"Jangan pernah berharap segalanya menjadi lebih mudah. Tetapi berharaplah segalanya akan menjadi lebih baik.”
~Edzard Matteo Zidan~•••
2 jam telah berlalu. Akhirnya, Arion dan Shaenette tiba di sebuah jalan yang dikelilingi hutan. Hutan itu tidak sepi, ada beberapa orang yang berlalu lalang di sana.
"Ar, ini di mana?" tanya Shaenette.
"Ikut gue," ajak Arion.
Mereka berdua lalu keluar dari dalam mobil. Kemudian mereka berjalan memasuki hutan itu.
"Lo mau ajak gue ke mana, Ar? Awas lo kalau sampe macem-macem sama gue!" gertak Shaenette.
"Nggak! Elah, siapa juga yang mau macem-macem sama lo?!" bingung Arion.
Shaenette merasa kesulitan berjalan di sana, karena ia menggunakan high heels. Gadis itu tertinggal jauh di belakang Arion. Sedangkan Arion, cowok itu sudah tidak peduli dengan keberadaan Shaenette. Shaenette pun merasa kesal. "ARION!" teriak Shaenette.
Mendengar teriakan Shaenette, Arion pun menoleh ke belakang. "Tungguin gue dong! Lo ga liat gue pake high heels?" kesal Shaenette. Arion berdecak. Cowok itu lalu berjalan balik ke arah Shaenette. Sedetik kemudian, tiba-tiba ia berjongkok membelakangi Shaenette di depan gadis itu.
"Lo ngapain?" tanya Shaenette bingung.
"Cepetan! Naik ke punggung gue!" suruh Arion.
Shaenette berpikir sejenak. Ia ragu akan hal itu. Namun, masa iya ia harus mencopot high heelsnya untuk melewati hutan ini, tentu ia tidak mau. Gadis itu lalu memilih untuk naik ke punggung Arion. Arion pun mengangkatnya.
Saat ini Shaenette tengah digendong oleh Arion. Mereka berjalan memasuki hutan itu. Setelah sampai di dalam hutan, Shaenette kaget. Ternyata, ada beberapa lampu dan juga hiasan yang menghiasi hutan itu.
"Arion, lo tau tempat ini dari mana?" tanya Shaenette.
"Ini tempat favorit gue kalo lagi pengen sendiri. Tempat ini, abang gue yang buat," jawab Arion.
"Abang lo?" heran Shaenette. Ia tidak pernah tahu Arion mempunyai kakak laki-laki.
"Iya, tapi dia udah ga ada sekarang," jawab Arion mengagetkan Shaenette.
"Sorry Ar," Shaenette meminta maaf karena merasa tidak enak.
"Gapapa," santai Arion. Cowok itu menggendong Shaenette melewati hiasan-hiasan itu. Tak lama kemudian, sampailah mereka di tepi hutan. Arion pun menurunkan Shaenette.
"Gila, indah banget," kagum Shaenette.
Di tepi hutan itu, di bawah sana, terdapat kerlap-kerlip lampu perkotaan. Indah sekali. Mereka memang tengah berada di puncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA (Telah Terbit)
Teen FictionArion, ketua geng motor VEGAZ. Geng motor yang terkenal hingga se-DKI Jakarta. Arion bersekolah di SMA Gunadhaya, sekolahnya anak-anak elit kalangan atas. Tampan? Sudah pasti. Hidung mancung, kulit putih, rahang tegas, tak lupa sebuah kalung emas pu...