12

68 16 5
                                    

"Aku dibawa oleh ayahku ke kota ini untuk bekerja di kantornya setelah ibuku meninggal bunuh diri karena stres bercerai dengan ayahku." Daiki mulai menjelaskan kronologi kepindahannya.

"Kenapa tidak beritahu aku?"

"Aku rasa kau tidak perlu terlibat dalam masalah ini. Kau juga dalam masa tugas akhir. Aku tidak ingin fokusmu terbagi."

"Aku jadi salah paham."

"Setidaknya sekarang semuanya sudah jelas. Kau sendiri, kenapa bisa ada di sini?"

Yamada tergagap. Otaknya membeku untuk memikirkan alasan kenapa dia bisa datang ke kota ini.

Untuk melarikan diri dari kejaran polisi. Aku sudah membunuh banyak orang.

Tidak! Bodoh!

Yamada menggelengkan kepalanya.

Jangan coret image-mu di depan Daiki. Dia benci kekerasan. Apa lagi tindakan pembunuhan.

"Hanya ingin berlibur. Aku sudah lulus dan ingin bersantai. Tapi malah tersesat." Yamada terkekeh. "Namun aku bersyukur, kita bertemu."

"Omedetou." Daiki menyalami tangan Yamada. "Apa yang harus aku berikan padamu?"

"Tidak ada."

~♥~

Sudut kota dengan gedung tua berbaris membentuk perkomplekan menjadi tujuan wisata bagi keduanya. Bagi Ryosuke lebih tepatnya. Mendengar keinginan Ryosuke yang ingin berlibur dan melepas penat menggerakkan hati Daiki untuk membawa kekasihnya ke tempat ini.

Mengambil beberapa foto dengan spot arsitektur tempo dulu adalah pengalaman berharga. Tempat dengan nilai estetika yang tinggi dan sejarah panjang. Sangat jarang dijadikan sebagi tempat berkencan. Tapi, dua orang berselera sama ini lebih memilihnya daripada harus menghabiskan uang untuk menonton film romantis di bioskop.

"Setelah ini kita ke mana?"

Daiki duduk menjulurkan kaki di pinggir jalan. Kakinya sedikit lelah karena sedari tadi terus berjalan mengitari tempat bersejarah di kota itu.

"Kau lelah? Kita pulang saja." Tawar Yamada. Dia tidak tega jika harus memaksakan Daiki untuk mengantarnya jalan-jalan.

"Aku masih sanggup. Tapi sekarang istirahat dulu."

Yamada mengangguk setuju. Kepalanya bergerak mengitari sekitaran jalan. Kakinya menyeret langkah pelan menuju kedai ice cream. Daiki hanya memantau dari jauh. Kekasihnya itu memang sangat peka.

Yamada kembali dengan membawa ice cream di kedua tangannya.

"Rasa cokelat untukmu." Ice cream di tangan kanannya berpindah ke tangan Daiki. "Dan strawberry untukku."

Keduanya menikmati sensasi sore hari dengan satu cup ice cream kesukaan masing-masing di jalanan yang dilindungi susunan beton-beton tinggi.

Ice cream itu sudah habis sepenuhnya dan berpindah ke mulut Daiki.

"Selanjutnya?"

"Game center!" Usul Yamada. "Mau taruhan?"

"Apa?"

"Satu kali kalah, satu ciuman."

"Tidak tertarik." Daiki menolak, halus.

"Kau takut."

"Tarik lagi kata-katamu!" Daiki memasang wajah cemberut. Ia berdiri dan langsung menarik tangan Yamada. Buru-buru mereka berjalan hingga sampai di pusat zona permainan.

Yamada terkesiap. Di kota kecil seperti ini ternyata tersimpan banyak kekaguman.

~♥~

Di lain sisi, Yabu dan Hikaru kini tengah sibuk menelusuri jalan setapak dekat dengan kediaman Takaki, yang merupakan tempat kejadian perkara pembunuhan. Satu persatu warga yang lewat dan ditanyai tentang suasana hari itu.

"Sepertinya ada lelaki yang berjalan dari situ." Jelas seorang pria tua.

"Pukul berapa kira-kira?" Tanya yabu antusias. Setelah berjalan beekeliling hingga membuat kakinya pegal, akhirnya ada seorang yang mungkin saja melihat pembunuhnya.

"Malam hari, tapi aku tidak yakin." Jawab Pria tua itu.

"bagaimana dengan ciri-cirinya?" Tanya Hikaru dengan tenang.

"Sepertinya, tinggi badannya sekitar 165, tapi tidak sampai 170 cm jika dari jauh."

Yabu menulis dengan rapi pada catatan kecil yang selalu ia bawa. Satu saja fakta sangat membantunya mengungkap misteri pembunuhan ini.

"Memangnya, ada urusan apa anda berada di sekitaran sana?" Tanya Yabu.

"Kucingku kabur, aku mengejarnya dan malah menemukan jalan setapak kecil. Ternyata kucingku kabur lewat situ. Pantas saja dia sering pergi dan pulang dengan cepat.

"Tunggu, jalan setapak kecil?" Tanya Yabu.

"Iya, tembusan rumah itu dan jalan besar."

Next>>>

SHADOW [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang