Sahabat

1K 135 39
                                    

"Kenapa kau malam-malam kesini?". tanya ny phiravich kaget melihat mean tiba-tiba datang.

"Aku akan tinggal disini sekarang". dengan lemah mean menuju kamarnya.

Ny phiravich langsung mengikuti pytranya sampai kamar. "Kau bertengkar dengan plan?". tanya ny phiravich.

"Bu…. tolong! biiarkan aku sendiri". pinta mean.

"Keluar dari rumah ini dan kembali kerumahmu!!". perintah ny phiravich membuat mean menghembuskan nafas kasar.

"Ibu, aku tidak mencintai plan, aku akan segera bercerai dengannya! jadi berhentilah menyuruhku untuk pulang dan tinggal bersamanya". ucap mean membuat ibunya menatap tajam kearahnya.

"Tutup mulutmu!!!". pekik ny phiravich. "Apa kau tidak bahagia hidup dengan plan, huh? plan sangat mencintaimu mean, dia benar-benar sangat baik. jangan pernah bicarakan perceraian lagi, dan ibu.… tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan pemuda yang bernama saint itu!!". ucap ny phiravich dengan Tegas.

Sungguh ia tidak tahu jika anaknya akan sebodoh ini, jelas-jelas plan lah orang yang ia cintai tapi mengapa ia malah memilih bersama dengan pemuda itu.

Plan sayang, apakah itu sangat sakit? maafkan ibu karena tidak bisa banyak membantumu, selain ini. jangan bercerai dengan mean, dia adalah anak yang bodoh dan kurang peka. suatu saat pasti dia akan sadar, tapi ibu takut jika semuanya sudah terlambat. batin ny phiravich begitu pedih.

"Bu….". mean menatap tak percaya ibunya.

"Besok kembali lah kerumahmu". kata ny phiravich dengan datar lalu ia pun segera meninggalkan mean yang terdiam.














***

Mean membuka matanya, pagi hari sudah tiba, ia  langsung bangun dan menuju kamar mandi. walau pun ia sedang banyak pikiran, namun ia tetap harus bekerja.

Mean sudah siap memakai pakaiannya dengan rapi, satu kendala yang dihadapinya adalah bagaimana memasang dasi? ia tak bisa memakai dasi sendiri karena selama ini plan lah yg sering memasangkan dasi untuknya.

Mean berulang kali mencoba untuk memakai dasi. namun, hasilnya tetap saja sama. ia tak berhasil memakai dasi. "Aish....". mean mencampakan dasi itu ketempat tidur.

Dreett…

Mean membuka ponselnya lalu tersenyum kecil, dengan cepat ia pun mengambil dasi itu dan segera keluar dari kamarnya.
































Mean masuk kedalam rumah makan sederhana dan tersenyum saat melihat saint yang sudah duduk manis disana.

"Eoh mean kau sudah datang?". ucap saint sekedar basa-basi.

"Hm.…". jawab mean sambil duduk didepan saint.

"Mean, bagaimana jika kita membuat kejutan untuk plan?". tanya saint antusias membuat mean menghembuskan nafas lelah.

"Aku tidak bisa, aku harus bekerja hari ini". ujar mean datar.

Saint menghela napas kecewa dan memasang wajah kecewanya. "Padahal aku ingin mengenal narissa juga". ucapnya.

"Hah?".

Saint menutup mulutnya.
"Aku belum menceritakannya kepadamu, aku sudah tahu semuanya dan aku juga ingin dekat dengan narissa". kata saint sambil tersenyum.

Sedangkan mean hanya diam, karena jika sudah berurusan dengan narissa pasti sangat sulit untuk menyembunyikan kasih sayangnya yang berlebihan itu kepada narissa.

You must love me | MeanPlan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang