13 - misterius

65 33 0
                                    

"Awas ya lo!!!" ucap indri melepaskan tangannya dari pria itu. Indri dan dayang nya meninggalkan tempat itu.

"Lo-lo ngapain bantuin gue?" ucap dina terbata-bata karena masih ketakutan

"Ga bole?" pria itu memiringkan wajahnya menatap dina.

"Emm thanks"

Dina Akhirnya menjauh dari tubuh pria itu.

"Em kenapa lo ada di toilet cewek?"

"Padahal kan toilet cowok jauh dari sini!!"

Pria itu Hanya menggelengkan kepalanya.

Dina berlari dengan nafas terengah-engah meninggalkan toilet itu.

"Dina.. Dina... Emang gue bantu lo tanpa pamrih gitu? Liat aja lo din" ucap pria itu pelan dan langsung meninggal kan toilet perempuan itu.

---

"Hosh.. Hosh.. "

"Lo kenapa din? Di kejar setan"

"Mi-minun heh.. Heh.. Minum ri.. Gue minta minum" ucap dina terbata-bata Akibat lari setengah mati itu.

Riri mengambilkan botolnya. dina langsung meminumnya hampir setengah nya.

"Anjir din, nanti kan olahraga, nanti gue kalo hau--"

"Gue traktir nanti"

"Oke-oke bosquee" ucap riri sambil memeluk sebelah tangan dina.

"Heh lo berdua jangan lesbi" dina dan riri tersentak. Seorang pria menggebrak meja dina.

"Eh anak setan ngapain lo ke kelas gue!!!" dina balik menggebrak meja nya. Menunjuk seseorang itu

"Eishhh, gue RYAN bukan ANAK SETAN" ucapan dina langsung ditahan oleh telunjuk ryan yang menempel di bibir tipis dina.

"Stoppp!!!" riri melerai keduanya dengan tangannya.

Jika dina dan ryan masih berhadapan auto perang ketiga jadi nih.

"Udah ah males gue dikelas" dina berjalan meninggalkan riri dan ryan.

"Eitss" ryan menggenggam erat tangan dina. Dina menoleh kearah ryan dan tatapan mereka pun bertemu.

Bruakk

Kevin memukul wajah ryan dengan penuh emosi. Kevin melihat kejadian bahwa tangan kekasihnya itu dipegang oleh cowok brengsek.

"Vin berhenti vin" dina terus saja menahan tubuh kevin

Entah apa yang Dilakukan ryan ia menerima pukulan-pukulan yang diberikan kevin tanpa membalsnya.

"Lo jangan berani deketin cewek gue!!!"

Darah segar sudah mengalir dipelipis bibir ryan. Akhirnya dina nekat untuk mendorong tubuh kevin

"VIN CUKUP!!!" teriak dina

"Vin sadar vin"

"Lo jangan berani deket sama cowok brengsek seperti dia!!!"

Ryan langsung dibawa ke UKS oleh revin dan dio yang melihat ryan sudah tergeletak dibawah lantai. Revin dan dio Tidak mengetahui apa Penyebab nya dan siapa yang menyebabkannya

"Vin lo sadar vin, kenapa lo segitu marahnya sama ryan? Kenapa lo ga bisa nahan diri ? Dan -dan" dina menghela nafas panjang nya. Dina meninggalkan kevin didalam kelasnya. Ia pergi kebelakang taman sekolah.

"Sorry din" lirih kevin pelan melihat punggung kekasihnya menjauh

---

Bel pulang sekolah pun berbunyi 15 menit yang lalu...

"Din tuh ada yang nyariin" ucap dika salah satu teman sekelas dina

"Siapa?"

"Pacar lo"

"Oh"

"Din elah cepetan"

"Iya-iya" dina berdiri Langsung merapikan buku-bukunya.

"Haii din" sapa kevin dengan deretan gigi nya.

Dina berdekhem sambil melipatkan tangannya tanpa menoleh kearah kevin

"Lo masih marah?"

"Ga"

"Lo belain cowok brengsek itu?"

"Ga"

"Gue tu kesel aja, udah tau gue paling gasuka sama orang yang berantem, lo malah berantem depan gue!!" ucap dina yang membuat Kevin menggangguk saja

"Yaudah gue minta maaf, janji deh kevin ga bakal lakuin lagi"

"Janji?" dina menaikkan jari kelingkingnya

"Janji" kevin membalas jari kelingking dina

"Hmm vin gue laper" rengek dina disamping kevin. Mereka berdua berjalan melewati lorong-lorong kelas

"Bentar lagi juga pulang" ucap kevin datar

"Cowok gapeka" batin dina

"Ish lo mah" dina mencubit perut kevin. Kevin meringis kesakitan

"Aww"

"Lo nyebelin"

"Kok jadi gue?"

"Emang!!!" dina mengerutkan keningnya merasa kesal dengan respon kevin

Dina berjalan lebih dulu meninggalkan kevin. Senyum kevin terbit seketika.

"Lo lucu kalo lo marah din" umpat kevin pelan.

---

Saat dina berjalan mendahului kevin. Ada seseorang yang membekam mulutnya.

"Lo ikut gue Sekarang!!!" ucap seseorang itu. Dina tidak mengenali orang itu karena tertutup dengan masker hitam dan menggunakan hoodie hitam










Hate Being LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang