[28] -Mr. Choi-

309 43 0
                                    


Tengah malam itu Soobin masih disana, duduk sendirian diatas balkon dengan bentangan kaca dihadapannya. Malam ini begitu sunyi hingga terbitlah keinginan untuknya menghubungi seseorang yang belum lama ini ia rindukan.

"Yuki, ini aku Soobin." Soobin memberanikan diri. Seolah tak ada waktu lagi baginya sendirian tanpa member seperti ini. Ya, semua membernya sudah tertidur lelap.

"Maaf jika lancang, sebenarnya aku menyukaimu dan berharap berkencan denganmu." Tuturnya.

"Hah?"

"Semua member mendesakku untuk mengatakannya sekarang padamu."

Jika Soobin tak berkata begitu, mungkin Yuki akan sedikit lebih baik-baik saja daripada sekarang. Namun perkataan Soobin itu seolah....

"Kak Soobin  mengatakannya hanya karena para member menyuruh?" Tegas Yuki.

"I-yaa. Tapi Yuki sebenarnya aku-..."

"Aku tahu kalian sangat bersenang-senang tadi, memainkan permainan yang membuat semua orang tertawa. Tapi.. Bukankah keterlaluan memainkannya seraya melibatkan perasaanku?" Sanggah Yuki.

"Tidak seperti itu. Jja! Dengarkan aku. Aku benar-benar serius, bukan karena memberku-...."

"Bukankah aneh? Tak ada angin tak ada hujan namun kakak tiba-tiba mengatakan hal itu seperti ini. Katakan saja pada yang lainnya bahwa kakak telah mengatakan semuanya padaku. Aku mengakuinya. Sudah ya?"

"Yuki sebentar. Maaf jika aku menyinggungmu, ini sungguh tulus keinginanku. Mereka hanya membantuku."

"Itu semakin terdengar aneh untukku. Mian."

"Emh Arraseo. Kau hanya tidak suka denganku kan? Keutcchi (yakan?) ? Mian~ .. Oke anggap saja itu hanya permainan, emhh aku akan mengatakan pada yang lainnya bahwa aku berhasil. Gomawo."

Soobin tersenyum menampilkan dimplenya yang menawan. Tapi menawan yang terkesan menyedihkan, bahkan kedua matanya kini mulai menahan sesuatu yang kemungkinan akan terjatuh melewati pipinya.

 Tapi menawan yang terkesan menyedihkan, bahkan kedua matanya kini mulai menahan sesuatu yang kemungkinan akan terjatuh melewati pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emm."

"Jja! Aku tutup teleponnya ya? Maaf sekali lagi. Lupakan saja keseriusan ku tadi ㅋㅋㅋ."

"Nee~."

"Jaga kesehatanmu... Dan, sampai jumpa lain waktu."

"Mwo?"

Tut.... Panggilan berakhir.

Soobin menghembuskan nafas beratnya. Sesekali mengipasi kedua matanya yang terkesan tersengat sesuatu hingga terasa begitu perih. Ia menyeret kedua kakinya dengan malas kembali ke ruang tamu.

"Bagaimana Hyung?" Beomgyu yang setia dengan piama polkadotnya keluar dari ambang pintu.

"Eo? Kau mendengar semuanya? Mengapa belum tidur?" Tanya Soobin.

FLOWERTEEN | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang