HAPPY READING GUYS
-
-
-
-
jangan lupa tinggalkan jejak:)Kegelapan dapat mengubah semuanya. Aku sangat benci dengan keadaan ini, keadaan dimana semuanya berubah. Yang berawal bahagia, dan sekarang? Arghhh!!!
Ruangan ini, menjadi tempat dimana sosok perempuan berambut panjang berada dalam kegelapan untuk kedua kalinya
Tidak ada cahaya di dalam sini, tidak ada sinar matahari yang menyorot masuk ke dalam ruangan
Badan ku terasa sakit, kaki ku sulit untuk digerakkan, dan mulutku? Aku tidak bisa bicara, aku tidak melihat siapa-siapa di sini. Rasanya, aku ingin mati saat ini juga!
"Bagaimana keadaan mu cantik,"
Aku terlonjat kaget mendengar suara itu, seseorang berada di ruangan ini, sama sepertinya. Tapi, aku tidak melihat siapa-siapa
Aku terus saja memberontak untuk membuka ikatan tali yang mengikat tangan dan kakiku.
"Hai cantik, bagaimana kabarmu?"
Lagi-lagi aku terlonjat kaget, seseorang menyentuh pundak ku.
"Jangan kaget,"
Seseorang itu melepas paksa lakban yang menempel rapat di mulutku. Aku meringis kesakitan
"Awww"
"Siapa lo?" aku langsung bertanya to the point, setelah mulut ku terbebas dari lakban itu
"Jangan takut, kami tidak akan mencelakai mu," ucap seseorang yang terdengar sangat jauh denganku
Aku dapat menyimpulkan, bahwa seseorang yang berada di hadapan ku ini seorang laki-laki dan perempuan.
"MAU APA KALIAN, HAH??" teriak ku
"Syutttt, jangan teriak-teriak sayang,"
Aku berusaha menjauhkan tangan nakalnya di wajahku
"LEPASIN GW!!!" teriakku lagi
"MAU KALIAN APA? HAH?"
"Mau kami? Hahahaha," kedua orang itu mengeluarkan tawa jahatnya
"Ga lucu!" desis ku
"Mau kami? Kamu mati,"
Ucapan itu sangat menohok hati, mereka menginginkan ku mati? Siapa sebenarnya mereka? Pikiran itu terus saja berputar di otakku
"LEPASIN GUE!!!"
"KAMI GAAKAN LEPASIN LO!" teriak seseorang dihadapannya
"Gue bilang LEPASIN! BUDEG YA TELINGA LO BERDUA!"
Sepertinya salah satu dari mereka sudah mencapai puncak emosi nya, salah satu dari mereka menampar pipi mulusku, sungguh terasa sangat panas.
"Aww"
"DIEM GA LO!"
"GUE? HAHA, GUE GABAKAL DIEM SEBELUM LO BERDUA LEPASIN GUE!" teriak ku, di lengkapi dengan tawa jahatku
"Lo mau mati sekarang? Oke fine, kita akan buktikan,"
Tiba-tiba lampu menyala, dan...
Bugh
----
"Lo gapapa kan?" tanya seorang gadis pada pria dihadapannya
"Bawel banget si lo!" ketus nya
Pria itu melihat gadis dihadapannya menitihkan kristal dari matanya. 'Dia menangis?'
"Gu-gue minta maaf, gue ga sengaja bentak lo," cicit pria itu
"Ta-takut hiks...hiks...,"
Bagai tersambar petir, jantung pria itu memompa lebih cepat, debarannya mungkin sudah terdengar oleh gadis itu. Gadis itu memeluknya?
"Te-tenang aja ada gue di samping lo," dengan gugup pria itu mengelus rambut gadis dihadapannya
"Gue takut yan, gue takut hiks..hiks...,"
"Din, lo denger gue, gue bakal jagain lo. Gue bakal jadi pelindung lo, lo gausah takut, ada gue di samping lo," ucap Ryan tetap mengelus puncak rambut dina
Tanpa sadar senyum sabit terukir di pelipis mulut Dina
"Tapi lo gapapa kan? Kenapa bisa lo ada di ruangan itu?" Dina melepaskan pelukannya dan menatap wajah Ryan dengan intens
Ryan menghela nafas pelan
Flashback off
"Bun, ryan ke pantai dulu ya,"
"Yan, gue ikut," ucap Lisa yang sudah siap dengan pakaian santai nya
"Lo disini aja,"
"Gue ikut, TITIK."
"Serah lo!"
"Fan, riz, lo ga ikut?"
"Mager," kompak rizky dan ivan yang sedang menonton anime di lengkapi dengan cemilan di hadapannya
Tiba di tepi pantai Ryan melihat seseorang yang ia kenali dibawa masuk kedalam mobil. Ryan masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, tanpa ba-bi-bu ia meninggalkan Lisa di kedai eskrim, dan mengejar mobil itu.
10 menit perjalanan berlalu, mobil itu terhenti di sebuah bangunan tua, sepertinya rumah itu sudah tidak di huni beberapa tahun yang lalu.
Ryan terus saja mengikuti langkah mereka. Pertama kalinya Ryan bersikap seperti ini, entah mengapa perasaan nya tidak enak. Kaki Ryan terus saja melangkah, sampai tiba di sebuah ruangan yang sangat gelap.
Ryan mendengar semua percakapan di dalam ruangan itu. Tenggorokan dan rahang kokohnya mengeras, tangannya mengepal kuat-kuat
Bugh
Flashback on
Lagi-lagi senyum sabit terukir di pelipis mulut Dina.
Manis
"Kita pulang yuk," ajak Ryan menarik tangan dina
Setelah menolong Dina, Ryan sengaja mengajak Dina ke taman terlebih dahulu. Ia mengerti beban yang ditanggung gadis itu, gadis itu memerlukan sandaran ketika ia rapuh, gadis itu tidak akan kuat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Seru ga? makin penasaran?
Maaf ni ya telat upload nya hehe....
JANGAN LUPA VOMMENT YA CERITA KU..Insyaallah...setelah ini, saya akan rajin untuk up cerita....
Ada saran tokohnya? Atau kritikan? Silahkan tulis dikomentar ya....
SEE YOU NEXT PART GUYS🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Being Love
Teen Fiction----()---- "Hate the sin, love the sinner." - Mahatma Gandhi Kalimat itu mewakili perasaan seorang gadis cantik dan pria badboy... Dina fauziah keturunan keluarga Wijaya pemilik SMA Taruna wijaya... Gadis berparas cantik ini selalu menjadi incara...