Begin Again

16K 502 1
                                    

Claudia dan River duduk di ruang keluarga apartemen milik River. Dengan menyenderkan kepalanya pada bahu River. Semuanya sudah jelas sekarang. Dendam itu tidak lagi di hatinya. Hanya rasa cinta dan sayang yang menguasainya. Claudia tidak menyangka kalau dulu dia pernah membuat kesalahan sehingga menimbulkan benih dendam di hati River. Tapi sekarang, masa lalu hanya lah kenangan. Tidak ada lagi perselisihan di antara mereka.

"Besok kita ke rumah orang tua mu?"

Perkataan River lebih terdengar seperti pertanyaan daripada pernyataan. Claudia hanya mengangguk. Dia terpikir dengan Veno. Apa pria itu akan merelakan semuanya? Membiarkan Claudia bahagia bersama River?

"Maafkan aku." Ucap River pelan.

Claudia mendongak dan menatap mata pria itu lekat-lekat.

"Aku sudah memaafkanmu."

"Aku bodoh. Kejadian 10 tahun lalu telah membuatku dendam padamu."

"Sudahlah, lupakan semua itu." Claudia tersenyum.

River mencium bibir nya dengan lembut. Claudia membalas ciumannya. Nafas River semakin memburu. Dia menginginkan lebih dari sekedar ciuman. Claudia sedikit terkejut karena tangan River masuk ke dalam baju nya. Dia mendesah. Ciuman River turun ke leher nya. Dia hanya bisa menikmati permainan River. Sungguh, rasanya menyenangkan. Melakukan ini dengan orang yang di cintai. Saling memberi satu sama lain. Penuh kasih sayang. Claudia sudah lama meimpikan ini.

Tanpa di sadari Claudia, River mengendongnya menuju kamar. Kamar River yang sudah menjadi kamar mereka berdua. River membaringkan tubuh Claudia di tempat tidur tanpa melepas ciumannya di bibir Claudia. Dia berada di atas gadis itu dan mulai membuka kancing kemeja Claudia.

"Ahhh, River." Desahnya.

Baru kali ini dia merasakan sesuatu yang intim. River menangkup payudara kencang nya. Entah sejak kapan pria itu membuka bra Claudia. River memainkan payudara Claudia, ciumannya turun. Dia mencium puting Claudia dan menghisapnya. Membuat Claudia menggelinjang dan mendesah. Claudia meremas rambut River lembut.

River terus menghisap payudara Claudia dengan kuat. Desahan Claudia membuatnya tidak tahan lagi. Dengan cepat dia membuka baju nya dan baju Claudia. Dan terpampang lah tubuh polos Claudia di hadapannya. Wajah Claudia pun memerah melihat tubuh telanjang River. Dia mendesah.

"Apa kamu sudah siap?" Tanya River terengah-engah.

"Ya, aku siap." Jawab Claudia malu-malu.

Dengan perlahan River memasukkan kejantanannya ke dalam vagina Claudia. Dia menjerit sakit, membuat River takut.

"Apakah sangat sakit?"

"Lanjutkan saja." Jawabnya pelan menahan sakit.

Gairah River tak tertahankan lagi, jadi dia melanjutkan kegiatannya. Dia memasukkan itu lebih dalam. Sempit dan basah.Air mata Claudia menetes saat selaput dara gadis itu sudah di hancurkan River. Dua berteriak keras. River mengusapnya dan mencium bibir gadis itu lagi untuk meredakan sakitnya. Dia menyusupkan lidahnya saat Claudia membuka mulutnya. Sangat panas, terlebih lagi kewanitaan wanita itu seakan mencengkeram kejantanannya.

"Aku akan bergerak."

Claudia mengangguk. River mulai memasuk-keluarkan kejantanannya dengan perlahan. Kenikmatan menyentuh dirinya. Gairah nya memuncak. Tapi permainan ini bukan di dasari dengan nafsu melainkan cinta. Claudia pun menggerakkan pinggulnya seirama dengan River. Dia mencengkeram seprai, tidak kuat dengan gerakan River.

"Ohhh Claudia, kamu sangat nikmat." Ceracau River.

Dia meremas payudara gadis itu. Gerakannya mencepat. Desahan mereka berdua memenuhi ruangan tertutup itu. Peluh keringat membasahi tubuh mereka.

"Ohhh River, faster ahhh!"

River menggila. Dia mengerang hampir mencapai orgasme nya. Sesering apapun dia melakukan ini dengan Faren, namun dengan Claudia rasanya berbeda. Dia melakukannya dengan Faren dengan cinta dan nafsu. Sedangkan cinta sepenuh hatinya hanya bersama Claudia. Dia memang tak pernah mencintai Faren sepenuh hatinya. Dia jatuh cinta pada gadis itu berawal dari nafsu. Hanya Claudia yang bisa membuatnya menggila seperti ini.

Jika saja Claudia pergi, maka River tidak akan pernah merasakan jatuh cinta lagi. Hanya Claudia pujaan hatinya. Dan dia menyumpahi dirinya sendiri yang sudah menyakiti gadis yang di cintainya ini.

"River, aku tidak tahan!" Teriak Claudia sama menggilanya dengan River.

"Sebentar lagi, sayang. Kita keluar bersama!"

Gerakan River semakin cepat. Dia menyambar bibir Claudia. Melumatnya kasar. Dengan mencengkeram payudara dan memainkan puting gadis itu. Claudia teriak saat dia mencapai orgasmenya. River mengeluarkan cairan hangatnya di dalam tubuh Claudia.

Tubuh mereka bergetar hebat. River memcabut kejantanannya perlahan. Dia ambruk di samping Claudia. Kemudian dia menarik tubuh Claudia ke dalam pelukannya.

"I love you." Ucap Claudia malu.

"I love you more, Claudia."

Mereka terlelap. Saling berpelukan, menghantar rasa cinta itu masing-masing. Selamanya River tidak akan melepas cinta pertama nya itu lagi. Hanya Claudia yang bisa membuatnya gila. Hanya Claudia perempuan tercantik baginya. Dan hanya Claudia pemilik hati nya.

Claudia LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang