Kepergian saint

1.2K 133 30
                                    

Plan dan mean kini duduk berhadapan di sebuah cafe. sedari tadi keduanya hanya diam dan tidak berniat untuk mengatakan apa pun.

Plan menatap wajah mean dengan seksama, terdapat sebuah kekecewaan yang begitu dalam diwajah itu. karena itu plan enggan untuk memulai percakapan.

"Plan....". panggil mean mencoba memecah keheningan.

"Ya?". jawab plan dengan cepat, ia langsung menatap serius kearah mean, bersiap mendengar apa yang akan dikatakan oleh mean padanya.

"Itu kau kan?". tanya mean dengan suara datar membuat plan mengerutkan dahinya.

"Aku? apa maksudmu?". bukan nya menjawab plan malah bertanya balik meminta penjelasan.

"Kau yang merekomendasikan saint kan?". ujar mean membuat plan menundukkan kepalanya dan terdiam.
"Sudah ku duga itu pasti kau, selama ini tidak ada yang melirik saint. namun....
tiba-tiba saja saint mendapatkan tawaran itu". jelas mean dengan helaan nafas panjang nya.

Plan menatap mean dengan tatapan bersalah.
"Aku hanya mengatakan kepada mereka jika aku mempunyai seorang teman yang berbakat dan aku hanya menunjukkan video saint yang sedang bernyanyi dan dance. aku tidak menyuruh mereka menerima saint jika aku tahu saint harus belajar di amerika, aku tidak akan melakukannya. aku juga tidak mau kehilangan sahabatku". ucap plan merasa sedih.

"Kenapa kau melakukannya?". tanya mean menatap plan tajam.

"Aku hanya ingin kalian segera menikah. aku ingin melihat saint bahagia karena sudah menggapai impiannya dan setelah itu melihat kalian berdua bahagia". jelas plan membuat mean menghelah napas panjang.

"Apa kau juga tidak tahu jika saint akan ke amerika selama 4 tahun?".

"Apa?!!". plan membulatkan matanya terkejut. "4 tahun?". lanjutnya dengan suara yang sangat nyaring.

"Hmm.... saint akan melakukan pelatihan selama 4 tahun di amerika dan selama 1 tahun saint tidak boleh menggunakan alat komunikasi". jelas mean lagi hingga membuat plan benar-benar terkejut mendengar perkataan nya.

"Apa kau serius mean?". mata bulat plan mulai berkaca-kaca membayangkan jika ia harus kehilangan sahabatnya yang setiap hari menemaninya. ia harus merelakan sahabatnya pergi selama 4 tahun.

"Bodoh! bodoh!!!". plan mengutuk dirinya sendiri. "Kenapa aku melakukan itu! dasar plan rathavit bodoh!". lanjutnya.
" Kalau begitu aku akan menghubungi mereka dan membatalkan semuanya". kata plan dengan cepat ingin mengambil ponselnya, namun mean segera menghentikan aksinya itu.

"Jangan bodoh rathavit. ini satu-satunya cara agar saint bisa debut". ucap mean membuat plan mengangkat sebelah alisnya.

"Apa kau akan membiarkan saint pergi?". tanya plan memastikan.

"Hmm....". jawab mean dengan menganggukan kepalanya beberapa kali.

"Astaga mean phiravich!! jangan biarkan saint pergi, 4 tahun itu sangat lama". Kesal plan.

"Kami pasti bisa melewatinya". ucap mean dengan penuh keyakinan.

Plan menghelah napas pasrah dan menundukkan kepalanya.
"Maaf semua karna aku, seharusnya aku bertanya-tanya dulu pada mereka, aku benar-benar minta maaf". kata plan dengan raut wajah menyesal membuat mean menatapnya sendu.

"Tidak plan, seharusnya aku mengatakan terimakasih kepadamu. jika saint tetap disini, mungkin tidak ada jalan untuknya debut. terimakasih telah membuka jalan untuk saint, kau begitu memikirkan kami, terimakasih plan". ujar mean tulus.

"Kau tidak marah?". tanya Jungkook dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu saja tidak!". jawab mean tersenyum manis.
"Jangan biarkan saint tahu jika kau yang merekomendasikan nya". lanjutnya.

You must love me | MeanPlan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang