[03] -Trainee-

904 118 10
                                    

Sebuah ruangan yang begitu lembab karena pergerakan didalamnya, dimana hentakkan suara dari alat pengeras suara mendominasi membuat sang penghuni harus beberapakali mengontrol deru nafas yang sebentarlagi mencapai puncaknya.

"Seventeen Sunbaenim akan kemari!"

Suara yang nyaris mengalahkan alat pengeras suara itu terdengar. Bukan karena suara itu terdengar keras, namun karena suara itu memiliki topik pembicaraan yang mampu mengalahkan kerasnya alat sound system disana.

"Kau dengar itu Yuki-ya? Anak itu mulai lagi." Seru Solbin pada rekan disampingnya.

"Entahlah Sol, sudah berapakali ia memiliki kabar palsu tentang Sunbaenim yang akan kemari? Itu hanya untuk membuat kita bersemangat sesaat." Sahut Yuki yang sedari tadi masih melihat pantulan tubuhnya di cermin besar itu.

Solbin terduduk lemas, mengistirahatkan tubuhnya yang penuh peluh sesaat sembari terus memperhatikan rekannya yang bahkan ia lupa kapan terakhir sang rekan beristirahat.

"Yuki hentikanlah. Tenagamu akan habis sebelum Ujian dimulai." Sahut Junghee yang datang kemudian duduk disamping Solbin.

"Dia  merasa tertekan karena trainee lain makadariitu ia seperti ini." Bisik Solbin pada Junghee.

"Yuki? Mengapa?" Tanya Junghee penasaran.

Pasalnya yang ia tahu Yuki hanyalah Trainee biasa seperti dirinya dan berusaha sangat keras untuk bisa debut.

"Sekarang aku tanya, siapa Trainee dengan peringkat tertinggi saat ini?" Tanya Solbin.

"Dia." Junghee menunjuk Yuki.

"Trainee lain beranggapan Yuki mendapatkannya hanya karena dia populer, memiliki kakak seorang idol dan juga ia pernah di rekrut agensi lain secara cuma-cuma." Jelas Solbin.

Solbin memang tau segalanya mengenai Yuki, apa yang ia alami , apa tekanan yang ia tanggung dan hadapi, Solbin tau karena mereka adalah rekan satu sekolah semasa SMA.

"Eiyy!! Omong kosong macam apa itu? Yuki mendapat semua itu karena memang dia layak dan pekerja keras. Bagaimana bisa orang lain yang tak tahu apapun tentangnya berkomentar jahat seperti itu." Junghee terlihat sedikit kesal.

"Entahlah, yang aku yakin adalah Yuki menjadikan tekanan itu untuk memperkuat dirinya." Ucap Solbin.

"Solbin, dengar ini. Seventeen sunbaenim akan benar-benar kemari. Aku melihat Manager Lee didepan." Bisik Junghee nyaris tak terdengar.

"APA?!!!!" Solbin terkejut bukan main, ia berdiri melupakan sepasang kakinya yang tadi melemas.

"Eiyy tenanglah sedikit aku hanya bercanda hahahahha." Junghee tertawa puas melihat Solbin yang kini tengah kesal.

Disaat Junghee tertawa puas dan Solbin kesal, pintu ruangan yang tadinya tertutup tiba-tiba terbuka menampilkan sosok dibaliknya.

"Annyeonghaseyo~" Senyum sumringah orang ini membuat para penghuni membeku ditempat.



"Seungkwan sunbaenim!" Teriak salah satu trainee.

Dengan otomatis Junghee dan Solbin menganga tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya sekarang.

"S-seungkwan-ah.. Bukankah lebih baik menitipkannya saja pada staf?" Bisik seseorang dibelakang Seungkwan.

"Hyung sesekali kita harus benar-benar menyapa mereka secara langsung." Balas Seungkwan.

"Ayo beri salam sebentar lalu pergi." Sahut seseorang lagi.

Ini ide Seungkwan, mengajak rekan Unitnya BooSeokSoon yang terdiri dari Dokyeom Hoshi dan dirinya untuk datang ke gedung lama dan menyapa para trainee.

Ini ide Seungkwan, mengajak rekan Unitnya BooSeokSoon yang terdiri dari Dokyeom Hoshi dan dirinya untuk datang ke gedung lama dan menyapa para trainee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti hari ini dan biasanya, Seungkwan akan memberikan beberapa vitamin kepada para trainee untuk menjaga kesehatan dan stamina mereka.

Karena para Sunbaenim datang, sontak para trainee berbaris rapih seolah akan ada pengarahan hari ini termasuk Yuki, Solbin dan juga Junghee yang entah sejak kapan berdiri sejajar.

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Seungkwan ramah.

"Baik Sunbaenim." Ucap serentak para Trainee.

"Kami membawa beberapa vitamin untuk kalian, selepas ini kalian bisa membagikannya." Seru Dokyeom.

BooSeokSoon larut dalam perbincangan mereka dengan para Trainee. Menceritakan beberapa pengalaman hingga berbagi tawa.
Namun kedua orang ini terus saja sibuk berbisik saat yang lain fokus dengan objek indah didepannya.

"Solbin-ah, siapa biasmu di Seventeen?" Bisik Junghee yang terlihat penasaran.

"MoonJunhui." Balas Solbin. Junghee yang mendengarnya mengangguk dan ber-oh ria.

Dalam hati kecilnya Junghee sedang berpesta ria karena biasnya masih miliknya sendiri.

"Eonni?" Tanya balik Solbin.

"YoonJeonghan, ternyata kita senasib keduanya tidak datang hari ini." Ujar Junghee.

"Eo. Ini keberuntungan untuk Yuki


Orang yang ia sukai datang."

"Heol Daebak. Siapa?" Junghee menganga tak percaya.

"Kwon Hoshi." Solbin menunjuk sang senior dengan tatapan matanya secara diam-diam. Lagi-lagi Junghee tersentak terkejut.

Junghee bahkan tidak terkejut jika para sunbaenya itu diidolakan dan dicintai oleh para trainee. Ia terkejut hanya karena sebuah kenyataan kecil karena Yuki sang trainee populer itu ternyata juga mengidolakan seseorang seperti dirinya.

Cukup melegakan, karena itu menolak keras pikirannya yang memikirkan bahwa Yuki hanyalah remaja yang berambisi menari dan tak mempedulikan sekitar, apalagi fangirling.

Ah, Junghee melupakan sesuatu! Yuki tentu saja bisa Fangirling karena kakaknya seorang idol.

"Hyung, itu trainee yang sering dibicarakan Shua-hyung." Bisik Seungkwan pada Hoshi. Sedetik kemudian bisa terlihat tatapan mata Hoshi yang mulai mengunci pandangannya pada seseorang.

"Jja! Kalau begitu kami akan pergi, maaf bila mengganggu waktu latihan kalian. Semangat dan terus bekerja keras aku yakin kalian pasti bisa." Ujar Dokyeom.

"Seventeen akan datang lagi tapi bukan sebagai sunbaenim ㅋㅋㅋㅋ jja.. Anggap saja itu spoiler ㅋㅋAnnyeong!" Seru Hoshi.

"Kamsahamida!" Semua Trainee membungkuk hormat bersamaan dengan BooSeokSoon yang keluar dari ruangan pengap itu.

Beberapa trainee sangat heboh bahkan setelah kepergian sang senior.
Ada yang mulai menceritakan bagaimana seniornya itu terlihat sangat tampan saat dilihat secara langsung.

Ada yang segera memburu pemberian sang senior dan segera memfotonya untuk dipamerkan, ada pula yang memikirkan perkataan salah satu seniornya yang akan datang kembali namun bukan sebagai senior.

Apakah mereka akan datang lagi sebagai tamu?

Atau kejutan dan semacamnya?

FLOWERTEEN | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang