ingat narissa phiravich bukan narissa rathavit!". balas mean sambil mengeluarkan lidah mengejek plan yang memasang wajah kesal.

"Yyakkkkkk…!!". pekik plan memukul lengan mean membuat sang empunya malah nambah mengejek dan setelah itu tertawa.

Melupakan fakta bahwa mereka bukanlah keluarga yang sesungguh nya.
seharusnya mereka menjaga jarak dari awal, agar bila suatu hari nanti sang badai datang, semuanya bakal terlewati dengan mudah.

Tapi jika sudah begini? apa yang harus mereka lakukan? rasa keluarga itu bakal hadir tanpa diinginkan.
termasuk cinta di salah satu dari mereka.

"Ayo narissa kita tinggalkan ibumu, nanti yang ada kita berdua di angkat lagi karena ia kesal, uhh ibumu terlihat seperti hulk sekarang, ckck". kata mean meninggalkan plan sendirian dengan wajah kesalnya, apalagi saat mean mengatakan dirinya mirip seperti hulk.

Apa aku gendut? apa aku jelek saat marah?. gumam plan bertanya-tanya dalam batinnya.

"Tunggu aku...!". teriak plan saat sadar dari lamunan nya dan melihat meandan narissa sudah menjauh.

Dengan segera plan pun menyusul keduanya dan mengambil tas dan jas yang dipegang oleh mean.

"Heii, kalian beneran meninggalkan aku? sungguh jahat! aku marah pada kalian!". ucap plan saat sudah berada di samping mean.

Narissa yang melihat ibunya marah langsung merentangkan tangan nya kedepan plan dengan wajah yang ditekuk seperti ingin menangis.

"I-ibu.......". panggil narissa membuat plan mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengalihkan wajahnya kearah lain.

Ia tidak pernah berpikir jika narissa akan mengeluarkan ekspresi seimut itu.
sungguh ia tidak tega melakukan ini, tapi ia kesal!.

Bukan pada narissa tapi ayahnya narissa, ingat ayahnya narissa!.

You must love me | MeanPlan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang