Tap tap tap
Suara langkah kaki menggema di lorong apartemen. Pria jakung dengan garis rahang tegas berjalan tergesah. Menggenggam selembar notes kecil berisi tulisan alamat lengkap.
"Semoga benar." Ujarnya sebelum menekan bel pintu.
Ceklak
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pemuda dengan binar mata yang bercahaya.
"Apa benar ini kediaman Yabu Kouta?" Tanya pria jakung itu.
"Benar, ada apa ya?" Pria bertubuh lebih pendek itu terlihat ramah, namun jelas memberi pagar pembatas antara mereka.
"Saya ingin bertemu dengan Yabu Kouta. Ada masalah yang ingin diselesaikan." Jawab pria jakung itu.
"Nama saya Nakajima Yuto. Tolong, saya sangat memerlukan bantuannya." Lanjut pria itu kemudian membungkuk.
"Baik, saya panggilkan Yabu Kouta-san. Silakan masuk."
Keduanya masuk ke dalam apartemen itu. Ruangan yang bersekat memberi jeda antara ruang untuk bekerja dan ruang untuk tinggal.
Tak berselang lama, pria bermata sipit memasuki ruang itu.
"Langsung ke inti. Ada permasalahan apa?" Tanpa basa-basi ataupun perkenalan, pria sipit itu langsung menanyakan tujuan.
"Istriku, Nakajima Keito sudah menghilang sejak tiga hari lalu. Pihak kepolisian sepertinya tidak melakukan pekerjaannya dengan benar. Hingga saat ini, tidak ada kabar mengenai istriku." jelas pria itu.
"Nama?"
"Nakajima Yuto."
"Terakhir bertemu dengan istri anda, di mana?"
Beberapa pertanyaan dijawab Yuto dengan tegas. Gelagatnya menunjukkan ia segera ingin bertemu dengan pendamping hidupnya.
"Baik. Akan aku selidiki." Ujar Yabu menutup pertemuan itu.
Yuto membungkuk memohon agar istrinya dapat segera ditemukan. Hanya Yabu Kouta, yang kata orang merupakan detektif dengan keberhasilan tinggi dalam menangani kasus.
~♥~
Krieett
Suara pintu terbuka begitu keras terdengar. Suara gema nampak jelas di ruangan yang begitu besar dan kosong.
"Siapa?! Selamatkan aku! Siapapun!"
Yamada mempercepat langkahnya. Ia mulai mencari dengan penerangan seadanya dari smartphone yang ia bawa.
Langkah itu terhenti ragu. Wanita rapuh dengan mata tertutup, kaki dan tangan terikat hingga nampak memar yang begitu jelas.
"Nona, siapa anda? Kenapa bisa terjebak di tempat seperti ini?" Yamada mulai mendekat dengan ragu.
"Tolong aku! Selamatkan aku!" Hanya rancauan itu yang keluar dari wanita tak dikenal.
"Baik."
Yamada berjongkok. Ia mulai membuka tali yang mengikat wanita itu.
"Siapa nama anda, nona?" Tanya Yamada di tengah kegiatan melepas tali yang mengikat kuat tangan wanita itu.
"Aku, Nakajima Keito." Wanita itu mulai tenang. Ia bisa menjawab pertanyaan Yamada dengan benar meskipun suaranya bergetar.
"Kenapa anda bisa sampai seperti ini?" Tangan Yamada mulai membuka ikatan di kaki wanita yang mengaku bernama Keito.
"Aku, laki-laki kecil. Dia membunuh. Suzumura-san dibunuh. Tiba-tiba, aku dipukul. Dia, besar. Tinggi. Aku disini."
Yamada paham. Wanita ini memergoki lelaki bertubuh kecil tengah membunuh orang bernama Suzumura.
"Suzumura-san? Siapa dia?" Tanya Yamada lagi.
"Tetanggaku. Ia sering menyapaku." Jawabnya lemah ketika penutup mata itu sudah dibuka.
"Bawa aku pergi dari sini. Aku ingin pulang, suamiku pasti sudah menunggu." Ujarnya penuh harap.
"Saya akan membawa anda keluar dari sini, nona."
"Terima kasih banyak."
Yamada tersenyum. Ia merengkuh wanita itu dan menuntunnya.
"Tunggulah di sini sebentar nona." Wanita itu mengangguk.
Belum berganti menit, sosok Yamada sudah kembali.
"Jika boleh tau, anda siapa tuan?" Tanya Keito.
"Saya? Perkenalkan, saya.."
"Mphh!!!" Teriakan tertahan dengan sedikit perlawanan keluar dari mulut Keito.
Seutas tali tambang dengan kuat tengah mencekik lehernya. Disekap selama dua hari dengan hanya diberi beberapa tetes air membuat tubuhnya lemah. Ia tak kuat untuk melawan.
Brugh
Tubuhnya jatuh merosot.
Korban keduamu.
Mata Yamada membelalak kuat. Ia mendengar suara itu. Suara korban pertamanya.
"Ya, korban keduaku. Aku berhasil membunuh satu wanita lagi."
Yuya benar. Menerima jika dirinya kini seorang pembunuh memang obat yang sangat manjur. Buktinya, kini dengan bangga ia mengakui jika kembali berhasil membunuh seorang wanita.
"Aku harus berpura-pura baik agar kau tidak menutupi lemari pendingin ini. Siapa sebenarnya pak tua itu? Kenapa dia memiliki berbagai peralatan, ide, bahkan gudang persembunyian seperti ini? Semakin membuatku penasaran."
Sreettt
Tali yang mengikat leher Keito ditarik kuat oleh Yamada. Daripada menggendong mayat, lebih baik ia menyeret mayat itu.
"Dingin?" Lemari pendingin itu terasa begitu dingin padahal tidak dialiri listrik.
Dry ice? Sangat licik. Batin Yamada menyadari adanya kabut dalam lemari es itu.
"Nona, Nakajima Keito. Seperti ucapanku tadi. Aku akan membawamu pergi dari sini."
Yamada mengikat kuat lemari pendingin, tempat menyimpan Keito. Melapisi dengan kardus yang telah disiapkan Yuya.
Kardus ini juga sudah dipotong. Dia sangat teliti.
Yamada duduk dan mulai menunggu pagi menjelang.
Saatnya membersihkan jejak.
Next >>
Wuiiihhh ada korban lagi
Ada apa dengan Yamada?
Sekarang, nyawa orang seperti tak ada harganya bagi si chibi ini
Setuju?
.
.
...AKASAKI..
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [Lengkap]
Mystery / ThrillerBisakah aku kembali? Tidak bisa, ya? Ayo, lanjutkan permainan! --- Start : 2020.05.09 Happy reading♡