"Bagaimana aku harus membuang kenangan? Jika dirimu selalu berada di dalam ingatan."
~Arion Elvano Adhitama~•••
Arion dan keempat sahabatnya tengah berada di kantin. Walaupun saat ini telah memasuki jam pertama, namun Arion dan keempat sahabatnya masih stay di sana. Mereka memang sengaja membolos. Mereka tidak akan ketahuan guru karena kantin yang mereka tempati ini berada di pojok belakang sekolah.
Arion sedang merokok. Biasanya, cowok itu memang tidak merokok. Namun karena terlalu banyak masalah yang menimpanya akhir-akhir ini membuatnya jadi bertingkah seperti itu. Cowok itu sudah habis 1 kotak rokok. Ia ingin mengambil 1 kotak lagi, namun dicegah oleh Devan. "Gue tau lo lagi banyak masalah, tapi ga gini caranya," ucap Devan.
"Bener, lo juga harus jaga kesehatan diri lo sendiri," lanjut Edzard.
Arion tersenyum miris. "Keluarga gue aja udah ga peduli sama gue,"
"Kita peduli sama lo," ucap Devan.
Arion menatap cowok itu, lalu menatap ketiga sahabatnya yang lain. Ia pun mengusap wajahnya kasar. "Sorry,"
Tak lama kemudian, Keenan mendapat telepon dari seseorang. Ia pun mengangkatnya. "Halo," ucap cowok itu.
"..."
"HAH! YAKIN LO?!"
"..."
"Oke, dimana lo sekarang?"
"..."
"Oke oke, gue sama yg lain ke sana sekarang," ucap Keenan, lalu menutup teleponnya. "Ar, ponsel lo, lo matiin ya?" tanya Keenan pada Arion.
"Iya, kesel gue, nyokap nelpon mulu," balas Arion.
"Raihan, anak kelas 10, nelponin lo dari tadi bambank," kesal Keenan.
"Kenapa emang?" tanya Devan.
"Dia bilang ada pengkhianat yang sekolah di sini," jawab Keenan.
"Yakin lo?" ragu Devan.
"Iya, Raihan sama anak-anak lain udah ngecek ponsel tu pengkhianat. Tapi yang pengkhianat itu hubungi, namanya ga jelas, dia ga ngesave pake nama asli," terang Keenan.
"BANGSAT! DI MANA DIA SEKARANG?!" emosi Arion sambil berdiri dari posisi duduknya.
"Udah dibawa Raihan sama anak-anak lain ke markas. Kita harus ke sana sekarang," jawab Keenan.
Arion dan yang lain segera beranjak meninggalkan kantin. Mereka berjalan menuju parkiran.
"Anjir, kita keluar lewat mana woy? Gerbang utama sama gerbang belakang dikunci!" ucap Alex bingung.
"Pake kunci gue," ucap Arion. Cowok itu lalu berlari menuju pos satpam yang letaknya dekat dengan gerbang utama. "PAK ADA ULAR KOBRA PAK!" teriak Arion.
"HAH?! DI MANA? MANA ULARNYA?!" gagap Pak Eko si satpam sekolah, karena Arion mengagetkannya.
"DI SANA PAK! DI BELAKANG SEKOLAH! DEKET TAMAN!" bohong Arion sambil menunjuk-nunjuk gedung sekolahnya.
"IYA IYA SAYA KE SANA," balas Pak Eko, lalu berlari meninggalkan pos satpam.
Dengan cekatan, Arion membuka gerbang utama. Cowok itu lalu berlari menuju parkiran, mengambil motornya. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya petinggi Vegaz bisa keluar meninggalkan sekolah menuju markas.
♡♡♡
BUGH!
Arion memukul rahang Reza, si pengkhianat. "Siapa yang nyuruh lo?" tanya Arion dengan nada dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA (Telah Terbit)
Teen FictionArion, ketua geng motor VEGAZ. Geng motor yang terkenal hingga se-DKI Jakarta. Arion bersekolah di SMA Gunadhaya, sekolahnya anak-anak elit kalangan atas. Tampan? Sudah pasti. Hidung mancung, kulit putih, rahang tegas, tak lupa sebuah kalung emas pu...